24.1 C
Kediri
Wednesday, May 31, 2023

Sulap Stik Es Krim Menjadi Karya Seni

Narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Kabupaten Nganjuk memiliki cara unik untuk menghabiskan waktu luang. Salah satunya dengan membuat kerajinan tangan. Mereka menyulap stik es krim dan koran bekas menjadi karya yang memiliki nilai ekonomis. Nantinya, kerajinan tersebut dapat dijual atau menjadi kenang-kenangan saat bebas dari rutan.

Pagi itu belasan narapidana (napi) Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Kabupaten Nganjuk berkumpul di aula setempat. Mereka duduk bersila. Membentuk posisi melingkar. Semuanya tampak fokus.

Masing-masing napi memegang sebuah benda. Mulai dari stik es krim, koran bekas, lem, korek api, hingga cutter. Lembaran koran bekas itu pun disulap hingga menyerupai bentuk burung merak. Sangat cocok untuk pajangan dinding. Sedangkan stik es krim disulap menjadi miniatur sepeda motor, mobil, maupun perahu.

TEKUN: Warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Klas II-B Nganjuk melakukan finishing kerajinan sepeda motor. Mereka diberi bekal keterampilan selama di rutan. (Foto: Karen Wibi)

Kegiatan itu dilakoni dengan telaten. Tingkat ketelitiannya tinggi. Biasanya, mereka akan membagi tugas. Ada yang membuat bagian badan kapal, deck kapal, hingga bagian layar. ”Kami jadi punya keterampilan. Nanti kalau dijual juga bisa jadi uang,” ujar Alfian Wahyu Prasetyo, 24, salah seorang napi di sana.

Baca Juga :  Salam Rp 0 untuk Kurangi Pengangguran di Kota Angin

Pria asal Kelurahan Banaran, Kecamatan Kertosono ini menuturkan, kegiatan membuat kerajinan sudah menjadi kebiasaan di sana. Tujuan utamanya untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan positif. Seperti yang dilakukan oleh Alfian dan teman-temannya.
Napi kasus narkoba itu mengaku waktu terasa berjalan begitu cepat ketika sedang membuat kerajinan. Kegiatan itu mampu menghilangkan rasa kebosanan mereka. ”Pagi ngerjain, tiba-tiba nggak terasa sudah malam saja,” ungkap Alfian.

Selain itu, beberapa napi mengaku bahwa kegiatan tersebut dapat menjadi sarana untuk menyalurkan hobi. Seperti yang diungkapkan oleh Agung Pria Himawan, 27. Napi asal Desa Pelem, Kecamatan Kertosono itu mengaku memiliki hobi otomotif. Bahkan, sebelum masuk penjara, Agung pernah bekerja di sebuah bengkel.

Sayangnya, di rutan tidak ada pelatihan otomotif. Alhasil, Agung menyalurkan hobinya itu dengan membuat kendaraan bermotor dari koran dan korek api. ”Saya suka buat kerajinan bentuk motor Honda CB,” akunya.

Baca Juga :  SMPN 1 Tanjunganom Raih Jamasan SAE Awards 2023

Baik Alfian dan Agung mengaku jika tidak memiliki ketrampilan membuat kerajinan tangan sebelumnya. Kemampuan itu didapatkan setelah menjalani hari-hari di rutan. Mereka diajari oleh senior yang berada di rutan. ”Sering buat kerajinan bareng-bareng. Biar makin kompak juga,” ucap Agung.

Sementara itu, Kepala Rutan Klas II B Kabupaten Nganjuk Bambang Hendra Setyawan mengaku bangga banyak warga binaannya yang mahir membuat kerajinan tangan. Hendra mengaku jika pihaknya sangat mendukung kegiatan tersebut.

Bahkan, untuk mendukung kegiatan tersebut, pihaknya rutin menyediakan stok bahan baku kerajinan tangan tersebut. Semuanya dibelikan oleh pihak rutan. ”Semua bahan kami yang sediakan. Saya mendukung mereka melakukan kegiatan yang bermanfaat,” tandas Hendra.

