23.6 C
Kediri
Wednesday, June 7, 2023

Bendungan Waruturi

Lokasi ini sebetulnya sangat bisa untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi destinasi wisata yang bersandar pada Sungai Brantas: Bendung Gerak Waruturi (kadang orang menyebutnya Bendungan Waruturi). Sayangnya, kondisinya saat ini terkesan “apa adanya”. Ibarat wanita, cukup lama tak berdandan. Sehingga cenderung membosankan.

Padahal, dengan luas sekitar 32 hektare, lalu ada bendungan yang panjangnya kira-kira 159 meter, juga ada embungnya, Bendung Gerak Waruturi bisa dipermak lebih baik lagi. Bisa dibikin lebih menarik lagi.

Setidaknya ada empat macam destinasi wisata yang bisa dikembangkan di bendungan tersebut. Pertama, wisata air. Di tempat itu, pengunjung bisa berperahu. Bisa berenang. Perahunya dibikin menarik dan aman. Begitu juga kolam renangnya.

Kedua, wisata edukasi. Bendung Gerak Waruturi yang diresmikan sejak 1992 itu dibangun sebagai pengendali air Sungai Brantas. Juga mengatur air irigasi. Di tempat itu, bisa dibikin narasi untuk menjelaskan tentang Sungai Brantas, bendungan, dan konsep pengendalian air Sungai Brantas. Bisa juga di tempat itu dijadikan tempat out bond pengembangan sumber daya manusia.

Ketiga, wisata kuliner. Saat ini sudah ada sejumlah warung yang rata-rata menunya adalah “iwak kali”. Mulai dari wader, nila, rengkik, cendil, hingga udang kali. Sayangnya, warung-warung itu masih dibangun “apa adanya”. Terkesan kumuh. Kurang bersih. Dan kurang nyaman.

Keempat, wisata olahraga dan life style. Di tempat itu bisa dibikin jogging track. Ada ruas jalan yang juga bagus untuk nggowes. Bisa pula dibangun areal khusus untuk fitnes. Saat ini, kabarnya di sana juga sudah tersedia areal untuk golf dan driving range.

Baca Juga :  Mari Go Organik!!!

Saya dan kawan-kawan sekantor pernah nggowes melintasi bendungan itu. Agak keluar dari lokasi bendungan bisa masuk ke perkampungan penduduk. Melihat pemandangan sawah nan menghijau. Saya juga beberapa kali menikmati kuliner di pinggiran bendungan. Wadernya gurih dan mengkrispi. Dipadu dengan sambelnya yang sedap dan maknyus.

Nah, untuk mengembangkan lebih lanjut potensi wisata di bendungan itu, harus ditentukan sekaligus dirumuskan secara presisi daya tarik yang akan dijual.  Daya tarik sebuah objek wisata menurut Cooper terdiri dari empat komponen: Attraction, Accessebility, Amenities dan Ancilliary.

Sisi Attraction, mengarah pada keunikan atau kekhasan sebuah objek wisata. Modal atraksi di sebuah objek wisata yang dapat menarik kedatangan wisatawan ada tiga: Natural resources (alami), atraksi wisata budaya, dan atraksi buatan manusia. Di Bendung Gerak Waruturi, yang bisa dijual adalah view aliran sungai Brantas yang deras, yang dibendung dan dikendalikan oleh pintu-pintu airnya. Ini termasuk perpaduan antara natural resources dan buatan manusia. Selain itu, sebenarnya bisa juga dibikin atraksi wisata budaya. Misalnya, kebiasaan pladu atau penggelontoran air yang dilakukan oleh pihak Jasa Tirta selaku pengelola bendungan. Di mana pada saat itu, biasanya masyarakat berbondong-bondong untuk mencari ikan. Nah, ini bisa dibikin atraksi yang menarik. Misalnya, bikin festival pladu. Dilombakan. Cepat-cepatan, atau banyak-banyakan mendapatkan ikan.

Baca Juga :  Pesepak Bola dan Loyalitas

Sisi Accessibility adalah terkait dengan akses jalan atau pun transportasi yang menuju ke lokasi wisata. Dari sisi ini, Bendung Gerak Waruturi sangat mudah diakses. Lokasinya tak seberapa jauh dari Kota Kediri. Dari lokasi ke jalan raya hanya beberapa ratus meter.

Sisi Amenities adalah tentang berbagai fasilitas yang disediakan di lokasi wisata. Mulai dari penginapan, rumah makan, tempat ibadah, hingga agen perjalanan. Dari sisi ini, Bendung Gerak Waruturi masih sangat kurang.

Sisi Ancilliary adalah terkait dengan pelayanan tambahan. Sisi ini pada hakekatnya merupakan hal-hal yang sangat mendukung sebuah kepariwisataan. Seperti lembaga pengelolaan, tourist information, travel agent dan stakeholder (Pemerintah daerah, investor, dan masyarakat lokal). Karena Bendung Gerak Waruturi adalah dalam pengelolaan Jasa Tirta, maka di sini perlu ada kelincahan dalam melakukan pengelolaan dan pengembangan. Sangat mungkin menurut saya jika pihak Jasa Tirta mengundang investor untuk ikut mengelola dan mengembangkan Bendung Gerak Waruturi. Saya rasa, jika regulasinya dipermudah, serta keberlangsungan investasi bisa dijamin, maka tidak akan sulit mencari investor untuk mengembangkan wisata di Bendung Gerak Waruturi. Bukan soal bisa atau tidak bisa. Tapi, ini soal mau atau tidak mau. (kritik dan saran:ibnuisrofam@gmail.com/IG:kum_jp)

Lokasi ini sebetulnya sangat bisa untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi destinasi wisata yang bersandar pada Sungai Brantas: Bendung Gerak Waruturi (kadang orang menyebutnya Bendungan Waruturi). Sayangnya, kondisinya saat ini terkesan “apa adanya”. Ibarat wanita, cukup lama tak berdandan. Sehingga cenderung membosankan.

