Abdullah Umar dipertahankan manajemen menjadi pelatih Nganjuk Ladang FC. Meski musim lalu, Umar gagal membawa Laskar Kandjeng Djitmat lolos dari babak penyisihan Liga 3 Jatim tetapi manajemen masih mempercayainya. Polesan Umar diyakini akan membawa prestasi untuk Nganjuk Ladang FC. Kepercayaan itu yang membuat Umar semakin bersemangat mempersiapkan anak asuhnya.
“Ayo, fokus!. Fokus!. Ojo ngelamun ae, Mas!” teriak Umar dari sisi lapangan saat memantau anak asuhnya berlatih di Lapangan Desa Sonorejo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri kemarin sore. Coach Umar, begitu dia akrab disapa, dikenal sangat tegas. Ia sering berteriak ketika anak asuhnya tidak melakukan instruksinya. Dengan nada yang tinggi, pelatih muda ini mengutarakan apa yang dirasanya kurang tepat. Bahkan tak jarang, dia langsung mempraktikkan di depan anak asuhnya.
Umar memang tipe pelatih yang ekspresif. Ia tidak suka basi-basi. Tidak pula bertele-tele. Hal itu sangat nampak dalam pola kepelatihannya. Pembawaannya yang tegas membuat suasana latihan yang sangat disiplin. Tidak ada pemain yang bercanda. Semuanya serius berlatih dan berusaha menerjemahkan instruksinya di lapangan dengan baik.
Namun begitu, Umar tidak pernah memaki pemainnya. Membentak pun jarang. Jika tidak sangat keterlaluan. Bahkan, Umar selalu memanggil anak asuhnya dengan embel-embel ‘Mas’. “Kita harus bisa saling menghargai. Meski saya lebih tua daripada pemain,” ujarnya pelatih berusia 33 tahun ini.
Menghargai pemain itu dianggap Umar sangat cocok. Para pemain juga akan menghargai pelatih. “Kalau ingin dihargai, kita harus bisa menghargai orang lain. Itu filosofinya,” imbuhnya.
Selain itu, panggilan ‘Mas’ itu juga untuk membangun kedekatan antara pemain dengan pelatih. Ia meyakini bahwa tidak akan ada tim yang hebat tanpa adanya rasa saling menghargai satu sama lainnya. “Chemistry dalam sepak bola itu sangat penting. Kita harus memiliki visi yang sama,” sambung pelatih asli Grogol, Kediri tersebut.
Di Liga 3 Jatim nanti, Umar ingin anak asuhnya tampil solid. Karena targetnya jelas. Harus lebih baik dari musim lalu. Jika bisa Nganjuk Ladang FC mencetak sejarah dengan lolos ke Liga 2. Karena itu, semua pemain harus kompak. Sebagai pelatih, dia juga berupaya keras menjaga keharmonisan tim. Apalagi, mayoritas pemainnya berusia di bawah 22 tahun. Hanya, ada satu pemain senior yang berusia 25 tahun. Dia adalah Khamdan Habibi. “Ya harus pinter-pinter ngemong. Memotivasi pemain agar lebih semangat saat latihan dan bertanding,” ujar pelatih yang suka memakai topi ini.
Sebagai tim amatir, Umar mengaku, beban pelatih tidak ringan. Karena pemainnya adalah pemain amatir. Otomatis, mereka tidak mendapatkan kontrak profesional yang nilainya besar. Sehingga, tak jarang ada pemain yang malas latihan. Karena itu, tugas pelatih adalah membuat pemain giat berlatih dan berprestasi. “Harus bekerja keras dulu jika ingin jadi pemain profesional. Karena usaha tidak akan mengkhianati hasil,” pungkasnya.