KEDIRI, JP Radar Kediri – Upaya peningkatan mutu layanan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tentu membutuhkan peran dan upaya bersama dengan para pemangku kepentingan dan mitra BPJS Kesehatan, terutama yang berinteraksi langsung dengan peserta JKN. Salah satunya Apotek yang telah menjadi mitra BPJS Kesehatan sebagai penyediaan obat bagi peserta Program Rujuk Balik (PRB).
Seperti Apotek K24 Ngronggo Kediri yang berkomitmen 24 jam menyediakan obat bagi peserta PRB. Penanggung jawab Apotek K24 Ngronggo Kediri, Malahayati (40) mengatakan sejak 2013 menjadi mitra, Apotek K24 Ngronggo Kediri bangga menjadi bagian dari Program JKN. Dari segi sosial, keputusannya untuk bekerjasama dengan BPJS Kesehatan agar peserta JKN tidak perlu pergi jauh ke kota untuk mendapatkan obat JKN.
“Tentu kami bangga jadi bagian dari JKN, karena sekarang tidak mudah kan jadi mitra BPJS Kesehatan. Kalau dari segi sosial, dulu saya berpikir daripada peserta jauh-jauh ke kota untuk dapat layanan obat JKN, kalau bisa apotek saya harus bisa jadi pintu gerbang dahulu. Dengan menjadi mitra BPJS Kesehatan, orang biar tahu Apotek saya yang posisinya dipinggir kota, tetapi obatnya lengkap, buka 24 jam, jadi peserta JKN bisa mengambil obat jam berapa pun,” ujar wanita yang akrab dipanggil Maya ini.
Sedangkan dari segi pelayanan, Apotek K24 membuat grup Whatsapp dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk pemetaan kebutuhan dan grup khusus dengan peserta PRB sesuai FKTP pemetaan tersebut. Ini dilakukan untuk memudahkan koordinasi terkait penyediaan obat.
Maya mengatakan, grup koordinasi ini sebagai langkah yang bertujuan untuk peningkatan pelayanan. Selain koordinasi tentang penyediaan obat, peserta tidak perlu menunggu lama di apotek, obat bisa diantar ke rumah peserta setelah melalui skrining persyaratan secara langsung supaya bisa dikonfirmasi kepada peserta apabila ada yang tidak jelas atau tidak sesuai.
“Kami ada grup koordinasi dengan peserta terkait jadwal pengambilan obat, misal konsultasi, misal mau ambil obat sebelum waktunya, atau yang sudah terlewat waktu ambilnya. Bisa antar obat juga kalau peserta tidak bisa menunggu lama, tetapi penyerahan resep tetap harus ke Apotek dulu, kadang ada persyaratan yang tidak terbaca, jadi kita harus konfirmasi ke peserta. Kalau sudah sesuai, resep bisa ditinggal, tinggal menunggu obatnya, obat bisa diantar ke rumah peserta. Jadi kami lebih dekat ke peserta, orientasinya lebih ke pelayanan,” ucapnya.
Dirinya menyebut, nantinya ia ingin mengajak FKTP untuk berkolaborasi secara langsung saat kegiatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) dilaksanakan di FKTP. Peserta bisa langsung mengambil obat tanpa harus ke Apotek. Tidak hanya itu, Maya juga ingin nantinya ada antrean online di Apotek, peserta ke Apotek tinggal mengambil obat, jadi mempersingkat waktu tunggu.
“Sempat ada pemikiran ketika kegiatan Prolanis di FKTP, bisa sekalian Apotek ikut disitu, jadi pasien tidak perlu ribet dari FKTP ke Apotek, satu tujuan semua dapat, ya diperiksa, ya dicek lab, dapat obat sekalian. Mungkin nantinya ada antrean online. Sampai sekarang belum ada, karena antara aplikasi di FKTP dan Apotek belum tersambung, jadi kita harus cek dulu, terutama keaktifan peserta,” terangnya.
Terakhir, Maya mengajak Apotek lain agar mengutamakan kesiapan dan kesanggupan penyediaan obat untuk peserta, sehingga tidak ada lagi kekosongan obat atau sampai berutang stok obat ke peserta. Menurutnya, itu merupakan komitmen ketika menjadi mitra BPJS Kesehatan. Selain itu, pelayanan yang baik dan memuaskan adalah kunci pertama.
“Dengan obat bisa lengkap, jumlahnya cukup, tidak sampai berutang obat ke pasien itu komitmen, jadi harus siap penyediaannya. Pelayanan yang baik dan pelayanan yang memuaskan itu kunci pertama dari penyediaan obat. Jadi misal sampai harus beli stok regular pun dengan harga yang berlipat-lipat ya kita ambil saja, pokoknya peserta jangan sampai tidak dapat obat, apalagi putus obat,” pungkasnya.