KEDIRI, JP Radar Kediri – Kehadiran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah memberikan kepada jutaan masyarakat Indonesia, salah satunya Sokhifatul Dewi Maslikah (37). Warga Kabupaten Kediri ini mengidap penyakit jantung sejak 11 tahun lalu. Sebagai buruh cuci, terkadang juga memijat orang, atau menjahit baju seadanya, Sokhifatul bersyukur pemerintah memberinya mendaftarkan dirinya sebagai peserta JKN.
“Alhamdulillah JKN membantu orang yang tidak mampu. Kadang kan kita punya uang, kadang kan tidak. Ketika kita sakit tidak mungkin mencari uang. Seperti saya ini punya sakit jantung. Masa mau berobat masih mencari uang dulu, ya kemungkinan besar tidak tertolong,” ujarnya.
Sambil sesekali melihat ke arah jarum infus yang ada di salah satu tangannya, ibu empat orang putra ini mengaku sudah dua kali ini menjalani rawat inap akibat penyakit jantungnya yang kambuh. Selama ini ketika merasa sakit, ia hanya memeriksakannya di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdaftarnya.
“Rawat inap sudah dua kali ini karena sakit jantung kambuh. Yang pertama kalau tidak salah tahun 2013, yang kedua sekarang ini. Ini sudah rawat inap selama enam hari. Selama ini kalau sakit ya ke Puskesmas, kalau tidak sakit ya tidak periksa. Tidak konsumsi obat juga, ya pada saat sakit saja,” jelasnya.
Tidak hanya untuk perawatan penyakit jantungnya, Sokhifatul mengaku pernah menggunakan JKN untuk operasi amandel. Seluruh biaya perawatannya gratis. Walaupun sebagai peserta JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI), ia tidak pernah merasa dibedakan dengan peserta segmen lain, maupun pasien umum. Seperti mengantre, baginya itu hal yang biasa, sebab banyak yang membutuhkan layanan kesehatan, tidak hanya dirinya.
“Saya pernah operasi amandel tahun 2018. Pakai JKN gratis, tidak ada biaya sama sekali. Pelayanannya juga sama saja, seperti pasien umum, tidak ada bedanya. Saya dilayani dengan baik. Biasa lah kalau harus menunggu, antre tidak masalah, memang kita membutuhkan layanan kesehatan, yang lain juga membutuhkan, sama,” tegasnya.
Seandainya tidak ada JKN, Sokhifatul mungkin akan menjual rumahnya, dan lebih lagi ia bisa jadi tidak tertolong. Ia berpesan kepada masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta JKN agar segera mendaftar, sebab tidak selamanya akan sehat terus. Tidak lupa, ia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah yang telah menjamin kesehatannya melalui JKN.
“Seharusnya dari jauh-jauh hari sudah memikirkan kedepannya bagaimana. Tidak mungkin kita sehat terus. Ya seharusnya daftar JKN. Kalau tidak mampu, kan bisa mengajukan ke Pemerintah. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada Pemerintah. Kita rakyat biasa-biasa ini merasakan enaknya sakit tidak membayar. Apapun dilayani, dan tidak dibeda-bedakan,” pungkasnya sambil tersenyum.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.