31 C
Kediri
Thursday, March 23, 2023

Tarif Retribusi Pasar Pahing Naik, Ini Kekecewaan Pedagang

- Advertisement -

KOTA, JP Radar Kediri– Sejumlah pedagang Pasar Pahing kecewa dengan kenaikan tarif retribusi lapak. Sebab, terjadi secara tiba-tiba. Tanpa ada pemberitahuan dan pembahasan sebelumnya. Hingga kemarin, pedagang harus membayar rata-rata 1.000 lebih mahal dari biasanya. “Sudah sekitar sebulan yang lalu naiknya,” ujar Upik, 45, pedagang makanan di area pasar lantai 1.

Untuk satu lapak seluas 1,5 x 1,5 meter, Upik sekarang harus membayar Rp 2 ribu per hari. Sebelumnya, dia hanya ditarik Rp 1.000. Karena dia memiliki dua lapak, maka tiap bulan uang retribusi yang dikeluarkannya mencapai Rp 120 ribu.

“Yang tidak ditempati seperti itu (menunjuk lapak di sampingnya) juga wajib tetap bayar. Kalau enggak nanti ditempati yang lain,” tambah perempuan asal Kelurahan Banaran, Kecamatan Pesantren tersebut.

Upik menambahkan, kenaikan retribusi terjadi secara tiba-tiba. Tanpa pembahasan terlebih dahulu bersama para pedagang. Meski kecewa, dia mengaku, hanya bisa pasrah. “Tiba-tiba ada pemberitahuan karcis naik. Ya sudah, mau gimana lagi. Daripada nggak bisa jualan,” akunya.

Baca Juga :  Pedagang Pasar Kertosono Resah

Adapun biaya retribusi berbeda tiap pedagang, tergantung asetnya. Lestari, salah satu pedagang di kios sepatu, mengatakan, biaya retribusi untuk kiosnya naik menjadi Rp 4.500. Itu juga naik seribu dari yang sebelumnya Rp 3.500.

- Advertisement -

“Sudah ada dua minggu ini naiknya,” ujar perempuan pemilik dua kios yang dijadikan satu itu.

Belakangan, kenaikan biaya retribusi lapak berbanding terbalik dengan minat konsumen. Jika dulu pedagang rata-rata bisa berjualan hingga sore, kini hanya sampai tengah hari saja. Sebab, pasar semakin sepi. Terlebih jika turun hujan, tak jarang pedagang harus menutup lapaknya lebih awal.

“Sepi, Mbak. Apalagi setelah corona itu saja saya sudah jualan sendiri di sini. Nggak bisa bayar karyawan,” keluh Lestari.

Baca Juga :  Menyesal Pernah Golput kala Pemilu

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Operasional Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jayabaya Haryono mengatakan, kenaikan biaya retribusi lapak pedagang dilakukan guna menyesuaikan dengan biaya operasional pasar yang juga naik. Termasuk dengan biaya tidak terduga, seperti ambruknya atap Pasar Pahing beberapa waktu lalu. “Dan tarif ini masih relatif lebih murah dibanding pasar di wilayah kita yang pengelolaannya masih di bawah dinas,” terangnya.

Namun demikian, Haryono mengatakan, masih banyak pedagang yang belum membayar sesuai kebijakan tarif yang diberlakukan. Menanggapi hal itu, pihaknya akan menyampaikan pemberitahuan kepada pedagang. “Tercatat di rincian kurang bayar dan nanti akan tetap ditagihkan. Akan kami surati (pedagangnya),” tegas dia. (c4/ndr)

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

- Advertisement -

KOTA, JP Radar Kediri– Sejumlah pedagang Pasar Pahing kecewa dengan kenaikan tarif retribusi lapak. Sebab, terjadi secara tiba-tiba. Tanpa ada pemberitahuan dan pembahasan sebelumnya. Hingga kemarin, pedagang harus membayar rata-rata 1.000 lebih mahal dari biasanya. “Sudah sekitar sebulan yang lalu naiknya,” ujar Upik, 45, pedagang makanan di area pasar lantai 1.

Untuk satu lapak seluas 1,5 x 1,5 meter, Upik sekarang harus membayar Rp 2 ribu per hari. Sebelumnya, dia hanya ditarik Rp 1.000. Karena dia memiliki dua lapak, maka tiap bulan uang retribusi yang dikeluarkannya mencapai Rp 120 ribu.

“Yang tidak ditempati seperti itu (menunjuk lapak di sampingnya) juga wajib tetap bayar. Kalau enggak nanti ditempati yang lain,” tambah perempuan asal Kelurahan Banaran, Kecamatan Pesantren tersebut.

Upik menambahkan, kenaikan retribusi terjadi secara tiba-tiba. Tanpa pembahasan terlebih dahulu bersama para pedagang. Meski kecewa, dia mengaku, hanya bisa pasrah. “Tiba-tiba ada pemberitahuan karcis naik. Ya sudah, mau gimana lagi. Daripada nggak bisa jualan,” akunya.

Baca Juga :  Banjir Nganjuk: Belasan Desa di Lima Kecamatan Terendam, Ini Titiknya

Adapun biaya retribusi berbeda tiap pedagang, tergantung asetnya. Lestari, salah satu pedagang di kios sepatu, mengatakan, biaya retribusi untuk kiosnya naik menjadi Rp 4.500. Itu juga naik seribu dari yang sebelumnya Rp 3.500.

“Sudah ada dua minggu ini naiknya,” ujar perempuan pemilik dua kios yang dijadikan satu itu.

Belakangan, kenaikan biaya retribusi lapak berbanding terbalik dengan minat konsumen. Jika dulu pedagang rata-rata bisa berjualan hingga sore, kini hanya sampai tengah hari saja. Sebab, pasar semakin sepi. Terlebih jika turun hujan, tak jarang pedagang harus menutup lapaknya lebih awal.

“Sepi, Mbak. Apalagi setelah corona itu saja saya sudah jualan sendiri di sini. Nggak bisa bayar karyawan,” keluh Lestari.

Baca Juga :  Golkar Deklarasikan Dukungan, Siapakah Dia?

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Operasional Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jayabaya Haryono mengatakan, kenaikan biaya retribusi lapak pedagang dilakukan guna menyesuaikan dengan biaya operasional pasar yang juga naik. Termasuk dengan biaya tidak terduga, seperti ambruknya atap Pasar Pahing beberapa waktu lalu. “Dan tarif ini masih relatif lebih murah dibanding pasar di wilayah kita yang pengelolaannya masih di bawah dinas,” terangnya.

Namun demikian, Haryono mengatakan, masih banyak pedagang yang belum membayar sesuai kebijakan tarif yang diberlakukan. Menanggapi hal itu, pihaknya akan menyampaikan pemberitahuan kepada pedagang. “Tercatat di rincian kurang bayar dan nanti akan tetap ditagihkan. Akan kami surati (pedagangnya),” tegas dia. (c4/ndr)

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru

/