KEDIRI, JP Radar Kediri– Menteri Sosial Tri Rismaharini mengecek pelaksanaan operasi katarak di RSUD SLG, kemarin. Bersama Bupati Hanindhito Himawan Pramana, mantan Wali Kota Surabaya itu menyemangati para pasien yang kemarin menunggu giliran masuk ruang operasi. Keberadaan Vendra Tricahya, 6, yang ikut antre langsung menyedot perhatian perempuan asli Kediri itu.
Perhatian Risma tak lepas dari faktor penyebab katarak yang mayoritas karena usia. Karenanya, Vendra yang terlihat antre bersama para lansia itu langsung jadi perhatian. Apalagi, bocah asal Desa Sukomoro, Papar itu antre bersama Sutami, 42, sang ibu yang juga terkena katarak. “Lho, ibu (Sutami, Red) juga matanya kena (katarak, Red)?” tanya Risma.
Di depan ibu dan anak itu, Risma mengungkapkan keprihatinannya. Menurutnya katarak yang tidak ditangani serius bisa mengakibatkan kebutaan. Karenanya, operasi katarak seperti di RSUD SLG kemarin menurutnya memang mendesak dilakukan untuk langkah pencegahan.
“Saya berharap operasi katarak (di RSUD SLG, Red) bisa selesai sebelum puasa,” lanjutnya sembari meminta pasien yang baru mengikuti operasi katarak juga harus menjaga diri dan membatasi aktivitas agar tidak terkena infeksi.
Melihat banyaknya warga yang antre, perempuan berusia 62 tahun itu juga berusaha menyemangati. “Mboten sakit kok Pak, Bu,” tuturnya sembari meminta rumah sakit memberi pelayanan terbaik agar calon pasien tak mengantre lama. Dia memastikan para pasien tidak stres jelang operasi.
Terpisah, Bupati Hanindhito Himawan Pramana berterima kasih karena Risma bersedia mengecek pelaksanaan operasi katarak di Kediri. “Belum sampai sebulan saya datang ke kantor beliau, kegiatan operasi katarak gratis ini bisa terealisasi,” ucap bupati berusia 30 tahun itu.
Lebih jauh Dhito menjelaskan, total ada lebih dari 300 warga yang akan mengikuti operasi katarak. Agar antrean tidak terlalu panjang, pria yang tengah menunggu kelahiran anak keduanya itu meminta agar jumlah pasien yang mengikuti operasi dibatasi. “Jumlahnya hanya 70 orang sehari,” tegasnya.
Tidak hanya itu, pria yang gemar naik vespa ini juga meminta dinas kesehatan berkerja sama dengan semua rumah sakit (RS). Termasuk RS di Kota Kediri agar operasi bisa berjalan lebih cepat lagi.
Terpisah Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Kediri dr Bambang Triyono yang dikonfirmasi tentang anak-anak yang terkena katarak menyebut hal itu karena bawaan dari lahir. “Bisa disebabkan karena infeksi. Terjadi ketika ibu hamil sehingga menimbulkkan katarak. Atau didapat karena jatuh yang mengenai mata, namanya katarak traumatik,” terang Bambang memastikan katarak bukan penyakit keturunan.
Lebih jauh Bambang menyebut operasi katarak hanya sekitar 30 menit.
“Kesembuhannya 90 persen,” terang Bambang meminta agar setelah operasi tidak ada tekanan di bola mata yang meningkat.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.