24.5 C
Kediri
Monday, March 27, 2023

Hotel Bukit Daun

- Advertisement -

Sebagai pendatang baru di Kediri, saya termasuk yang surprise ketika mengetahui ada hotel berkonsep resort di Kediri: Bukit Daun. Tepatnya di kawasan dataran tinggi, jalan menuju ke wisata religi Pohsarang. Setidaknya ada tiga alasan yang membuat saya surprise dengan Hotel Bukit Daun itu.

Pertama, hotel tersebut menempati lahan yang cukup luas. Kedua, penataan lanskapnya, gaya arsitektur bangunan hotel dan kamar-kamarnya cukup menarik dan menawan. Asri, teduh, dan menyejukkan. Dan ini ternyata dirancang dan didesain sendiri oleh pemiliknya, Adi Suwono, yang berlatar belakang arsitek.

Ketiga, di beberapa sudut bangunan hotel, juga di setiap kamar dipasang papan berisi sanepan. Ini adalah bentuk komunikasi masyarakat Jawa tradisional dengan memberikan tanda-tanda melalui bahasa kiasan, atribut, hiasan arsitektur, dan lain sebagainya, yang memiliki makna-makna tertentu. Lagi-lagi ini juga terkait dengan sang pemilik, yang sangat peduli dengan nilai-nilai dan filosofi Jawa. Padahal dia bukan dari etnis Jawa. 

Saya sempat ngobrol cukup lama di kediamannya, yang lokasinya tepat berada di belakang hotel. Di rumahnya, ada pendapa dengan empat pilar penyangga, lengkap dengan meja-kursi yang sangat nyaman untuk tempat jagongan. Di rumahnya juga terdapat seperangkat gamelan lengkap, plus geber yang biasa digunakan untuk pertunjukan wayang kulit.

Pada 2-3 November lalu kami menjadi tuan rumah untuk pertemuan tahunan para pemimpin koran di jaringan Jawa Pos Radar. Kawan-kawan kami dari Radar Malang, Radar Tulungagung, Radar Mojokerto, Radar Jombang, dan Radar Surabaya datang ke Kediri untuk mengikuti rapat tahunan tersebut. Maka, kami pilih Hotel Bukit Daun sebagai lokasi acara.

Baca Juga :  Mawas Diri
- Advertisement -

Dan ternyata, hampir semua peserta (sekitar 55 orang) cukup terkesan dengan Hotel Bukit Daun. Terkesan dengan lokasinya yang berada di kawasan tinggi, asri, hijau, dan teduh. Juga terkesan dengan lanskap serta bangunan hotelnya. Ada juga yang terkesan dengan kolam renangnya yang luas itu.

Saya juga sempat mengintip sejumlah review tentang Hotel Bukit Daun dari orang-orang yang pernah menginap di sana. Rata-rata mereka cukup positif penilaiannya dan puas.  Rating di Traveloka, Pegipegi, hingga Agoda pun juga cukup bagus. Antara 7,2/10 hingga 8,3/10. Termasuk empat bintang.

Keberadaan Hotel Bukit Daun, di masa-masa mendatang, menurut saya sangat penting sebagai pelengkap jika Kabupaten Kediri ingin mengembangkan potensi wisatanya di bagian barat itu. Tepatnya di kawasan dataran tinggi Pegunungan Wilis.

Koran ini pernah melakukan ekspedisi untuk menjelajahi kawasan di Pegunungan Wilis pada akhir 2018 lalu. Dari ekspedisi tersebut, berhasil dipetakan spot-spot menarik yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai destinasi wisata alam. Salah satunya adalah potensi wisata air terjun.

Baca Juga :  Achmad Maschut, Sosok yang Humoris dan Ramah itu Berpulang

Air terjun yang sudah dikenal di kawasan pegunungan Wilis selama ini ada dua: Air Terjun Dholo dan Ironggolo. Ternyata, tak hanya dua. Tim ekspedisi koran ini berhasil memetakan beberapa air terjun lagi yang tak kalah eksotisnya, di antaranya: Air Terjun Ngleyangan, Parijoto, Petungroto, dan Peri-Peri. Sebetulnya masih ada beberapa lagi. Tapi kesulitan diakses karena lokasinya di tengah hutan belantara.

Pemprov Jatim juga sudah menjadikan kawasan di pegunungan Wilis sebagai kawasan strategis. Kawasan itu disebut dengan Selingkar Wilis. Bahkan, telah diterbitkan Perpres No 80 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di kawasan Gerbangkertosusila-BTS-Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

Dijelaskan dalam Perpres itu berbagai program rencana pembangunan di kawasan Selingkar Wilis. Mulai dari pembangunan bandara di Kediri dan jalan tol dari Kertosono hingga ke Tulungagung. Serta pembenahan jalan Selingkar Wilis yang panjangnya mencapai 235 kilo meter, dan penuntasan pembangunan Jalur Lintas Selatan.

Jadi, jika diibaratkan membaca buku, dan judul dari buku itu adalah: Potensi pengembangan wisata di kawasan pegunungan Wilis, maka Hotel Bukit Daun adalah halaman-halaman awal dari buku tersebut. Dan sebagai pebisnis, Adi Suwono, sang pemilik Hotel Bukit Daun dalam hal ini cukup jeli dalam melihat peluang. (*)

- Advertisement -

Sebagai pendatang baru di Kediri, saya termasuk yang surprise ketika mengetahui ada hotel berkonsep resort di Kediri: Bukit Daun. Tepatnya di kawasan dataran tinggi, jalan menuju ke wisata religi Pohsarang. Setidaknya ada tiga alasan yang membuat saya surprise dengan Hotel Bukit Daun itu.