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.






Reporter: Karen Wibi

Narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Kabupaten Nganjuk memiliki cara unik untuk menghabiskan waktu luang. Salah satunya dengan membuat kerajinan tangan. Mereka menyulap stik es krim dan koran bekas menjadi karya yang memiliki nilai ekonomis. Nantinya, kerajinan tersebut dapat dijual atau menjadi kenang-kenangan saat bebas dari rutan.

Pagi itu belasan narapidana (napi) Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Kabupaten Nganjuk berkumpul di aula setempat. Mereka duduk bersila. Membentuk posisi melingkar. Semuanya tampak fokus.

Masing-masing napi memegang sebuah benda. Mulai dari stik es krim, koran bekas, lem, korek api, hingga cutter. Lembaran koran bekas itu pun disulap hingga menyerupai bentuk burung merak. Sangat cocok untuk pajangan dinding. Sedangkan stik es krim disulap menjadi miniatur sepeda motor, mobil, maupun perahu.

TEKUN: Warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Klas II-B Nganjuk melakukan finishing kerajinan sepeda motor. Mereka diberi bekal keterampilan selama di rutan. (Foto: Karen Wibi)

Kegiatan itu dilakoni dengan telaten. Tingkat ketelitiannya tinggi. Biasanya, mereka akan membagi tugas. Ada yang membuat bagian badan kapal, deck kapal, hingga bagian layar. ”Kami jadi punya keterampilan. Nanti kalau dijual juga bisa jadi uang,” ujar Alfian Wahyu Prasetyo, 24, salah seorang napi di sana.

Baca Juga :  DPRD Gelar Paripurna Istimewa di Hari Jadi Ke-1.086 Nganjuk

Pria asal Kelurahan Banaran, Kecamatan Kertosono ini menuturkan, kegiatan membuat kerajinan sudah menjadi kebiasaan di sana. Tujuan utamanya untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan positif. Seperti yang dilakukan oleh Alfian dan teman-temannya.
Napi kasus narkoba itu mengaku waktu terasa berjalan begitu cepat ketika sedang membuat kerajinan. Kegiatan itu mampu menghilangkan rasa kebosanan mereka. ”Pagi ngerjain, tiba-tiba nggak terasa sudah malam saja,” ungkap Alfian.

Selain itu, beberapa napi mengaku bahwa kegiatan tersebut dapat menjadi sarana untuk menyalurkan hobi. Seperti yang diungkapkan oleh Agung Pria Himawan, 27. Napi asal Desa Pelem, Kecamatan Kertosono itu mengaku memiliki hobi otomotif. Bahkan, sebelum masuk penjara, Agung pernah bekerja di sebuah bengkel.

Sayangnya, di rutan tidak ada pelatihan otomotif. Alhasil, Agung menyalurkan hobinya itu dengan membuat kendaraan bermotor dari koran dan korek api. ”Saya suka buat kerajinan bentuk motor Honda CB,” akunya.

Baca Juga :  Lurah Surodarmo Selalu Kurban Kerbau setiap Tahun

Baik Alfian dan Agung mengaku jika tidak memiliki ketrampilan membuat kerajinan tangan sebelumnya. Kemampuan itu didapatkan setelah menjalani hari-hari di rutan. Mereka diajari oleh senior yang berada di rutan. ”Sering buat kerajinan bareng-bareng. Biar makin kompak juga,” ucap Agung.

Sementara itu, Kepala Rutan Klas II B Kabupaten Nganjuk Bambang Hendra Setyawan mengaku bangga banyak warga binaannya yang mahir membuat kerajinan tangan. Hendra mengaku jika pihaknya sangat mendukung kegiatan tersebut.

Bahkan, untuk mendukung kegiatan tersebut, pihaknya rutin menyediakan stok bahan baku kerajinan tangan tersebut. Semuanya dibelikan oleh pihak rutan. ”Semua bahan kami yang sediakan. Saya mendukung mereka melakukan kegiatan yang bermanfaat,” tandas Hendra.

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.






Reporter: Karen Wibi

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/