PUNCU, JP Radar Kediri– Angka stunting di Kecamatan Puncu masih tinggi. Melebihi target yang ditetapkan Pemkab Kediri. Sehingga memerlukan perhatian khusus. “Kita punya PR (pekerjaan rumah) sekitar 2 persenan agar memenuhi target Masbup (Bupati Kediri),” ungkap Kepala UPTD Puskesmas Puncu Sri Wahyuni.
Dari data yang dipaparkan, angka stunting di Puncu 12,7 persen. Sementara, target yang ditetapkan bupati 10 persen. Jadi masih ada beban sebanyak 2,7 persen. “Salah satu penyebab tingginya stunting lantaran pola asuh yang salah,” ungkap Yuni.
Di lantas memberi contoh, banyak orang tua yang tidak memberi makanan bergizi pada anaknya. Padahal mereka masih bisa membeli barang-barang lain seperti gawai. Selain itu, beban stunting juga diakibatkan pernikahan dini yang sering terjadi di Puncu. Di samping itu, yang hamil di usia dini biasanya berusaha menyembunyikan kehamilannya. Sehingga kesehatan janin diabaikan.
“Di KUA itu banyak yang meminta dispensasi nikah Mbak,” kata perempuan asal Kecamatan Pare tersebut.
Dalam upaya penurunan stunting, Yuni mengatakan, ada beberapa langkah. Salah satunya memantau warga datang atau tidak dalam kegiatan posyandu. Selain itu, dari puskesmas juga berupaya mencegah stunting. “Nanti ada gerakan minum pil penambah darah untuk siswa SMP atau sederajat,” imbuh Ahli Gizi UPTD Puskesmas Puncu Nikmatu Khofifa.
Langkah selanjutnya, menurut dia, adalah memberikan edukasi terhadap remaja putri dengan mendatangi sekolah-sekolah. Nantinya, mereka diberi edukasi terkait kesehatan reproduksi. “Kita berusaha mengurangi dengan cara sedini mungkin,” tutur Yuni.(c2/ndr)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.