PERJALANAN Aji Sasono menjadi Kepala Desa (Kades) Pehserut, Kecamatan Sukomoro tidaklah mudah. Bahkan, sebelum menjadi Kades, Aji mengaku pernah mencoba peruntungan dengan berwirausaha. Semangatnya untuk terus mencoba patut diacungi jempol. Kades berusia 45 tahun itu bercerita, setelah lulus dari kuliahnya di Kota Apel Malang, dia belum terpikir mau jadi apa
Namun, Aji tidak mau menganggur begitu saja. Alhasil, dia lalu mencoba membuka usaha. Usaha pertama yang dipilihnya adalah berjualan bakso. Dia berjualan bakso di tepi jalan raya yang berada di Desa Pehserut. Saat-saat awal berjualan menjadi momen yang paling susah baginya. Karena hanya untuk mencari satu pelanggan, Aji harus menunggu berjam-jam. ”Saking sedihnya saya sampai nangis. Sehari paling Cuma dapat Rp 10 ribu,” ujarnya. Usaha bakso tidak membuahkan hasil positif. Dia terus-terusan merugi. Namun, dia tidak mau menyerah begitu saja. Aji lalu mencoba usaha lainnya. Yaitu berjualan ubi cilembu hingga es lilin. Sayang, usahanya tersebut juga berakhir negatif. ”Untungnya juga sedikit,” ungkap ayah dua anak tersebut. Di saat terdesak, Aji memiliki ide lain. Tidak lagi berjualan. Namun, Bertani buah melon. Dengan sisa untung berjualan es lilin, dia menyewa sepetak sawah.
Sawah itu lalu ditanami melon. Beruntung, usahanya bertani melon membuahkan hasil. Sedikit demi sedikit Aji bisa menabung. Dari yang mulanya hanya menyewa sawah kini dirinya bisa membeli sawah sendiri. Selama bertahun-tahun Aji mendapat untung yang cukup banyak. Karena ingin mengembangkan usahanya, dia lalu membuka usaha penyewaan mobil. Usaha tersebut ternyata juga laris manis. Banyak orang yang mau menggunakan jasanya. Setelah melewati proses panjang itu, Aji diminta untuk mencalonkan diri sebagai kades. Dengan pertimbangan Aji memiliki etos kerja yang luar biasa.
Dia sejatinya merasa sedikit minder. Aji merasa tidak memiliki kemampuan dasar kepimpinan. Namun setelah berfikir panjang, dia berubah pikiran. Dirinya berniat untuk menata desa kelahirannya. Dirinya ingin menjadi wadah bagi masyarakat yang membuka usaha seperti dia muda dulu. ”Saya pengen pemerintah desa itu jadi wadah untuk warga bisa berkembang,” tuturnya. Beruntung niatnya itu disambut oleh warga. Aji berhasil menjadi kades. Bahkan untuk dua periode secara beruntun. ”Rejeki itu sudah disiapkan Allah. Dan telaten itu cara kita buat jemput rejeki dari Allah,” tutupnya.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.
Reporter: Karen Wibi
Reporter: Andhika Attar Anindita
PERJALANAN Aji Sasono menjadi Kepala Desa (Kades) Pehserut, Kecamatan Sukomoro tidaklah mudah. Bahkan, sebelum menjadi Kades, Aji mengaku pernah mencoba peruntungan dengan berwirausaha. Semangatnya untuk terus mencoba patut diacungi jempol. Kades berusia 45 tahun itu bercerita, setelah lulus dari kuliahnya di Kota Apel Malang, dia belum terpikir mau jadi apa
Namun, Aji tidak mau menganggur begitu saja. Alhasil, dia lalu mencoba membuka usaha. Usaha pertama yang dipilihnya adalah berjualan bakso. Dia berjualan bakso di tepi jalan raya yang berada di Desa Pehserut. Saat-saat awal berjualan menjadi momen yang paling susah baginya. Karena hanya untuk mencari satu pelanggan, Aji harus menunggu berjam-jam. ”Saking sedihnya saya sampai nangis. Sehari paling Cuma dapat Rp 10 ribu,” ujarnya. Usaha bakso tidak membuahkan hasil positif. Dia terus-terusan merugi. Namun, dia tidak mau menyerah begitu saja. Aji lalu mencoba usaha lainnya. Yaitu berjualan ubi cilembu hingga es lilin. Sayang, usahanya tersebut juga berakhir negatif. ”Untungnya juga sedikit,” ungkap ayah dua anak tersebut. Di saat terdesak, Aji memiliki ide lain. Tidak lagi berjualan. Namun, Bertani buah melon. Dengan sisa untung berjualan es lilin, dia menyewa sepetak sawah.
Sawah itu lalu ditanami melon. Beruntung, usahanya bertani melon membuahkan hasil. Sedikit demi sedikit Aji bisa menabung. Dari yang mulanya hanya menyewa sawah kini dirinya bisa membeli sawah sendiri. Selama bertahun-tahun Aji mendapat untung yang cukup banyak. Karena ingin mengembangkan usahanya, dia lalu membuka usaha penyewaan mobil. Usaha tersebut ternyata juga laris manis. Banyak orang yang mau menggunakan jasanya. Setelah melewati proses panjang itu, Aji diminta untuk mencalonkan diri sebagai kades. Dengan pertimbangan Aji memiliki etos kerja yang luar biasa.
Dia sejatinya merasa sedikit minder. Aji merasa tidak memiliki kemampuan dasar kepimpinan. Namun setelah berfikir panjang, dia berubah pikiran. Dirinya berniat untuk menata desa kelahirannya. Dirinya ingin menjadi wadah bagi masyarakat yang membuka usaha seperti dia muda dulu. ”Saya pengen pemerintah desa itu jadi wadah untuk warga bisa berkembang,” tuturnya. Beruntung niatnya itu disambut oleh warga. Aji berhasil menjadi kades. Bahkan untuk dua periode secara beruntun. ”Rejeki itu sudah disiapkan Allah. Dan telaten itu cara kita buat jemput rejeki dari Allah,” tutupnya.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.
Reporter: Karen Wibi
Reporter: Andhika Attar Anindita