
Sumiatun Mengaku Tertekan dan Kalut
Ungkapkan Alasan Membunuh Bayinya
31 Oktober 2019, 15: 11: 13 WIB | editor : Adi Nugroho
31 Oktober 2019, 15: 11: 13 WIB | editor : Adi Nugroho
TERISAK:Sumiatun menahan tangis selama persidangan dengan agenda pemeriksaan terdakwa di ruang Cakra PN Nganjuk, kemarin. (Andhika Attar - radarkediri.id)
NGANJUK, JP Radar Nganjuk- Sumiatun, 27, terus terisak saat menjelaskan alasannya membunuh bayi perempuannya, di hadapan majelis hakim PN Nganjuk, kemarin. Ia berdalih melakukan hal keji itu karena banyak hal. Mulai merasa kalut, tertekan, hingga alasan berbau mistis.
Sumiatun berdalih hubungan yang kurang harmonis dengan Imam Shodiq, 27, suaminya, menjadi salah satu alasan ia membunuh bayinya. “Saya emosi. Pikiran saya campur aduk. Saya merasa tertekan dengan suasana suami saya dan keluarganya,” dalih perempuan kelahiran Sampang, Madura itu.
Ia mengaku sering menjadi sasaran suaminya jika sedang emosi. Tak hanya sering bertengkar, Sumiatun sering mengalami kekerasan yang dilakukan Imam. Bahkan, tak hanya dengan suaminya. Rasa tidak nyaman itu pun diklaim Sumiatun juga disebabkan oleh keluarga Imam.
Keduanya memang tinggal bersama di sebuah rumah di jalan WR Monginsidi, Kelurahan Payaman, Nganjuk bersama adik dan kakak ipar Imam. “Pernah waktu saya bertengkar dengan suami, adik iparnya ikut campur,” bebernya.
Saat didesak, Sumiatun tak hanya mengaku sedang kalut saja. Namun ia seperti melihat sesosok makhluk halus pada malam berdarah tersebut. “Saya seperti melihat sesosok perempuan dengan baju putih panjang di kamar,” klaimnya.
Sontak, banyak pengunjung persidangan yang tercengang dengan pernyataan Sumiatun. Selain itu, kekesalan Sumiatun juga diklaim akibat Imam sering asyik bermain gawai. Terutama berjejaring di Facebook.
Meski tidak dapat memastikan apakah ada wanita lain. Namun ia menduganya seperti itu. “(Imam) kalau main HP pasti senyum-senyum sendiri,” imbuhnya.
Meski dilatarbelakangi ketidakharmonisan keluarga, namun majelis hakim tetap mendesak Sumiatun. Terlebih untuk mengetahui alasan ia tega membunuh jabang bayi yang baru dilahirkannya itu. Pasalnya, meski berdalih emosi dan tertekan, perbuatannya membunuh bayi tetap sesuatu yang keji.
Dalam persidangan kali ini, Sumiatun juga mengaku bahwa plasenta bayi tidak dipotong menggunakan gunting. Melainkan ditarik begitu saja hingga putus. Sebelumnya, tim kesehatan sempat curiga dengan bentuk potongan plasenta. Pasalnya tidak rapi seperti jika digunting.
Meskipun perbuatannya sangat keji dan di luar nalar, Sumiatun mengaku sangat menyesal. “Saya sangat menyesal. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi,” tutupnya di akhir pemeriksaan terdakwa.
(rk/rq/die/JPR)