KOTA, JP Radar Kediri-Proyek tol Kediri-Tulungagung dipastikan akan membuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Klotok 3 terdampak. Meski hingga minggu ketiga Oktober ini belum ada kepastian tentang lokasi pengganti, lokasi bangunan TPA baru disebut tidak akan jauh dari tiga kompleks TPA tersebut. Yakni, di sebelah barat TPA 3.
Sumber koran ini menyebutkan, lahan di sebelah barat TPA 3 itu sudah dijajaki sejak lama. “Bukan hanya karena terdampak tol baru-baru ini,” ujarnya.
Masih menurut sumber tersebut, pada 2018 lalu pemkot pernah menganggarkan sekitar Rp 7,5 miliar untuk pembangunan TPA 3 pengganti. Penganggaran itu dilakukan karena hitungan dinas lingkungan hidup, kebersihan, dan pertamanan (DLHKP), TPA 3 yang beroperasi sejak awal 2020 lalu sudah overload tahun depan.
Sayangnya, pengadaan lahan beberapa tahun lalu belum bisa direalisasikan. Meski, beberapa pemilik lahan di dekat TPA sudah menyatakan bersedia melepas tanahnya. “Tidak bisa terealisasi karena tidak sesuai RTRW (rencana tata ruang wilayah, Red),” lanjut sumber di Pemkot Kediri yang mewanti-wanti namanya tak dikorankan.
Masih menurut ASN tersebut, dalam pembicaraan dengan pengembang tol, lahan di sebelah barat TPA 3 itu sudah dipaparkan. Luas yang dibutuhkan sekitar 4,5 hektare. Terkait kelanjutannya, pegawai yang berdinas di luar DLHKP itu mengaku tidak mengikuti lebih jauh.
Terpisah, Kepala DLHKP Kota Kediri Anang Kurniawan mengatakan, hingga akhir Oktober ini pihaknya belum diajak bicara terkait lahan pengganti TPA. “Sampai kemarin belum ada perkembangan,” jelasnya.
Meski belum ada pembicaraan lebih lanjut, Anang menyebut pemkot sudah menegaskan agar saat proyek tol direalisasikan, TPA 3 pengganti sudah siap. Terkait teknisnya, pria berkepala pelontos itu menjelaskan jika pengembang bisa melakukan penyesuaian.
Walaupun proyek tol dimulai pada Januari 2022, menurut Anang titik yang akan digarap belum diketahui. “Mana yang dimulai lebih dulu belum tahu. Ya nanti untuk TPA harus sudah dibangunkan tempat baru sebelum proyek dimulai,” tegasnya sembari menyebut zona timbun sampah dan sarana pendukung di sana akan terkena jalan tol.
Apakah TPA 3 pengganti akan terletak di sebelah barat bangunan lama? Ditanya demikian, Anang mengaku belum mengetahuinya. Sebab, pengadaan lahan TPA pengganti diserahkan kepada pengembang. “Kami menunggu perkembangan dari pengembang tol,” elaknya.
Sementara itu, DPRD Kota Kediri meminta pemkot mendesak pengembang agar segera mencarikan lahan pengganti TPA Klotok 3 sebelum proyek dimulai. “Jangan sampai operasional pengangkutan sampah terganggu akibat pembangunan tol,” kata Ayub Wahyu Hidayatullah, anggota Komisi C DPRD Kota Kediri.
Lebih jauh Ayub menjelaskan, jika operasional pengangkutan sampah macet, ada 150 ton sampah tiap harinya yang berpotensi menjadi masalah baru. Karenanya, kemungkinan tersebut harus segera diantisipasi.
Seperti diberitakan, sebelumnya DPRD mengundang beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) dalam rapat dengar pendapat (RDP) gabungan membahas tol. Dalam kesempatan itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kediri Bagus Alit menyebut belum ada progres berarti dalam proyek tol.
Melainkan baru sebatas proyek analisa dampak lingkungan (amdal) dan basic design. Adapun detail engineering design masih belum dibuat. Salah satu penyebabnya, pemkot masih menunggu evaluasi perda RTRW yang sekarang berada di pusat. Kondisi tersebut membuat pemkot belum bisa memberi penjelasan menyeluruh tentang rencana proyek strategis nasional tersebut. (rq/ut)