Kabupaten Nganjuk tidak hanya terkenal dengan bawang merah. Karena di Kota Angin bagian timur, ada sentra perkebunan yang terkenal. Yaitu perkebunan pisang jenis cavendish. Pisang yang berasal dari Afrika Timur itu diketahui telah dibudidayakan sejak awal 2020. Saat ini, sentra perkebunan cavendish dikenal hingga tingkat nasional.
Perjuangan untuk mengembangkan kebun pisang cavendish di Desa Pandantoyo, Kertosono tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu waktu panjang hingga akhirnya usaha tersebut membuahkan hasil manis. Bahkan, awalnya usaha tersebut kurang mendapatkan sambutan positif di pasaran.

Kebun pisang cavendish tersebut dirintis sejak tahun 2020 silam. Namun, berbagai tantangan dihadapi pengelola kala itu. Mulai dari kualitas hingga pemasaran produk. Saking jarangnya peminat, banyak pisang yang akhirnya terpaksa dibuang begitu saja. “Pada tahun-tahun banyak yang tidak laku hingga membusuk,” ujar Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pandantoyo Bambang Iswantoro kepada wartawan Jawa Pos Radar Nganjuk.
Bambang menyadari, kala itu dirinya belum banyak memiliki pengalaman dan relasi. Sehingga usahanya tersebut cenderung stagnan. Terutama dalam hal pemasaran. Dia mengalami kesulitan untuk memasarkan produk tersebut. Awalnya, pisang hasil panen di kebun tersebut hanya dijual ke warga sekitar Kertosono saja.

Saat dijual ke pasar tradisional, Bambang mengaku tidak banyak yang mau membeli hasil kebun tersebut. Salah satu alasannya karena harga yang cukup mahal untuk pasar Kota Angin. Satu kilogram (kg) pisang cavendish tersebut dibanderol sekitar Rp 15 ribu. Sedangkan pisang yang biasa dijual di pasar hanya berkisar Rp 10 ribu.
Pihaknya tidak lantas menyerah begitu saja. Dia dan timnya terus berusaha mencari relasi. Hingga akhirnya dia bertemu orang yang tepat. Bambang diminta untuk menyediakan pisang cavendish. “Setiap harinya dipesan sekitar 200 hingga 300 biji,” akunya.

Usahanya tersebut mulai menunjukkan tren positif sekitar tahun 2021. Produknya mulai dikenal secara nasional. Tak ayal, pendapatan yang diraup langsung melejit. Dalam sebulan, Bambang mengaku bisa meraup pendapatan hingga puluhan juta rupiah. “Sekarang sebulan bisa dapat sekitar Rp 20 juta,” ungkap pria 54 tahun tersebut.
Bahkan, cerita sukses tersebut sampai terdengar ke tingkat pusat. Kebun tersebut pernah disambangi langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Republik Indonesia (RI) Abdul Halim Iskandar pada 2021 silam.
Bambang mengaku tidak menyangka sampai mendapatkan apresiasi tersebut. Baginya, hal tersebut menjadi sebuah tambahan lecutan semangat untuk dirinya dan tim agar semakin semangat lagi ke depannya. “Ini jadi satu-satunya kebun pisang cavendish di Kabupaten Nganjuk untuk komersial,” tandasnya.
Usaha Bambang dan timnya untuk membuka kebun pisang cavendish bisa dikatakan cukup nekat. Pasalnya, dia tidak memiliki ilmu untuk budidaya tersebut. Bahkan, dia mengaku selama ini dia tidak memiliki mentor. Murni belajar sendiri alias otodidak. “Saya belajar dari melihat tutorial di Youtube. Modal juga seadanya,” aku Bambang.

Usahanya tersebut banyak diwarnai trial and error. Awal berkebun pisang cavendish, dia dan tim hanya menanam 260 pohon saja. Setelah sekitar 7 bulan kemudian mereka panen pertama. Sayangnya, pisang yang seharusnya berwarna kuning itu justru hijau semuanya. “Gagal semua,” ucapnya.
Berbekal kesalahan tersebut, Bambang mencoba pendekatan lainnya. Tak disangka, kegigihannya dalam mencoba membuahkan hasil memuaskan. Saking senangnya, hasil panen tersebut tidak dijual. Melainkan dibagikan kepada warga sekitar secara cuma-cuma.
Kini, pihaknya bisa memanen sekitar 1 hingga 2 ton pisang cavendish setiap bulan. “Dulu cuman 260 pohon, sekitar menjadi sekitar 3 ribu pohon,” tandas Bambang.
Terpisah, Plt Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi mengaku bangga dengan kebun kreasi BUMdes Pandantoyo tersebut. Sebagai salah satu orang yang pernah berkunjung di kebun itu, dia melihat potensi besar di sana. “Saya pernah nyoba dan enak. Semoga ke depan banyak yang terinspirasi,” pungkas Kang Marhaen.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.