KOTA, JP Radar Kediri-Pencemaran air di sumur warga Lingkungan Wonosari, Kelurahan Bujel sudah terjadi selama belasan tahun. Pencemaran yang diyakini bisa berdampak pada kesehatan warga itu belum mendapat penanganan khusus. Dinas kesehatan masih akan berkoordinasi dengan kelurahan untuk memeriksa kesehatan puluhan KK warga di sana.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr Fauzan Adima mengungkapkan, pihaknya memang belum melakukan pemeriksaan khusus warga di Lingkungan Wonosari. Meski demikian, pemeriksaan kesehatan secara umum rutin dilakukan di puskesmas setempat. “Itu (pemeriksaan kesehatan warga, Red) merupakan program rutin puskesmas,” katanya.
Pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan lewat beberapa pelayanan. Mulai pemeriksaan kesehatan di Posyandu Lansia, pos binaan terpadu penyakit tidak menular, dan pemeriksaan kesehatan umum oleh puskesmas induk.
Adapun pemeriksaan kesehatan akibat dampak pencemaran air masih belum dilakukan. “Kami menunggu koordinasi dengan kelurahan,” lanjut Fauzan sembari menyebut jika diperlukan dinas kesehatan akan turun ke lokasi.
Sebelumnya, Anggota Komisi C DPRD Kota Kediri Ayub Wahyu Hidayatullah mendesak pemkot melakukan pemeriksaan kesehatan. Meski warga sudah beralih mengonsumsi air isi ulang selama belasan tahun, dia khawatir air yang tercemar logam besi dan mangan itu tetap membahayakan kesehatan warga.
Tak hanya legislator, Pemerhati Kesehatan Masyarakat Kota Kediri Nia Sari lebih fokus pada kesehatan anak-anak. Dosen Biostatistika Kependudukan Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia Kediri itu mengamini dampak dari pencemaran air sumur terhadap manusia. Terutama bisa memicu penyakit kanker.
Karenanya, alumnus S3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair ini juga mendorong pemkot memeriksa anak-anak dan ibu hamil. Sebab, jika tidak dideteksi sejak awal, air yang tercemar besi dan mangan ini bisa menimbulkan kecacatan. “Jangka pendeknya bisa kehilangan konsentrasi dan sering sakit kepala,” terang Nia tentang dampak logam di tubuh yang tidak bisa terurai.
Seperti diberitakan, opsi jangka panjang penanganan pencemaran air di sana adalah dengan mengganti sumber air warga. Yaitu, bisa menggunakan sumur bor atau mengonsumsi air PDAM. Terkait hal ini, Direktur PDAM Tirta Dhaha Kota Kediri Yani Setiawan menjelaskan, sebagai pelaksana pihaknya siap jika diminta menambah jaringan di Lingkungan Wonosari, Kelurahan Bujel, Mojoroto.
“Kami perlu lakukan kajian dan analisa, termasuk nanti jumlah semua kebutuhannya,” paparnya sembari menyebut PDAM perlu melakukan survei jarak hingga analisa ketersediaan air untuk menjangkau lokasi. Detail hasilnya akan masuk dalam rencana anggaran biaya (RAB).
Ditanya tentang keluhan warga akan biaya pasang yang mahal, Yani memastikan warga bisa mengangsurnya. Yakni, membayar uang muka Rp 100 ribu. Adapun sisanya bisa diangsur selama enam bulan. Jika membayar uang muka Rp 200 ribu, warga akan mendapat voucher belanja Rp 150 ribu. “Sisanya, Rp 500 ribu juga bisa diangsur,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Kediri Endang Kartikasari mengaku akan meninjau lokasi untuk mengatasi masalah pencemaran di sana. PUPR menurut Endang butuh masukan tentang analisa air tanah dan air permukaan. “Setelah itu akan kami bahas di internal OPD dan PDAM,” imbuhnya. (rq/ut)