Perasaan Septian Satria Bagaskara benar-benar campur aduk setelah mencetak dua gol ke gawang PSS Sleman di pekan 22 Liga 1, Rabu lalu (2/1). Gol tersebut bukan saja mengantarkan Macan Putih meraih tiga poin. Itu juga menjadi penanda kembalinya sang bomber setelah sempat mandul selama 21 pekan.
Karena itu, begitu menceploskan gol perdananya lewat sundulan, Bagaskara tak kuasa membendung air mata. Lewat layar kaca, pemain 24 tahun itu terlihat menangis sesenggukan sembari dipeluk rekan-rekannya. “Saya bahagia sekali. Dua gol kemarin (Rabu) sangat berarti buat saya,” ungkapnya.
Di awal kompetisi, Bagaskara memang sempat digadang-gadang menjadi striker lokal jempolan. Maklum, catatan golnya bersama Persik di Liga 3 dan Liga 2 terbilang luar biasa. Di dua kompetisi tersebut, pemain asli Semampir, Kota Kediri itu menorehkan total 37 gol.
Bahkan, di awal tahun lalu, Bagaskara beberapa kali mendapat panggilan training camp (TC) Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong (STY). Tak heran kemudian Persikmania memberikan ekspektasi lebih kepada pemain nomor punggung 10 itu.
Namun, beberapa kali diturunkan, Bagaskara tak kunjung menemukan kesuburan seperti di Liga 2. Baik di era Joko Susilo, pelatih karteker Alfiat dan Javier Roca. Kebuntuan tersebut akhirnya pecah setelah pemain jebolan SSB Triple’s itu diturunkan sebagai pemain pengganti di menit ke-56.
Bagaskara telah menjawab keraguan publik terhadap kemampuannya. Dia mengaku mencetak gol di Liga 1 adalah cita-citanya. “Alhamdulillah saya bisa mewujudkannya. Di tengah pertandingan dengan tensi panas, saya bisa mencetak gol di kompetisi resmi,” katanya.
Selama mengalami masa sulit mencetak gol, Bagaskara terus mengasah instingnya. Dukungan suporter juga sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan dirinya. “Saya ucapkan terima kasih kepada Persikmania yang selalu memberikan dukungan kepada kami,” ujar Bagaskara. (rq/fud)