Alva Roji tak pernah menyangka jika kepiawaiannya menari cucuk lampah bisa jadi tumpuan hidup. Tak hanya meraih banyak prestasi level regional dan nasional, siswa SMK Penerbangan Angkasa ini juga membiayai sekolah dari hasil keringatnya itu.
Tiga tahun menjadi penari cucuk lampah, tidak pernah terbayang dalam benak Alva Roji jika pekerjaan itu belakangan menjadi tumpuan hidupnya. “Saya juga tidak menyangka akan begini (jadi spesialis penari cucuk lampah, Red),” kata pemuda asal Desa Maduretno, Kecamatan Papar itu menceritakan ihwal pekerjaannya sebagai penari, Senin (23/1) lalu.
Adalah tari Panji Laras yang dibawakannya pada HUT Kabupaten Kediri 2019 lalu yang membuatnya langsung jatuh cinta pada dunia seni gerak berirama itu. Kala itu, Alva yang masih duduk di bangku SMPN 1 Papar ditunjuk oleh sekolah untuk menarikan Panji Laras.
Intensitas latihan yang sering membuatnya langsung menyukai seni tari. Selepas pertunjukan yang disaksikan oleh ribuan orang itu, pemuda yang kini berusia 19 tahun itu langsung tertarik untuk memperdalam tari. “Saya langsung belajar menari ke sanggar di Papar dan Kepung. Sempat ditentang orang tua juga,” lanjutnya tentang seni yang banyak digeluti oleh perempuan itu.
Kadung cinta, Alva pun berkeras. Bahkan, belakangan dia lebih intens belajar di sanggar tari di Kepung. Meski jauh dari rumah, dia tetap semangat latihan. Cucuk lampah merupakan salah satu tarian yang digelutinya.
Rupanya, pilihan Alva tiga tahun silam tidak salah. Belakangan, tari yang menonjolkan kelembutan dan gerakan lemah gemulai itu tidak hanya mendatangkan prestasi. Melainkan juga mendatangkan cuan bagi dirinya. “Saya membiayai sekolah (di SMK Penerbangan Angkasa, Red) juga dari hasil menari,” tuturnya.
Membawakan karakter Rama di tari cucuk lampah, Alva memang mampu tampil memikat. Dari video yang diperlihatkannya kepada Jawa Pos Radar Kediri, siswa jurusan teknisi mesin dan kelistrikan SMK Penerbangan Angkasa itu mampu dengan gemulai menari cucuk lampah. Tiap gerakan bisa selaras dengan tabuhan gamelan yang mengalun pelan. Ditambah make up dan kostum yang sesuai, penampilannya di tiap acara wedding dan seremonial lain mampu memukau penonton.
“Job banyak datang saat musim perkawinan. Bulan Besar itu kadang sampai menolak karena jadwalnya bareng,” kenangnya. Tari cucuk lampah memang dipercaya sebagai tolak bala. Mengusir kesialan atau gangguan yang mungkin datang. Karenanya, pernikahan yang menggunakan adat Jawa sering kali menggunakan tari cucuk lampah untuk memandu pengantin ke pelaminan.
Khusus untuk bulan Zulhijah, dia bisa meraup Rp 5 juta dalam sebulan. Jumlah itu jauh lebih besar dibanding hari-hari biasa. Dia pun bisa mendapat job hingga belasan kali.
Di Kediri Raya, nama Alva memang sudah banyak dikenal oleh wedding organizer. Setiap kali pentas, dia mendapat bayaran yang beragam. Mulai Rp 250 ribu, Rp 500 ribu, hingga yang paling mahal Rp 2,3 juta. “Semuanya saya tabung untuk biaya sekolah,” tuturnya.
Biaya untuk sekolah menjadi teknisi pesawat memang tidaklah murah. Dalam setahun, sedikitnya dia harus membayar Rp 5 juta. Itu belum termasuk biaya kos dan makan sehari-hari.
Melihat ibunya yang bekerja sebagai penjual jamu keliling, pemuda berambut ikal ini menyadari jika dia tidak akan mungkin mampu membiayai. Karenanya, Alva menggunakan tabungannya untuk biaya sekolah.
Beruntung, selain piawai menari Alva juga pandai untuk merias diri. Sehingga, kini setiap kali tampil dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya make up dan menyewa kostum. “Kostum saya juga sudah punya,” paparnya.
Belakangan, keahlian make up Alva juga membuatnya mendapat cuan tambahan. Keahlian merias diri secara otodidak itu juga membuatnya mendapat job lamaran, wisuda, dan event lainnya.
Pemuda yang sempat bercita-cita menjadi pilot ini semakin senang karena keahliannya menari tidak hanya mendatangkan uang. Melainkan juga banyak prestasi. Beberapa ajang tari tingkat nasional berada dalam genggamannya. Di antaranya, Juara 3 Lomba Tari Tradisional Tingkat Nasional untuk pelajar SMA. Kemudian, sejumlah kejuaraan tingkat Jawa Timur juga sudah pernah diraihnya.
Dengan berbagai capaian itu, Alva bertekad untuk terus mengembangkan kemampuannya menari. Bahkan, dia juga mengembangkan keahlian lainnya, misalnya menjadi Master of Ceremony atau MC. “Saya harus terus belajar,” tegas pemuda yang bertekad untuk menjadi penari profesional itu.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.