Padahal, dengan luas sekitar 32 hektare, lalu ada bendungan yang panjangnya kira-kira 159 meter, juga ada embungnya, Bendung Gerak Waruturi bisa dipermak lebih baik lagi. Bisa dibikin lebih menarik lagi.

Setidaknya ada empat macam destinasi wisata yang bisa dikembangkan di bendungan tersebut. Pertama, wisata air. Di tempat itu, pengunjung bisa berperahu. Bisa berenang. Perahunya dibikin menarik dan aman. Begitu juga kolam renangnya.

Kedua, wisata edukasi. Bendung Gerak Waruturi yang diresmikan sejak 1992 itu dibangun sebagai pengendali air Sungai Brantas. Juga mengatur air irigasi. Di tempat itu, bisa dibikin narasi untuk menjelaskan tentang Sungai Brantas, bendungan, dan konsep pengendalian air Sungai Brantas. Bisa juga di tempat itu dijadikan tempat out bond pengembangan sumber daya manusia.

Ketiga, wisata kuliner. Saat ini sudah ada sejumlah warung yang rata-rata menunya adalah “iwak kali”. Mulai dari wader, nila, rengkik, cendil, hingga udang kali. Sayangnya, warung-warung itu masih dibangun “apa adanya”. Terkesan kumuh. Kurang bersih. Dan kurang nyaman.

Keempat, wisata olahraga dan life style. Di tempat itu bisa dibikin jogging track. Ada ruas jalan yang juga bagus untuk nggowes. Bisa pula dibangun areal khusus untuk fitnes. Saat ini, kabarnya di sana juga sudah tersedia areal untuk golf dan driving range.

Baca Juga :  Mulai Bisa Pesan Tiket Lebaran

Saya dan kawan-kawan sekantor pernah nggowes melintasi bendungan itu. Agak keluar dari lokasi bendungan bisa masuk ke perkampungan penduduk. Melihat pemandangan sawah nan menghijau. Saya juga beberapa kali menikmati kuliner di pinggiran bendungan. Wadernya gurih dan mengkrispi. Dipadu dengan sambelnya yang sedap dan maknyus.

Nah, untuk mengembangkan lebih lanjut potensi wisata di bendungan itu, harus ditentukan sekaligus dirumuskan secara presisi daya tarik yang akan dijual.  Daya tarik sebuah objek wisata menurut Cooper terdiri dari empat komponen: Attraction, Accessebility, Amenities dan Ancilliary.

Sisi Attraction, mengarah pada keunikan atau kekhasan sebuah objek wisata. Modal atraksi di sebuah objek wisata yang dapat menarik kedatangan wisatawan ada tiga: Natural resources (alami), atraksi wisata budaya, dan atraksi buatan manusia. Di Bendung Gerak Waruturi, yang bisa dijual adalah view aliran sungai Brantas yang deras, yang dibendung dan dikendalikan oleh pintu-pintu airnya. Ini termasuk perpaduan antara natural resources dan buatan manusia. Selain itu, sebenarnya bisa juga dibikin atraksi wisata budaya. Misalnya, kebiasaan pladu atau penggelontoran air yang dilakukan oleh pihak Jasa Tirta selaku pengelola bendungan. Di mana pada saat itu, biasanya masyarakat berbondong-bondong untuk mencari ikan. Nah, ini bisa dibikin atraksi yang menarik. Misalnya, bikin festival pladu. Dilombakan. Cepat-cepatan, atau banyak-banyakan mendapatkan ikan.

Baca Juga :  Kesetaraan bukan Keistimewaan

Sisi Accessibility adalah terkait dengan akses jalan atau pun transportasi yang menuju ke lokasi wisata. Dari sisi ini, Bendung Gerak Waruturi sangat mudah diakses. Lokasinya tak seberapa jauh dari Kota Kediri. Dari lokasi ke jalan raya hanya beberapa ratus meter.

Sisi Amenities adalah tentang berbagai fasilitas yang disediakan di lokasi wisata. Mulai dari penginapan, rumah makan, tempat ibadah, hingga agen perjalanan. Dari sisi ini, Bendung Gerak Waruturi masih sangat kurang.

Sisi Ancilliary adalah terkait dengan pelayanan tambahan. Sisi ini pada hakekatnya merupakan hal-hal yang sangat mendukung sebuah kepariwisataan. Seperti lembaga pengelolaan, tourist information, travel agent dan stakeholder (Pemerintah daerah, investor, dan masyarakat lokal). Karena Bendung Gerak Waruturi adalah dalam pengelolaan Jasa Tirta, maka di sini perlu ada kelincahan dalam melakukan pengelolaan dan pengembangan. Sangat mungkin menurut saya jika pihak Jasa Tirta mengundang investor untuk ikut mengelola dan mengembangkan Bendung Gerak Waruturi. Saya rasa, jika regulasinya dipermudah, serta keberlangsungan investasi bisa dijamin, maka tidak akan sulit mencari investor untuk mengembangkan wisata di Bendung Gerak Waruturi. Bukan soal bisa atau tidak bisa. Tapi, ini soal mau atau tidak mau. (kritik dan saran:ibnuisrofam@gmail.com/IG:kum_jp)

Artikel Terkait

Liburan Jadi Ajang Cari Ide Bisnis

Mengapa Selingkar Wilis?

UAS dan Stigma

Most Read

Artikel Terbaru

/