24.1 C
Kediri
Thursday, June 1, 2023

Penjualan Daging Sapi di Kota Kediri Tak Terpengaruh PMK

KOTA, JP Radar Kediri– Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak belum berimbas pada penjualan daging sapi di Kota Kediri. Hingga kemarin, daya beli masih stabil.

Ashuri, pedagang daging sapi di Pasar Setonobetek, mengatakan, masalah penyakit mulut dan kuku itu tiap tahun muncul. Seakan menjadi isu rutin. Tapi selama semua proses pengecekan dari sapi yang datang hingga proses pemotongan dilakukan ketat, hal itu tak perlu dikhawatirkan.

“Ini kan saya beli langsung di pemotongan resmi. Di situ semua diawasi ketat, ada dokter hewannya juga. Buktinya sampai sekarang penjualan tetap stabil. Tak ada pengaruhnya,” terangnya.

Terkait harga, lanjut Ashuri, memang sedikit turun. Tapi itu bukan karena isu PMK. Turunnya harga daging saat ini karena momentum setelah Lebaran. “Kan waktu Lebaran itu naik tinggi sampai Rp 140 ribu per kilogram (kg) karena permintaan meningkat,” ungkapnya. Kemarin turun jadi Rp 110 ribu per kg. Ini karena konsumsi daging juga turun. Harga normal sebelum Lebaran antara Rp 115 ribu–Rp 120 ribu per kg.

Baca Juga :  Pembangunan Pasar Kertosono Mulai Dilelang

Hal sama diungkapkan Supartini, penjual daging sapi di Pasar Setonobetek. Ia mengaku, tidak tahu ada isu PMK. Yang pasti, penjualan daging di lapaknya tetap laris. Biasanya terjual 3 hingga 4 ekor sapi sehari. “Lha saya malah ndak tahu ada masalah mulut dan kuku itu. Anteng-anteng saja kok. Harga juga sekarang sudah stabil lagi setelah Lebaran kemarin naik. Penjualan juga sama tetap laris,” tuturnya.

Sebelumnya, ribuan sapi di Jawa Timur terinfeksi PKM sepekan ini. Untuk mengantisipasi wabah masuk kota, Rabu (11/5) lalu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Kediri telah melakukan pengecekan di Pasar Hewan Muning. Hasilnya tidak ditemukan penyakit PMK pada hewan sapi dan kambing. (ica/ndr)

Baca Juga :  Tersangka Kakap? Benar Adakah?

KOTA, JP Radar Kediri– Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak belum berimbas pada penjualan daging sapi di Kota Kediri. Hingga kemarin, daya beli masih stabil.

Ashuri, pedagang daging sapi di Pasar Setonobetek, mengatakan, masalah penyakit mulut dan kuku itu tiap tahun muncul. Seakan menjadi isu rutin. Tapi selama semua proses pengecekan dari sapi yang datang hingga proses pemotongan dilakukan ketat, hal itu tak perlu dikhawatirkan.

“Ini kan saya beli langsung di pemotongan resmi. Di situ semua diawasi ketat, ada dokter hewannya juga. Buktinya sampai sekarang penjualan tetap stabil. Tak ada pengaruhnya,” terangnya.

Terkait harga, lanjut Ashuri, memang sedikit turun. Tapi itu bukan karena isu PMK. Turunnya harga daging saat ini karena momentum setelah Lebaran. “Kan waktu Lebaran itu naik tinggi sampai Rp 140 ribu per kilogram (kg) karena permintaan meningkat,” ungkapnya. Kemarin turun jadi Rp 110 ribu per kg. Ini karena konsumsi daging juga turun. Harga normal sebelum Lebaran antara Rp 115 ribu–Rp 120 ribu per kg.

Baca Juga :  Nikah Kilat, Semalam Jadi Janda

Hal sama diungkapkan Supartini, penjual daging sapi di Pasar Setonobetek. Ia mengaku, tidak tahu ada isu PMK. Yang pasti, penjualan daging di lapaknya tetap laris. Biasanya terjual 3 hingga 4 ekor sapi sehari. “Lha saya malah ndak tahu ada masalah mulut dan kuku itu. Anteng-anteng saja kok. Harga juga sekarang sudah stabil lagi setelah Lebaran kemarin naik. Penjualan juga sama tetap laris,” tuturnya.

Sebelumnya, ribuan sapi di Jawa Timur terinfeksi PKM sepekan ini. Untuk mengantisipasi wabah masuk kota, Rabu (11/5) lalu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Kediri telah melakukan pengecekan di Pasar Hewan Muning. Hasilnya tidak ditemukan penyakit PMK pada hewan sapi dan kambing. (ica/ndr)

Baca Juga :  Merawat kerukunan Umat dalam Keberagaman di Desa Wonoasri, Grogol (2)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/