LEGENDARIS: Kumaidah menunjukkan piagam penghargaan yang diberikan oleh Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi. Warung mi ayam ini dinobatkan sebagai salah satu kuliner legendaris di Kota Angin. (Foto: Andhika Attar)
Warung mi ayam Srikandi buka mulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB. Setiap harinya, mereka bisa menyajikan tak kurang dari 300 porsi mi ayam. Belum lagi ketika memasuki akhir pekan. Tentu, pendapatan yang diraup menjadi lebih banyak lagi.
(Foto: Andhika Attar)
”Rata-rata sehari omzetnya sekitar Rp 3 juta,” kata Kumaidah. Artinya, dalam satu bulan mereka bisa meraup pendapatan hingga mencapai Rp 90 juta. Namun, itu semua masih penghasilan kotor. Belum dipotong biaya produksi dan operasional warung.
Seiring berjalannya waktu, jumlah karyawan di warung ini mengalami penambahan. Dari yang semula hanya satu orang, kini menjadi 12 orang. Menurut Kumaidah, itu semua merupakan berkah. Dia pun senang bisa ikut memberi kesempatan kerja tetangga dan kerabatnya.
RAMAI PEMBELI: Pelanggan menikmati mi ayam Srikandi. Omzet mi ayam ini mencapai Rp 3 juta setiap hari karena selalu ramai pengunjung sejak 31 tahun yang lalu. (Foto: Andhika Attar)
Hanya saja, itu semua tidak dicapai semudah membalik telapak tangan. Proses dan perjuangan hingga menuju titik ini sangat panjang. Pertama berjualan, dia hanya membanderol seporsi mi ayam di tempatnya seharga Rp 200 perak. Kini, satu porsi dihargai Rp 8 ribu. ”Kalau diberi tambahan ceker atau pentol harganya Rp 10 ribu. Masih terjangkau,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Gunawi, 43, karyawan warung mi ayam Srikandi. Dia mengaku sudah ikut Kumaidah berjualan sejak pertama kali buka. Dulu, dia hanya membantu-bantu. Hingga akhirnya diangkat jadi karyawan hingga sekarang.
Menurut Gunawi, banyak proses yang harus dilalui untuk bisa berada pada tahap ini. ”Semua ada prosesnya. Dulu pembeli juga belum sebanyak ini. Tapi, tetap harus yakin dan berusaha,” pungkasnya.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.
Reporter: Andhika Attar Anindita
Warung mi ayam Srikandi buka mulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB. Setiap harinya, mereka bisa menyajikan tak kurang dari 300 porsi mi ayam. Belum lagi ketika memasuki akhir pekan. Tentu, pendapatan yang diraup menjadi lebih banyak lagi.
(Foto: Andhika Attar)
”Rata-rata sehari omzetnya sekitar Rp 3 juta,” kata Kumaidah. Artinya, dalam satu bulan mereka bisa meraup pendapatan hingga mencapai Rp 90 juta. Namun, itu semua masih penghasilan kotor. Belum dipotong biaya produksi dan operasional warung.
Seiring berjalannya waktu, jumlah karyawan di warung ini mengalami penambahan. Dari yang semula hanya satu orang, kini menjadi 12 orang. Menurut Kumaidah, itu semua merupakan berkah. Dia pun senang bisa ikut memberi kesempatan kerja tetangga dan kerabatnya.
RAMAI PEMBELI: Pelanggan menikmati mi ayam Srikandi. Omzet mi ayam ini mencapai Rp 3 juta setiap hari karena selalu ramai pengunjung sejak 31 tahun yang lalu. (Foto: Andhika Attar)
Hanya saja, itu semua tidak dicapai semudah membalik telapak tangan. Proses dan perjuangan hingga menuju titik ini sangat panjang. Pertama berjualan, dia hanya membanderol seporsi mi ayam di tempatnya seharga Rp 200 perak. Kini, satu porsi dihargai Rp 8 ribu. ”Kalau diberi tambahan ceker atau pentol harganya Rp 10 ribu. Masih terjangkau,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Gunawi, 43, karyawan warung mi ayam Srikandi. Dia mengaku sudah ikut Kumaidah berjualan sejak pertama kali buka. Dulu, dia hanya membantu-bantu. Hingga akhirnya diangkat jadi karyawan hingga sekarang.
Menurut Gunawi, banyak proses yang harus dilalui untuk bisa berada pada tahap ini. ”Semua ada prosesnya. Dulu pembeli juga belum sebanyak ini. Tapi, tetap harus yakin dan berusaha,” pungkasnya.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.