Dalam dua tahun terakhir, Pemkab Nganjuk gencar membangun tugu di sejumlah kecamatan. Setidaknya ada 7 tugu baru yang dibangun menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Sekilas keberadaan tersebut memang mempercantik tata kota sekaligus jadi ikon daerah.
Namun, tidak semua tugu merepresentasikan daerah tertentu. Tugu apa itu? Berikut tujuh tugu ikonik di Kota Angin yang sempat viral beberapa waktu lalu.
1. Tugu Jayastamba
Jayastamba adalah salah satu prasasti bersejarah di Kabupaten Nganjuk. Monumen prasasti ini kemudian dijadikan salah satu ikon Nganjuk dengan dibuat Tugu Jayastamba di Jl Ahmad Yani. Tugu yang menghabiskan anggaran Rp 28 miliar itu menjadi pendukung proyek Kawasan Ekonomi Nganjuk (KEN).
Pemilihan Tugu Jayastamba sebagai ikon bukan tanpa alasan. Jayastamba yang berarti kemenangan tertulis dalam Prasasti Jayastamba bahwa Nganjuk berdiri pada 10 April 937.
2. Tugu Keris

Kenapa ada tugu keris di Berbek? Menilik sejarah Desa Bendungrejo, Kecamatan Berbek, dahulunya daerah ini dikenal dengan empunya pembuat keris di zaman Belanda. Konon desa itu awalnya dibuka oleh Empu Kilongso, sang pembuat pusaka yang berasal dari Punjung di sebelah utara Gunung Wilis.
Tugu setinggi sekitar 2 meter itu tepatnya terletak di Dukuh Pulerejo, utara perempatan Pasar Berbek. Dalam pembuatannya, tugu yang berbentuk sebuah keris itu cukup mencuri perhatian warga karena anggaran yang dihabiskan mencapai Rp 77 juta.
3. Tugu Pecel

Selain Madiun, Nganjuk juga terkenal dengan nasi pecelnya. Salah satunya banyak dijumpai di Kertosono. Karena itulah, pemkab membuat tugu pecel di perempatan Jl Surabaya. Tugu yang berbentuk seperti pincuk pecel, lengkap dengan nasi, tempe dan peyek itu menelan anggaran sekitar Rp 60 juta.
Sayang, tugu ini banyak mendapat kritikan dari masyarakat. Mereka menilai bentuknya tidak sesuai. Bahkan, ada yang menyebut bentuk tugu pecel lebih mirip cikrak (pengki). Karena kritikan tersebut, kabarnya pemkab melakukan perombakan di tugu setinggi 2,5 meter itu.
4. Tugu Asmaul Husna

Ini yang tugu yang paling aneh. Namanya Tugu Asmaul Husna. Bukan namanya yang aneh. Tetapi, tugu yang dibangun di pertigaan Masjid Besar Nurul Huda, Warujayeng itu sama sekali tidak merepresentasikan sebuah daerah seperti yang lain.
Dibangun dengan anggaran sekitar Rp 65 juta, tugu setinggi 3,58 meter itu justru menyisakan masalah. Penyebabnya, jumlah Asmaul Husna yang seharusnya 99 nama, hanya ada 94 nama. Bahkan, belum genap sebulan berdiri, tugu tersebut sudah dirusak orang tidak bertanggung jawab. Saat ini, tugu yang dikerjakan CV Margo Mulyo itu masih dalam masa perbaikan.
5. Tugu Brambang

Sebagai salah satu sentra bawang merah di Indonesia, Tugu Brambang memang paling pas dibangun di Nganjuk. Tugu tersebut berlokasi di pertingaan Jalan Mastrip, Desa Pehserut, Kecamatan Sukomoro. Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun Tugu Brambang sekitar Rp 191 juta.
Di malam hari, Tugu Brambang tampak lebih indah karena dilengkapi dengan lampu warna-warni. Di depan dua buah replika bawang merah raksasa ini, terdapat tulisan “NGANJUK” di sisi utara tugu yang juga ikut menyala. Sepertinya selain Jayastamba, tugu ini yang paling cocok mewakili Nganjuk.
6. Tugu Air Mancur

Letak Nganjuk yang diapit Gunung Wilis dan Arjuno menjadikan frekuensi angin di kabupaten ini sangat tinggi. Terutama saat pergantian musim hujan ke musim kemarau. Kondisi tersebut membuat Nganjuk dikenal dengan julukan Kota Angin.
Untuk melambangkan Kota Angin, pemkab kemudian memutuskan untuk membuat Tugu Air Mancur di Desa Tanjung, Kecamatan Loceret. Bentuknya seperti kincir angin berwarna merah dan di tengahnya terdapat air yang merambat. Tugu ini menghabiskan anggaran sekitar Rp 191,8 juta.
7. Tugu Daun Tembakau

Wilayah Lengkong terkenal dengan tembakau. Sehingga Tugu Daun Tembakau dianggap menjadi representasi lokasi tersebut. Tugu ini menjulang tinggi dengan replika daun tembakau di atas tugu. Terdapat empat lembar daun lebar di bawah daun tembakau. Jika kamu ingin melihat penampakan tugunya, bangunan ini bisa ditemui di Perempatan Lengkong. Untuk pembangunannya, tugu ini menelan anggaran hingga Rp 73,3 juta.
Nah, itu beberapa tugu baru yang mulai menghiasi Kabupaten Nganjuk. Selain jalan-jalan, kamu bisa lebih mengenal daerah tersebut melalui tugunya. Kira-kira tugu mana yang paling menjadi favoritmu?