29.3 C
Kediri
Sunday, May 28, 2023

Berapa Brambang Tajuk yang Dihasilkan untuk Satu Hektare Lahan?

Brambang varietas Tajuk tidak hanya tangguh saat musim kemarau dan hujan. Namun, produktivitas Tajuk (Thailand Nganjuk, Red), patut diancungi dua jempol. Karena dengan lahan yang sempit, brambang varietas Tajuk bisa panen melimpah. Sehingga, membuat petani kecil semringah.

“Lahan seperempat hektare saya bisa menghasilkan sekitar 5 ton brambang jika pakai benih Tajuk,” ujar Abdul Rokhim, 42, petani asal Kelurahan Kapas, Kecamatan Sukomoro. Ini berbeda jika Rokhim menggunakan benih bibit brambang varietas yang lain. Karena hasilnya, menjadi lebih sedikit.

Melimpahnya hasil panen brambang Tajuk ini terjadi saat musim kemarau. Meski Tajuk bisa tahan di musim kemarau dan penghujan tetapi hasilnya tidak sama. Karena saat menanam brambang Tajuk di musim penghujan, daunnya menjadi moler (daun seperti mi, Red). Ini karena jamur patogen Fusarium oxysporum f.sp. cepae. Pada tanaman lain penyakit ini dikenal dengan penyakit layu fusarium.

Baca Juga :  Dispertan Bagikan Benih Jagung kepada 235 Petani

Karena itu, jika musim hujan dengan curah hujan tinggi, Rokhim mengaku memilih menanam brambang varietas bauji. Dia menganggap varietas Bauji lebih tangguh dibandingkan Tajuk jika musim penghujan. Walaupun hasil panennya, tidak sebanyak Tajuk. “Daripada kena penyakit moler ya lebih baik pakai Bauji saat musim hujan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk Muslim Harsoyo melalui Kabid Produksi dan Perizinan Usaha Pertanian Agus Sulistiyono mengakui jika produksi brambang varietas Tajuk saat musim kemarau luar biasa. “Satu hektare lahan brambang yang ditanami Tajuk bisa panen sekitar 20 ton,” ujarnya.

Tingginya produktivitas Tajuk ini membuat petani brambang Kota Angin mengidolakan varietas ini. Apalagi Tajuk yang memiliki kepanjangan nama Thailand Nganjuk atau Tanaman Asli Nganjuk ini bisa beradaptasi di dua musim di Indonesia.

Baca Juga :  Kang Marhaen dan Mas Bup Sepakat Tutup Pasar Hewan

Terkait dengan ancaman moler pada Tajuk saat musim penghujan, Agus mengatakan, hal itu sudah dipahami petani. Karena itu, mayoritas petani menggunakan dua varietas saat menanam brambang. Musim kemarau memilih Tajuk. Kemudian, saat musim penghujan lebih condong dengan varietas Bauji. Walaupun sebenarnya, ancaman moler itu juga bisa menyerang semua varietas brambang. Namun, petani Kota Angin tidak mau gambling. Sehingga, variertas seperti Philip, Pancasona, Trisula, dan Katumi, jarang sekali dicoba. “Sulit sekali mengubah kebiasaan petani untuk memilih menanam brambang varietas yang lain,” ujar Agus.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.






Reporter: rekian

Brambang varietas Tajuk tidak hanya tangguh saat musim kemarau dan hujan. Namun, produktivitas Tajuk (Thailand Nganjuk, Red), patut diancungi dua jempol. Karena dengan lahan yang sempit, brambang varietas Tajuk bisa panen melimpah. Sehingga, membuat petani kecil semringah.

“Lahan seperempat hektare saya bisa menghasilkan sekitar 5 ton brambang jika pakai benih Tajuk,” ujar Abdul Rokhim, 42, petani asal Kelurahan Kapas, Kecamatan Sukomoro. Ini berbeda jika Rokhim menggunakan benih bibit brambang varietas yang lain. Karena hasilnya, menjadi lebih sedikit.

Melimpahnya hasil panen brambang Tajuk ini terjadi saat musim kemarau. Meski Tajuk bisa tahan di musim kemarau dan penghujan tetapi hasilnya tidak sama. Karena saat menanam brambang Tajuk di musim penghujan, daunnya menjadi moler (daun seperti mi, Red). Ini karena jamur patogen Fusarium oxysporum f.sp. cepae. Pada tanaman lain penyakit ini dikenal dengan penyakit layu fusarium.

Baca Juga :  Satpol Razia Ruko GOR Bung Karno

Karena itu, jika musim hujan dengan curah hujan tinggi, Rokhim mengaku memilih menanam brambang varietas bauji. Dia menganggap varietas Bauji lebih tangguh dibandingkan Tajuk jika musim penghujan. Walaupun hasil panennya, tidak sebanyak Tajuk. “Daripada kena penyakit moler ya lebih baik pakai Bauji saat musim hujan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk Muslim Harsoyo melalui Kabid Produksi dan Perizinan Usaha Pertanian Agus Sulistiyono mengakui jika produksi brambang varietas Tajuk saat musim kemarau luar biasa. “Satu hektare lahan brambang yang ditanami Tajuk bisa panen sekitar 20 ton,” ujarnya.

Tingginya produktivitas Tajuk ini membuat petani brambang Kota Angin mengidolakan varietas ini. Apalagi Tajuk yang memiliki kepanjangan nama Thailand Nganjuk atau Tanaman Asli Nganjuk ini bisa beradaptasi di dua musim di Indonesia.

Baca Juga :  Ratusan Peserta Tes BLUD Gugur

Terkait dengan ancaman moler pada Tajuk saat musim penghujan, Agus mengatakan, hal itu sudah dipahami petani. Karena itu, mayoritas petani menggunakan dua varietas saat menanam brambang. Musim kemarau memilih Tajuk. Kemudian, saat musim penghujan lebih condong dengan varietas Bauji. Walaupun sebenarnya, ancaman moler itu juga bisa menyerang semua varietas brambang. Namun, petani Kota Angin tidak mau gambling. Sehingga, variertas seperti Philip, Pancasona, Trisula, dan Katumi, jarang sekali dicoba. “Sulit sekali mengubah kebiasaan petani untuk memilih menanam brambang varietas yang lain,” ujar Agus.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.






Reporter: rekian

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/