NGANJUK, JP Radar Nganjuk–Permintaan tes polymerase chain reaction (PCR) di RSUD Nganjuk sejak pertengahan Desember 2020 lalu sangat tinggi. Akibatnya stok reagen untuk PCR terbatas, hanya cukup sampai April. Untuk efisiensi, rumah sakit pelat merah itu menghentikan pelayanan pemeriksaan dari eksternal.
Sejak membuka pelayanan pada 16 Desember 2020 lalu, total ada 8.189 pemeriksaan PCR antigen yang masuk ke RSUD Nganjuk. Setiap hari rata-rata mereka memeriksa 186 sampel. “Sekarang stok reagen hanya cukup sampai April,” ujar Kepala Laboratorium Patologi Klinik RSUD Nganjuk dr Erawati Armayani SpPK.
Perempuan berjilbab itu menjelaskan, sebelumnya RSUD Nganjuk juga melayani permintaan pemeriksaan PCR antigen dari luar rumah sakit. Dengan terbatasnya stok, mereka memutuskan untuk melayani kebutuhan internal saja.
Berapa stok yang tersisa? dokter berkacamata itu tidak menyebut secara pasti. Hanya saja, dia menuturkan rumah sakit tetap mengalokasikan 186 reagen tiap hari. Dengan asumsi reagen cukup hingga akhir April, sedikitnya stok reagen di RSUD Nganjuk saat ini sebanyak 4.464.
Dihentikannya pelayanan pemeriksaan PCR dari eksternal, menurut perempuan yang akrab disapa Era itu, sampel yang diperiksa tiap harinya tidak terlalu banyak. Jika sebelumnya mencapai ratusan sampel, puluhan saja. “Sehari sekitar 30-40 sampel,” terang Era.
Lebih jauh Era menjelaskan, kebijakan penghentian pemeriksaan eksternal, sekaligus untuk memastikan kejelasan anggaran pemeriksaan PCR antigen. Sejauh ini menurutnya tidak ada kejelasan pembayaran jaminan dari eksternal. “Untuk eksternal kami hentikan sementara karena belum terbayar Rp 4 miliar,” jelasnya sembari menyebut penghentian pemeriksaan eksternal hanya sampai 4 April.
Untuk diketahui, mekanisme pembayaran pemeriksaan PCR di internal dan eksternal berbeda. Untuk pemeriksaan internal, pasien bisa langsung melakukan pembayaran. Alternatif lain, mereka bisa mengajukan klaim ke rumah sakit jika dinyatakan positif Covid-19.
Selama masa efisiensi, RSUD Nganjuk juga melakukan pembatasan pemeriksaan PCR tiap dua hari sekali. “Hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu,” tutur Era tentang kebijakan yang berlaku sejak minggu ini tersebut.
Sampai kapan pembatasan dilakukan? Era mengaku tidak mengetahui. Sebab, hingga kemarin alokasi anggaran untuk PCR antigen masih belum diketahui. Dia pun memilih menunggu langkah manajemen lebih lanjut.
Reagen PCR Terbatas:
-RSUD Nganjuk menghentikan pelayanan pemeriksaan PCR antigen selama seminggu terakhir
-Penghentian dilakukan setelah stok reagen di RS terbatas
-Klaim pemeriksaan PCR sebesar Rp 4 miliar dari eksternal juga belum terbayar
-Hingga pertengahan Maret ini belum ada kejelasan anggaran untuk pengadaan reagen PCR