22.3 C
Kediri
Sunday, May 28, 2023

Menikmati Kopi Legendaris di Warung Mbah Tin Kertosono

Warung kopi (warkop) di Kota Angin sangat banyak. Namun, hanya sedikit yang memiliki ciri khas dan legendaris. Salah satunya adalah Warkop Mbah Tin yang ada di Desa Nglawak, Kecamatan Kertosono. Warkop ini tetap mengutamakan rasa.

Pecinta kopi di Kertosono dan sekitarnya sudah tidak asing dengan Warkop Mbah Tin. Lokasinya ada di gang kecil. Namun pengunjungnya tak pernah sepi. Karena pengunjungnya tidak hanya berasal dari Kertosono. Namun, ada yang dari Tanjunganom, Baron, Ngronggot, Lengkong, hingga Jatikalen.

(Foto: Andhika Attar)

Kopi yang dijual di Warkop Mbah Tin sekilas sama seperti kopi pada umumnya. Tetapi, rasanya dijamin mantap. Karena Mak Siti, pemilik Warkop Mbah Tin tetap menggunakan kayu bakar untuk merebus air. Sama dengan yang dilakukan saat Mbah Tin atau lengkapnya bernama Prihatin, masih hidup. “Rasanya beda kalau pakai elpiji dan kompor minyak tanah,” ujarnya.

Sejak Mbah Tin meninggal dunia pada 2018, Mak Ti tetap mempertahankan kualitas rasanya dan cara penyajiannya. Untuk kopi yang dibuat adalah kopi deplokan sendiri. Setiap hari, bubuk kopi baru. Karena Warung Mbah Tin tidak mau menyetok bubuk kopi.

Kemudian, tungku dengan kayu bakar itu akan mulai menyala sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Ini karena pengunjung datang silih berganti.

Untuk kebutuhan kayu bakar sendiri, mereka mendapatkannya dari Lengkong. Setiap hari, mereka bisa menghabiskan dua karung kayu bakar untuk memasak air dan menyangrai biji kopi. “Sudah ada langganan yang ngirim ke sini,” ungkap Mak Siti.

Baca Juga :  Pulang dari Karaoke, Rambut Boscu Gundul
(Foto: Andhika Attar)

Sementara itu, Ahmad Solikul, 43, salah seorang pelanggan di sana mengaku sudah mengenal Warkop Mbah Tin sejak 20 tahun lalu. Saat tu, dia iseng ikut ngopi bersama temannya. Akhirnya, Solikul menjadi ketagihan kopi Mbah Tin. Hingga akhirnya dia juga menjadi pelanggan di sana. “Aroma kopinya beda. Apalagi masih pakai kayu bakar,” ujar pria asal Desa/Kecamatan Baron itu.

Ada satu peraturan tak tertulis yang harus dipatuhi saat ngopi di Warkop Mbah Tin. Yaitu tidak boleh mengajak perempuan ikut ngopi di sana. Tak hanya pacar. Meski sudah sah menjadi istri pun tetap tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, semua pengunjung warkop ini hanya laki-laki saja. “Sudah dari dulu tidak boleh. Pokoknya tidak boleh,” tegas Mak Siti, 70, pengelola Warkop Mbah Tin.

Saat didalami, ternyata hal itu merupakan prinsip yang dipegang oleh Mbah Tin sebagai pendiri warkop tersebut. Dia tidak ingin tempatnya berjualan menjadi tempat memadu kasih. Dia khawatir, hal tersebut bukan tidak mungkin akan kebablasan. Oleh karena itu, dia hanya menerima pengunjung laki-laki saja.

Meski begitu, kebijakan tersebut tidak lantas menyurutkan niat pelanggannya untuk ngopi di sana. Mereka pun sadar, datang ke sana murni untuk menikmati sajian kopi. “Semua yang ke sini ya karena pengen kopinya. Bukan yang macam-macam,” ujar Mak Siti.

Baca Juga :  Jaga Semua Jalur Masuk Nganjuk

Namun, beberapa kali tetap saja ada pengunjun yang datang sembari membawa teman, pacar, atau istrinya. Kebanyakan, mereka belum tahu dengan aturan tersebut. Jika sudah seperti itu, baik Mbah Tin maupun Mak Siti akan langsung menegurnya. “Saya suruh pulang atau cari warung lainnya saja,” tandasnya.

