KOTA, JP Radar Kediri – Beberapa klub Liga 1 menyatakan bubar. Setelah Madura United, terbaru giliran Persipura Jayapura. Mereka membubarkan tim karena kompetisi tidak kunjung digelar. Namun begitu, Persik Kediri tidak mengikuti langkah tersebut.
Media Officer Persik Kediri Anwar Bahar Basalamah mengatakan, pihaknya tidak mengenal istilah bubar seperti beberapa tim lainnya. Meskipun sebenarnya pembubaran tersebut diartikan sebagai meliburkan aktivitas tim. “Kami tidak bubar. Karena kata tersebut konotosinya lebih ke berhentinya semua aktivitas klub atau perusahaan,” ujarnya.
Karena pengelolaan klub saat ini di bawah swasta yang berbadan hukum, menurutnya, istilah pembubaran tim kurang tepat dipakai. Persik lebih memilih meliburkan aktivitas latihan tim. “Sementara aktivitas manajerial dan manajemen tidak berhenti. Karena itulah, kami tidak menggunakan kata bubar,” ungkapnya.
Selama libur kompetisi, lanjut dia, manajemen tetap bekerja. Salah satunya adalah menyewakan lapangan Stadion Brawijaya untuk menambah pundi-pundi pendapatan klub. Selain itu, klub juga aktif menggenjot media digital seperti Youtube dan Instagram (IG).
Basalamah berharap, kompetisi segera diputar kembali. Sehingga klub bisa mempersiapkan tim dan bisnis sepak bola bergulir lagi. “Sampai sekarang kami masih menunggu keputusan dari PSSI dan PT LIB (Liga Indoenesia Baru),” ungkapnya.
Selama masih menunggu kepastian, pemain masih diliburkan. Mereka tetap berlatih secara mandiri. Selain di rumah, pemain juga menjaga kondisi dengan bermain sepak bola di kampung. Beberapa pemain yang kerap memposting aktivitasnya bermain bola adalah Antoni Putro Nugroho, Adi Eko Jayanto, Eka Sama Adi Prasetya dan Fajar Setya Jaya. (tar/fud)