22.5 C
Kediri
Sunday, May 28, 2023

Sebulan, Dua Nyawa Telah Melayang di Tol

NGANJUK, JP Radar Nganjuk- Pengguna tol Nganjuk-Solo wajib waspada. Karena sebulan terakhir sudah ada dua nyawa melayang di tol. Kecelakaan maut pertama terjadi pada 18 Oktober lalu. Saat itu, Yuni Erwanto, 47, warga Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo yang mengemudikan truk boks menyeruduk tronton. Akibatnya, Yuni tewas seketika di tol yang masuk wilayah Desa Sukoharjo, Kecamatan Wilangan.

Kemudian, kecelakaan kedua terjadi pada 6 November. Rombongan wisata dari Ngoro, Jombang mengalami kecelakaan maut di tol masuk Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor. Kejadian ini hampir sama dengan kecelakaan yang dialami Yuni. Pengemudi Elf yang membawa rombongan wisata menyeruduk truk. Akibatnya, Sunarwati, 32, warga Desa Kalianyar, Kecamatan Ngronggot, yang menjadi penumpang Elf meninggal dunia. “Kecelakaan di tol itu karena human error,” ujar Kanit Gakkum Satlantas Polres Nganjuk Ipda Ajeng Ayu Ardianingrum.

Menurut Ajeng, pengemudi sering ngebut di tol. Padahal, sebenarnya ada batas kecepatan minimal dan maksimal di tol. Sayang, pengemudi tidak menghiraukan. Karena konsentrasi akhirnya mereka menabrak kendaraan yang ada di depannya.

Baca Juga :  Dupriono dkk Bisa Dipenjara Lagi
AWAN GELAP: Pengemudi melintas di Tol Nganjuk-Solo kemarin. Bulan ini hujan deras harus diwaspadai warga Kota Angin dan sekitarnya. (Foto: Karen Wibi)

Ajeng mengatakan, ngebut di tol sangat berbahaya. Apalagi, saat ini, musim hujan. Pandangan pengemudi terbatas jika hujan turun. “Harus hati-hati di tol,” ingatnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sawahan memprediksi hujan deras akan berlangsung selama November di Kabupaten Nganjuk. Hujan deras diprediksi akan terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Nganjuk termasuk di sepanjang jalan tol.     “Hasilanalisis dinamika atmosfer di Jawa Timur menunjukkan pola konvergensi serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan hujan,” terang Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Nganjuk Sumber Harto kepada wartawan koran ini.

Harto menjelaskan, potensi hujan dapat terjadi sewaktu-waktu. Mulai dari pagi, siang, hingga malam hari. Hujan di bulan November tersebut diketahui juga memiliki intensitas yang bervariasi. Mulai dari ringan, sedang, hingga lebat dengan disertai petir dan angin kencang secara sesaat.

Baca Juga :  Angin Kencang Terbangkan Atap Rumah

Menurut Harto, musim hujan di Kabupaten Nganjuk dipengaruhi oleh beberapa hal. Seperti adanya fenomena La Nina dengan intensitas lemah. Dan aktifnya gelombang atmosfer Equatorial Rossby di sekitar Jawa Timur.

Selain itu, Harto mengatakan jika permukaan air laut di perairan Jawa Timur masih terbilang hangat. Dengan anomali antara +1.0 sampai dengan +3.0 derajat celcius. Hal tersebut yang mempengaruhi banyaknya suplai uap air yang naik ke atmosfer.     Kondisi tersebut akhirnya yang mempengaruhi pembentukan awan Cumulonimbus yang semakin intens. Dan awan jenis tersebut dapat mengakibatkan cuaca ekstrim seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es.

Akibat cuaca ekstrim tersebut, Harto mengatakan jika masyarakat dihimbau untuk waspada. Karena salah satu dampak dari hujan tersebut dapat menyebabkan sebuah kecelakaan.






Reporter: Karen Wibi

NGANJUK, JP Radar Nganjuk- Pengguna tol Nganjuk-Solo wajib waspada. Karena sebulan terakhir sudah ada dua nyawa melayang di tol. Kecelakaan maut pertama terjadi pada 18 Oktober lalu. Saat itu, Yuni Erwanto, 47, warga Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo yang mengemudikan truk boks menyeruduk tronton. Akibatnya, Yuni tewas seketika di tol yang masuk wilayah Desa Sukoharjo, Kecamatan Wilangan.

Kemudian, kecelakaan kedua terjadi pada 6 November. Rombongan wisata dari Ngoro, Jombang mengalami kecelakaan maut di tol masuk Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor. Kejadian ini hampir sama dengan kecelakaan yang dialami Yuni. Pengemudi Elf yang membawa rombongan wisata menyeruduk truk. Akibatnya, Sunarwati, 32, warga Desa Kalianyar, Kecamatan Ngronggot, yang menjadi penumpang Elf meninggal dunia. “Kecelakaan di tol itu karena human error,” ujar Kanit Gakkum Satlantas Polres Nganjuk Ipda Ajeng Ayu Ardianingrum.

Menurut Ajeng, pengemudi sering ngebut di tol. Padahal, sebenarnya ada batas kecepatan minimal dan maksimal di tol. Sayang, pengemudi tidak menghiraukan. Karena konsentrasi akhirnya mereka menabrak kendaraan yang ada di depannya.

Baca Juga :  Pedagang Pasar Kertosono Belum Menempati Kios dan Los
AWAN GELAP: Pengemudi melintas di Tol Nganjuk-Solo kemarin. Bulan ini hujan deras harus diwaspadai warga Kota Angin dan sekitarnya. (Foto: Karen Wibi)

Ajeng mengatakan, ngebut di tol sangat berbahaya. Apalagi, saat ini, musim hujan. Pandangan pengemudi terbatas jika hujan turun. “Harus hati-hati di tol,” ingatnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sawahan memprediksi hujan deras akan berlangsung selama November di Kabupaten Nganjuk. Hujan deras diprediksi akan terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Nganjuk termasuk di sepanjang jalan tol.     “Hasilanalisis dinamika atmosfer di Jawa Timur menunjukkan pola konvergensi serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan hujan,” terang Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Nganjuk Sumber Harto kepada wartawan koran ini.

Harto menjelaskan, potensi hujan dapat terjadi sewaktu-waktu. Mulai dari pagi, siang, hingga malam hari. Hujan di bulan November tersebut diketahui juga memiliki intensitas yang bervariasi. Mulai dari ringan, sedang, hingga lebat dengan disertai petir dan angin kencang secara sesaat.

Baca Juga :  Desa Bandung Terancam Tak Cairkan DD

Menurut Harto, musim hujan di Kabupaten Nganjuk dipengaruhi oleh beberapa hal. Seperti adanya fenomena La Nina dengan intensitas lemah. Dan aktifnya gelombang atmosfer Equatorial Rossby di sekitar Jawa Timur.

Selain itu, Harto mengatakan jika permukaan air laut di perairan Jawa Timur masih terbilang hangat. Dengan anomali antara +1.0 sampai dengan +3.0 derajat celcius. Hal tersebut yang mempengaruhi banyaknya suplai uap air yang naik ke atmosfer.     Kondisi tersebut akhirnya yang mempengaruhi pembentukan awan Cumulonimbus yang semakin intens. Dan awan jenis tersebut dapat mengakibatkan cuaca ekstrim seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es.

Akibat cuaca ekstrim tersebut, Harto mengatakan jika masyarakat dihimbau untuk waspada. Karena salah satu dampak dari hujan tersebut dapat menyebabkan sebuah kecelakaan.






Reporter: Karen Wibi

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/