23.6 C
Kediri
Wednesday, June 7, 2023

Waspada Korona di Kediri: Ratusan Pemudik Jalani Observasi

KEDIRI – Sejak diberlakukannya protokol observasi bagi pemudik yang datang ke Kota Kediri, sudah ada 269 orang yang menjalaninya. Dari jumlah itu tidak ada satu pun yang harus menjalani pemeriksaan di rumah sakit. Mereka semua bisa pulang ke rumah masing-masing setelah menjalani masa observasi selama 24 jam.

Pihak pemkot memang terus membenahi prosedur tetap (protap) penanganan observasi yang sudah berlangsung sejak Rabu (1/4) itu. Bila awalnya hanya diperiksa beberapa jam dan bisa pulang setelah itu, kini tidak lagi. Proses observasi berlangsung selama 1 x 24 jam. Dengan dua kali pemeriksaan kesehatan.

Mereka yang diobservasi adalah warga pemudik yang datang dengan naik kereta dan bus. Petugas sudah menunggu di terminal maupun stasiun. Para pemudik atau orang yang datang ke Kota Kediri itu kemudian mengikuti prosedur yang ditetapkan stasiun maupun terminal. Setelah didata dan disemprot barang bawaannya kemudian dibawa ke tempat observasi di bekas gedung Poltek Kediri di Jalan Mayor Bismo, Semampir.

“Seperti itu prosedurnya,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr Fauzan Adima.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Kediri itu menjelaskan para pendatang itu akan menjalani masa observasi. Bila diketahui menunjukkan gejala ringan, seperti tidak enak badan, akan dibawa ke rumah sakit. Namun bila mereka tak menunjukkan gejala, maka bisa pulang ke keluarganya.

Namun, bila datang dari daerah episentrum Covid-19, observasi akan berlangsung selama 14 hari. Apabila menunjukkan gejala maka segera dilanjutkan ke rumah sakit.

Baca Juga :  Senat UNP Kantongi 3 Nama Calon Rektor

“Memang tujuannya ke Poltek untuk observasi, beristirahat, dan pemeriksaan awal,” terang Fauzan.

Sementara, kemarin, dari total delapan ruangan yang disediakan belasan orang terlihat beristirahat di kasur yang telah disediakan. “Masih dalam masa isolasi mandiri setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan,” terang Kasi Trantibum Satpol PP Agus Dwi Ratmoko.

Agus melanjutkan, pendatang-pendatang itu dibawa dari terminal dan stasiun. Setibanya di tempat observasi mereka langung diperiksa oleh tim dari dinkes. Setelah diperiksa suhu tubuh kemudian diminta beristirahat. “Makan, cuci tangan, dan kamar mandi sudah disiapkan juga,” imbuh Agus.

Sebagian pemudik dan pendatang itu memilih duduk di luar ruangan. Sembari menjaga jarak. Semuanya menunggu pemeriksaan kedua oleh tenaga kesehatan. “Protapnya seperti itu. Dari penjagaan, satpol PP, TNI, dan Polri hanya berjaga agar tidak ada yang meninggalkan lokasi tanpa seizin (petugas) dinkes,” terangnya.

Salah seorang yang diobservasi kemarin adalah seorang pemuda yang mengaku kuliah di Jawa Tengah. Dia pulang karena memang sudah tidak ada lagi perkuliahan di kampusnya.

Kebanyakan mereka yang diobservasi tersebut datang dari Jawa Tengah dan beberapa daerah di Jawa Timur. Tujuannya mengunjungi Kota Kediri juga bermacam-macam.

Kemarin, kampanye pemakaian masker semakin digalakkan oleh Pemkab Kediri. Bahkan, Bupati Haryanti menegaskan bahwa pemakaian masker adalah wajib. Meskipun masker yang digunakan oleh masyarakat tak perlu yang tipe N-95. Karena masker tipe itu hanya untuk tenaga medis.

Baca Juga :  Warga Tunggu Kejelasan Relokasi

“Cukup gunakan masker yang berbahan kain ketika beraktivitas di luar rumah,” pesan Haryanti.

Untuk masker jenis kain ini, masyarakat bisa membuatnya sendiri. Selain itu juga bisa dicuci dan digunakan lagi. “Masyarakat harus tetap tenang, dan jangan lupa pemakaian masker itu sangat dianjurkan,” ungkapnya.

Menurutnya hal ini merupakan langkah yang sesuai rekomendasi serta sejalan dengan imbauan dari organisasi kesehatan dunia atau WHO. Termasuk telah resminya arahan dari pemerintah pusat yang kemarin disampaikan Presiden Joko Widodo.

Bupati dua periode ini mengimbau masyarakat Kabupaten Kediri yang saat ini berada di kawasan episentrum wabah korona atau yang pulang dari luar negeri untuk mengisolasi diri terlebih dulu. Lamanya sesuai inkubasi virus tersebut, 14 hari.  “Itu sebagai salah satu langkah efektif untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini. Karena apabila diketahui yang dari luar daerah mengidap, maka tidak akan menularkan ke orang lain jika karantina mandiri,” jelasnya.

Tim GTPP Covid-19 Kabupaten Kediri juga telah membuat kebijakan agar setiap desa membentuk satuan tugass (satgas). Sebagai langkah monitoring masyarakat agar tetap mematuhi saran pemerintah. Salah satunya pendataan ODR dan ODP di desa.

“Kalau bergejala awal, yakni batuk atau pilek segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat,” ungkapnya. Hingga kemarin, data kasus positif di Kabupaten Kediri telah ada 7 orang terjangkit Covid-19. Dua diantaranya telah meninggal dunia.