Pertama, hotel tersebut menempati lahan yang cukup luas. Kedua, penataan lanskapnya, gaya arsitektur bangunan hotel dan kamar-kamarnya cukup menarik dan menawan. Asri, teduh, dan menyejukkan. Dan ini ternyata dirancang dan didesain sendiri oleh pemiliknya, Adi Suwono, yang berlatar belakang arsitek.

Ketiga, di beberapa sudut bangunan hotel, juga di setiap kamar dipasang papan berisi sanepan. Ini adalah bentuk komunikasi masyarakat Jawa tradisional dengan memberikan tanda-tanda melalui bahasa kiasan, atribut, hiasan arsitektur, dan lain sebagainya, yang memiliki makna-makna tertentu. Lagi-lagi ini juga terkait dengan sang pemilik, yang sangat peduli dengan nilai-nilai dan filosofi Jawa. Padahal dia bukan dari etnis Jawa. 

Saya sempat ngobrol cukup lama di kediamannya, yang lokasinya tepat berada di belakang hotel. Di rumahnya, ada pendapa dengan empat pilar penyangga, lengkap dengan meja-kursi yang sangat nyaman untuk tempat jagongan. Di rumahnya juga terdapat seperangkat gamelan lengkap, plus geber yang biasa digunakan untuk pertunjukan wayang kulit.

Pada 2-3 November lalu kami menjadi tuan rumah untuk pertemuan tahunan para pemimpin koran di jaringan Jawa Pos Radar. Kawan-kawan kami dari Radar Malang, Radar Tulungagung, Radar Mojokerto, Radar Jombang, dan Radar Surabaya datang ke Kediri untuk mengikuti rapat tahunan tersebut. Maka, kami pilih Hotel Bukit Daun sebagai lokasi acara.

Baca Juga :  Membaca Komunikasi Aturan Menkominfo

Dan ternyata, hampir semua peserta (sekitar 55 orang) cukup terkesan dengan Hotel Bukit Daun. Terkesan dengan lokasinya yang berada di kawasan tinggi, asri, hijau, dan teduh. Juga terkesan dengan lanskap serta bangunan hotelnya. Ada juga yang terkesan dengan kolam renangnya yang luas itu.

Saya juga sempat mengintip sejumlah review tentang Hotel Bukit Daun dari orang-orang yang pernah menginap di sana. Rata-rata mereka cukup positif penilaiannya dan puas.  Rating di Traveloka, Pegipegi, hingga Agoda pun juga cukup bagus. Antara 7,2/10 hingga 8,3/10. Termasuk empat bintang.

Keberadaan Hotel Bukit Daun, di masa-masa mendatang, menurut saya sangat penting sebagai pelengkap jika Kabupaten Kediri ingin mengembangkan potensi wisatanya di bagian barat itu. Tepatnya di kawasan dataran tinggi Pegunungan Wilis.

Koran ini pernah melakukan ekspedisi untuk menjelajahi kawasan di Pegunungan Wilis pada akhir 2018 lalu. Dari ekspedisi tersebut, berhasil dipetakan spot-spot menarik yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai destinasi wisata alam. Salah satunya adalah potensi wisata air terjun.

Baca Juga :  Bagaimana Menangani Pecandu Seharusnya?

Air terjun yang sudah dikenal di kawasan pegunungan Wilis selama ini ada dua: Air Terjun Dholo dan Ironggolo. Ternyata, tak hanya dua. Tim ekspedisi koran ini berhasil memetakan beberapa air terjun lagi yang tak kalah eksotisnya, di antaranya: Air Terjun Ngleyangan, Parijoto, Petungroto, dan Peri-Peri. Sebetulnya masih ada beberapa lagi. Tapi kesulitan diakses karena lokasinya di tengah hutan belantara.

Pemprov Jatim juga sudah menjadikan kawasan di pegunungan Wilis sebagai kawasan strategis. Kawasan itu disebut dengan Selingkar Wilis. Bahkan, telah diterbitkan Perpres No 80 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di kawasan Gerbangkertosusila-BTS-Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

Dijelaskan dalam Perpres itu berbagai program rencana pembangunan di kawasan Selingkar Wilis. Mulai dari pembangunan bandara di Kediri dan jalan tol dari Kertosono hingga ke Tulungagung. Serta pembenahan jalan Selingkar Wilis yang panjangnya mencapai 235 kilo meter, dan penuntasan pembangunan Jalur Lintas Selatan.

Jadi, jika diibaratkan membaca buku, dan judul dari buku itu adalah: Potensi pengembangan wisata di kawasan pegunungan Wilis, maka Hotel Bukit Daun adalah halaman-halaman awal dari buku tersebut. Dan sebagai pebisnis, Adi Suwono, sang pemilik Hotel Bukit Daun dalam hal ini cukup jeli dalam melihat peluang. (*)

Artikel Terkait

Liburan Jadi Ajang Cari Ide Bisnis

Mengapa Selingkar Wilis?

UAS dan Stigma

Most Read


Artikel Terbaru

/