24.9 C
Kediri
Sunday, May 28, 2023

Menikmati Mi Ayam Srikandi, Kuliner Legendaris di Kertosono

Kuliner mi ayam di Kota Angin dengan mudah dijumpai. Mulai dari tengah kota hingga pelosok desa. Namun, yang konsisten berjualan hingga puluhan tahun mungkin hanya beberapa. Salah satunya warung mi ayam Srikandi, Kertosono. Tercatat, warung ini sudah berjualan selama 31 tahun. Hingga mereka mendapatkan predikat legendaris.

Warung mi ayam Srikandi yang berada di jalan Supriadi, Kertosono tak pernah sepi dari pembeli. Semakin ramai saat jam makan siang dan malam. Bisa sampai penuh. Bahkan, tak jarang yang harus rela makan di pelataran rumah toko (ruko) setempat. Namun, itu semua tak menyurutkan minat pelanggan di sana.

Penikmat mi ayam Srikandi mayoritas merupakan pelanggan lama. Terlebih, warung ini telah berjualan sejak 1992 silam. Praktis, sudah 31 tahun ini mereka konsisten menyajikan cita rasa khas di sana. ”Takaran bumbu dan komposisinya dari dulu sama,” ujar Kumaidah, 51, pemilik warung mi ayam Srikandi kepada koran ini.

Menurutnya, pembeli di tempatnya selalu kembali lagi. Setidaknya, dua atau tiga kali. Bahkan, tak jarang yang akhirnya menjadi pelanggan tetap. Hebatnya, Kumaidah selalu ingat dengan pelanggannya. Termasuk dengan permintaan masing-masing.
Konsistensinya menjaga cita rasa ternyata berbuah manis. Pelanggannya dari hari ke hari semakin banyak. Dari berbagai kalangan dan usia. Terlebih, ketika akhir pekan. Sudah bisa dipastikan, pengunjung di sana bakal membeludak.

Baca Juga :  Mantan Kades Kemaduh Agung Supriyadi Terancam 20 Tahun Bui

Konsistensi itu pula yang akhirnya membuat warung mi ayam Srikandi mendapatkan gelar legendaris. Tak tanggung-tanggung, piagam penghargaan itu diberikan langsung oleh Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi. ”Saya gak nyangka. Tapi, bangga rasanya,” ungkap Kumaidah.

Nama Srikandi sendiri diambil dari nama salah satu gedung bioskop yang ada di Kertosono era 90-an. Karena berjualan di depan gedung bioskop tersebut, nama Srikandi akhirnya ikut melekat. Bahkan, setelah gedung bioskop itu bangkrut. Kumaidah tetap menggunakan nama itu karena sudah banyak dikenal pelanggannya.

Sebelum menempati lokasi yang sekarang, Kumaidah sempat berjualan di depan SDN 1 Kutorejo, Kertosono. Meski hanya warung tenda, namun pelanggannya selalu memadati. ”Kami percaya, rasa yang utama. Itu kunci kami bisa bertahan lama,” akunya.
Bahkan, Kumaidah sendiri yang meracik bumbu mi ayam tersebut setiap harinya. Dia mengaku, setiap takaran dan komposisinya tidak pernah diutak-atik. ”Bumbunya saya sendiri yang bikin. Kalau lain-lain bisa dikerjakan karyawan,” katanya.

Baca Juga :  Nganjuk Ladang FC Tantang PSBI

Cita rasa yang khas ini yang akhirnya membuat pelanggan mi ayam Srikandi tetap setia hingga kini. Seperti halnya Yunita Sari, 35, warga Kelurahan Banaran, Kertosono yang sudah menjaadi pelanggan sejak hampir 20 tahun. Sejak dia masih duduk di bangku SMA.
Menurutnya, warung serupa memang banyak ditemukan di Kertosono dan sekitarnya. Namun, yang sesuai seleranya hanya mi ayam Srikandi. ”Rasanya dari dulu ya sama. Tidak pernah berubah sejak saya SMA,” tandas Sari.

