Entah, apa yang ada di benak para tim marketing di Holywings, hingga bikin promo senaif itu. Apakah mereka sedang tidak sadar (baca:mabok)? Atau, semata-mata ingin mengejar viralitas di media sosial? Hingga kehilangan kepekaan atau kehilangan empathy terhadap nilai-nilai relijiusitas? Nama “Muhammad” dan “Maria” adalah nama-nama yang dijunjung tinggi, disucikan, dan dimuliakan. Apakah para tim marketing di Holywings tidak menyadari hal in...
Ketika menonton dua film itu, yang menarik perhatian saya adalah penontonnya. Mereka kebanyakan adalah para generasi Z, yang umurnya kira-kira ABG (pelajar) hingga mahasiswa. Bukan kah ketika Film “Top Gun” dulu ngetop, dan ketika Srimulat sedang jaya-jayanya dulu, mereka belum lahir? Kok mereka tertarik menonton “Top Gun” dan “Srimulat”? Apa yang membuat mereka tertarik menonton dua film “daur ulang” it..
Pertanyaan di atas sengaja saya angkat menjadi topik tulisan kali ini, setelah mengikuti kuliah umum (studium generale) di Universitas Padjajaran yang disampaikan Hermawan Kartajaya dalam rangkaian Rakernas IMA (Indonesia Marketing Association) di Bandung, pada 27 Mei 202...