NGANJUK-Agustus ini sejumlah proyek di Kabupaten Nganjuk mulai digarap. Termasuk, pembangunan jembatan Ngrandu dan sejumlah jembatan rusak lainnya. Agar tidak terulang kasus keterlambatan proyek seperti tahun lalu, pemkab mengingatkan rekanan agar bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal.
Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Nganjuk Agoes Soebagijo mengatakan, pihaknya sudah menegaskan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) untuk memaksimalkan pengawasan proyek. “Sudah diingatkan agar tidak ada lagi proyek yang molor,” kata Agoes.
Lebih lanjut Agoes mengatakan, agar proyek tidak molor, perencanaan proyek harus matang. Tidak hanya itu, selama pelaksanaan pengawasan proyek juga harus dimaksimalkan. Sehingga, realisasinya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Jika hal tersebut dipatuhi, Agoes optimistis tidak ada proyek yang pengerjaannya molor. “Tentang waktu pelaksanaan harus jadi perhatian. Kami juga sering menegaskan hal ini kepada OPD,” urainya.
Pantauan koran ini, salah satu proyek yang mulai dikerjakan Agustus ini adalah rehabilitasi jembatan Ngrandu di Desa Mlorah, Kecamatan Rejoso. Jembatan selebar sekitar 10 meter yang tiang pancangnya rusak itu mulai dibongkar.
Rekanan mulai memasang paku bumi untuk pembuatan tiang pancang. Hingga Jumat (18/8) lalu, setidaknya sudah ada belasan paku bumi yang dipasang di lokasi proyek senilai Rp 3 miliar itu. Di lokasi proyek masih ada 39 paku bumi yang harus dipasang sebelum membuat tiang pancang dan fondasi jembatan.
Sunyadi, warga setempat mengatakan, proyek pembangunan jembatan mulai digarap sejak Juli lalu. “Jembatan sudah rusak sejak tahun lalu, tetapi baru diperbaiki tahun ini,” kata pria berusia 41 tahun itu.
Lebih lanjut Sunyadi mengatakan, jembatan Ngrandu merupakan jembatan peninggalan Belanda. Sepengetahuannya, baru direhab dua kali. Yang terakhir, jembatan sempat dibangun pada 1978 lalu.
Selama proses pengerjaan proyek, kendaraan roda empat tidak bisa melintas di sana. Hanya kendaraan roda dua saja yang bisa melewati lokasi tersebut.
Rekanan pelaksana proyek membuat jembatan dari bambu agar sepeda motor dan sepeda pancal bisa melintas di sana. Untuk bisa melewati jembatan selebar sekitar 1,5 meter itu, warga dari arah utara dan selatan harus bergantian.
Untuk diketahui, tahun ini Pemkab Nganjuk menganggarkan total Rp 15,050 miliar untuk merehabilitasi total 12 titik jembatan. Proyek-proyek inilah yang diwanti-wanti agar tidak terlambat pengerjaannya. Sebab, dikhawatirkan bisa menimbulkan masalah hukum di belakang hari.