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.






Reporter: Andhika Attar Anindita

Kuliner mi ayam di Kota Angin dengan mudah dijumpai. Mulai dari tengah kota hingga pelosok desa. Namun, yang konsisten berjualan hingga puluhan tahun mungkin hanya beberapa. Salah satunya warung mi ayam Srikandi, Kertosono. Tercatat, warung ini sudah berjualan selama 31 tahun. Hingga mereka mendapatkan predikat legendaris.

Warung mi ayam Srikandi yang berada di jalan Supriadi, Kertosono tak pernah sepi dari pembeli. Semakin ramai saat jam makan siang dan malam. Bisa sampai penuh. Bahkan, tak jarang yang harus rela makan di pelataran rumah toko (ruko) setempat. Namun, itu semua tak menyurutkan minat pelanggan di sana.

Penikmat mi ayam Srikandi mayoritas merupakan pelanggan lama. Terlebih, warung ini telah berjualan sejak 1992 silam. Praktis, sudah 31 tahun ini mereka konsisten menyajikan cita rasa khas di sana. ”Takaran bumbu dan komposisinya dari dulu sama,” ujar Kumaidah, 51, pemilik warung mi ayam Srikandi kepada koran ini.

Menurutnya, pembeli di tempatnya selalu kembali lagi. Setidaknya, dua atau tiga kali. Bahkan, tak jarang yang akhirnya menjadi pelanggan tetap. Hebatnya, Kumaidah selalu ingat dengan pelanggannya. Termasuk dengan permintaan masing-masing.
Konsistensinya menjaga cita rasa ternyata berbuah manis. Pelanggannya dari hari ke hari semakin banyak. Dari berbagai kalangan dan usia. Terlebih, ketika akhir pekan. Sudah bisa dipastikan, pengunjung di sana bakal membeludak.

Baca Juga :  Drainase Pasar Kertosono Telan Anggaran Rp 302 Juta

Konsistensi itu pula yang akhirnya membuat warung mi ayam Srikandi mendapatkan gelar legendaris. Tak tanggung-tanggung, piagam penghargaan itu diberikan langsung oleh Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi. ”Saya gak nyangka. Tapi, bangga rasanya,” ungkap Kumaidah.

Nama Srikandi sendiri diambil dari nama salah satu gedung bioskop yang ada di Kertosono era 90-an. Karena berjualan di depan gedung bioskop tersebut, nama Srikandi akhirnya ikut melekat. Bahkan, setelah gedung bioskop itu bangkrut. Kumaidah tetap menggunakan nama itu karena sudah banyak dikenal pelanggannya.

Sebelum menempati lokasi yang sekarang, Kumaidah sempat berjualan di depan SDN 1 Kutorejo, Kertosono. Meski hanya warung tenda, namun pelanggannya selalu memadati. ”Kami percaya, rasa yang utama. Itu kunci kami bisa bertahan lama,” akunya.
Bahkan, Kumaidah sendiri yang meracik bumbu mi ayam tersebut setiap harinya. Dia mengaku, setiap takaran dan komposisinya tidak pernah diutak-atik. ”Bumbunya saya sendiri yang bikin. Kalau lain-lain bisa dikerjakan karyawan,” katanya.

Baca Juga :  Werkudara yang Adil dan Disiplin Menjadi Inspirator

Cita rasa yang khas ini yang akhirnya membuat pelanggan mi ayam Srikandi tetap setia hingga kini. Seperti halnya Yunita Sari, 35, warga Kelurahan Banaran, Kertosono yang sudah menjaadi pelanggan sejak hampir 20 tahun. Sejak dia masih duduk di bangku SMA.
Menurutnya, warung serupa memang banyak ditemukan di Kertosono dan sekitarnya. Namun, yang sesuai seleranya hanya mi ayam Srikandi. ”Rasanya dari dulu ya sama. Tidak pernah berubah sejak saya SMA,” tandas Sari.

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.






Reporter: Andhika Attar Anindita

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/