KEDIRI – Sejak diberlakukannya protokol observasi bagi pemudik yang datang ke Kota Kediri, sudah ada 269 orang yang menjalaninya. Dari jumlah itu tidak ada satu pun yang harus menjalani pemeriksaan di rumah sakit. Mereka semua bisa pulang ke rumah masing-masing setelah menjalani masa observasi selama 24 jam.

Pihak pemkot memang terus membenahi prosedur tetap (protap) penanganan observasi yang sudah berlangsung sejak Rabu (1/4) itu. Bila awalnya hanya diperiksa beberapa jam dan bisa pulang setelah itu, kini tidak lagi. Proses observasi berlangsung selama 1 x 24 jam. Dengan dua kali pemeriksaan kesehatan.

Mereka yang diobservasi adalah warga pemudik yang datang dengan naik kereta dan bus. Petugas sudah menunggu di terminal maupun stasiun. Para pemudik atau orang yang datang ke Kota Kediri itu kemudian mengikuti prosedur yang ditetapkan stasiun maupun terminal. Setelah didata dan disemprot barang bawaannya kemudian dibawa ke tempat observasi di bekas gedung Poltek Kediri di Jalan Mayor Bismo, Semampir.

“Seperti itu prosedurnya,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr Fauzan Adima.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Kediri itu menjelaskan para pendatang itu akan menjalani masa observasi. Bila diketahui menunjukkan gejala ringan, seperti tidak enak badan, akan dibawa ke rumah sakit. Namun bila mereka tak menunjukkan gejala, maka bisa pulang ke keluarganya.

Namun, bila datang dari daerah episentrum Covid-19, observasi akan berlangsung selama 14 hari. Apabila menunjukkan gejala maka segera dilanjutkan ke rumah sakit.

Baca Juga :  Buka Pelayanan Lebih Pagi

“Memang tujuannya ke Poltek untuk observasi, beristirahat, dan pemeriksaan awal,” terang Fauzan.

Sementara, kemarin, dari total delapan ruangan yang disediakan belasan orang terlihat beristirahat di kasur yang telah disediakan. “Masih dalam masa isolasi mandiri setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan,” terang Kasi Trantibum Satpol PP Agus Dwi Ratmoko.

Agus melanjutkan, pendatang-pendatang itu dibawa dari terminal dan stasiun. Setibanya di tempat observasi mereka langung diperiksa oleh tim dari dinkes. Setelah diperiksa suhu tubuh kemudian diminta beristirahat. “Makan, cuci tangan, dan kamar mandi sudah disiapkan juga,” imbuh Agus.

Sebagian pemudik dan pendatang itu memilih duduk di luar ruangan. Sembari menjaga jarak. Semuanya menunggu pemeriksaan kedua oleh tenaga kesehatan. “Protapnya seperti itu. Dari penjagaan, satpol PP, TNI, dan Polri hanya berjaga agar tidak ada yang meninggalkan lokasi tanpa seizin (petugas) dinkes,” terangnya.

Salah seorang yang diobservasi kemarin adalah seorang pemuda yang mengaku kuliah di Jawa Tengah. Dia pulang karena memang sudah tidak ada lagi perkuliahan di kampusnya.

Kebanyakan mereka yang diobservasi tersebut datang dari Jawa Tengah dan beberapa daerah di Jawa Timur. Tujuannya mengunjungi Kota Kediri juga bermacam-macam.

Kemarin, kampanye pemakaian masker semakin digalakkan oleh Pemkab Kediri. Bahkan, Bupati Haryanti menegaskan bahwa pemakaian masker adalah wajib. Meskipun masker yang digunakan oleh masyarakat tak perlu yang tipe N-95. Karena masker tipe itu hanya untuk tenaga medis.

Baca Juga :  Ivan dan Tari, Pasutri yang Desain dan Jahit APD untuk Tenaga Medis  

“Cukup gunakan masker yang berbahan kain ketika beraktivitas di luar rumah,” pesan Haryanti.

Untuk masker jenis kain ini, masyarakat bisa membuatnya sendiri. Selain itu juga bisa dicuci dan digunakan lagi. “Masyarakat harus tetap tenang, dan jangan lupa pemakaian masker itu sangat dianjurkan,” ungkapnya.

Menurutnya hal ini merupakan langkah yang sesuai rekomendasi serta sejalan dengan imbauan dari organisasi kesehatan dunia atau WHO. Termasuk telah resminya arahan dari pemerintah pusat yang kemarin disampaikan Presiden Joko Widodo.

Bupati dua periode ini mengimbau masyarakat Kabupaten Kediri yang saat ini berada di kawasan episentrum wabah korona atau yang pulang dari luar negeri untuk mengisolasi diri terlebih dulu. Lamanya sesuai inkubasi virus tersebut, 14 hari.  “Itu sebagai salah satu langkah efektif untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini. Karena apabila diketahui yang dari luar daerah mengidap, maka tidak akan menularkan ke orang lain jika karantina mandiri,” jelasnya.

Tim GTPP Covid-19 Kabupaten Kediri juga telah membuat kebijakan agar setiap desa membentuk satuan tugass (satgas). Sebagai langkah monitoring masyarakat agar tetap mematuhi saran pemerintah. Salah satunya pendataan ODR dan ODP di desa.

“Kalau bergejala awal, yakni batuk atau pilek segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat,” ungkapnya. Hingga kemarin, data kasus positif di Kabupaten Kediri telah ada 7 orang terjangkit Covid-19. Dua diantaranya telah meninggal dunia.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/