Sementara itu, Khoirul Anam, 26, salah seorang pelanggan mengaku pernah beberapa kali melihat ketegasan itu diterapkan di sana. Menurut Irul, tak ada seorang pengunjung perempuan yang diperbolehkan tetap ngopi di Warkop Mbah Tin. Bahkan, pasangan suami-istri (pasutri) pun tidak dilayani.

“Pernah ada yang datang sama istrinya. Sempat ngeyel, tapi tetap disuruh pulang,” kenang pria asal Desa Kutorejo, Kecamatan Kertosono itu.

Menurut Irul, ngopi di Warkop Mbah Tin memang mengutamakan mutu dan kualitas rasa kopinya. Bukan yang lain-lainnya. “Kalau mau bawa cewek ya di kafe saja. Kalau ke sini memang lebih enak sama teman-teman cowok,” pungkasnya.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.






Reporter: Andhika Attar Anindita

Warung kopi (warkop) di Kota Angin sangat banyak. Namun, hanya sedikit yang memiliki ciri khas dan legendaris. Salah satunya adalah Warkop Mbah Tin yang ada di Desa Nglawak, Kecamatan Kertosono. Warkop ini tetap mengutamakan rasa.

Pecinta kopi di Kertosono dan sekitarnya sudah tidak asing dengan Warkop Mbah Tin. Lokasinya ada di gang kecil. Namun pengunjungnya tak pernah sepi. Karena pengunjungnya tidak hanya berasal dari Kertosono. Namun, ada yang dari Tanjunganom, Baron, Ngronggot, Lengkong, hingga Jatikalen.

(Foto: Andhika Attar)

Kopi yang dijual di Warkop Mbah Tin sekilas sama seperti kopi pada umumnya. Tetapi, rasanya dijamin mantap. Karena Mak Siti, pemilik Warkop Mbah Tin tetap menggunakan kayu bakar untuk merebus air. Sama dengan yang dilakukan saat Mbah Tin atau lengkapnya bernama Prihatin, masih hidup. “Rasanya beda kalau pakai elpiji dan kompor minyak tanah,” ujarnya.

Sejak Mbah Tin meninggal dunia pada 2018, Mak Ti tetap mempertahankan kualitas rasanya dan cara penyajiannya. Untuk kopi yang dibuat adalah kopi deplokan sendiri. Setiap hari, bubuk kopi baru. Karena Warung Mbah Tin tidak mau menyetok bubuk kopi.

Kemudian, tungku dengan kayu bakar itu akan mulai menyala sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Ini karena pengunjung datang silih berganti.

Untuk kebutuhan kayu bakar sendiri, mereka mendapatkannya dari Lengkong. Setiap hari, mereka bisa menghabiskan dua karung kayu bakar untuk memasak air dan menyangrai biji kopi. “Sudah ada langganan yang ngirim ke sini,” ungkap Mak Siti.

Baca Juga :  Hari Ini Novi Dkk Hadapi Dakwaan
(Foto: Andhika Attar)

Sementara itu, Ahmad Solikul, 43, salah seorang pelanggan di sana mengaku sudah mengenal Warkop Mbah Tin sejak 20 tahun lalu. Saat tu, dia iseng ikut ngopi bersama temannya. Akhirnya, Solikul menjadi ketagihan kopi Mbah Tin. Hingga akhirnya dia juga menjadi pelanggan di sana. “Aroma kopinya beda. Apalagi masih pakai kayu bakar,” ujar pria asal Desa/Kecamatan Baron itu.

Ada satu peraturan tak tertulis yang harus dipatuhi saat ngopi di Warkop Mbah Tin. Yaitu tidak boleh mengajak perempuan ikut ngopi di sana. Tak hanya pacar. Meski sudah sah menjadi istri pun tetap tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, semua pengunjung warkop ini hanya laki-laki saja. “Sudah dari dulu tidak boleh. Pokoknya tidak boleh,” tegas Mak Siti, 70, pengelola Warkop Mbah Tin.

Saat didalami, ternyata hal itu merupakan prinsip yang dipegang oleh Mbah Tin sebagai pendiri warkop tersebut. Dia tidak ingin tempatnya berjualan menjadi tempat memadu kasih. Dia khawatir, hal tersebut bukan tidak mungkin akan kebablasan. Oleh karena itu, dia hanya menerima pengunjung laki-laki saja.

Meski begitu, kebijakan tersebut tidak lantas menyurutkan niat pelanggannya untuk ngopi di sana. Mereka pun sadar, datang ke sana murni untuk menikmati sajian kopi. “Semua yang ke sini ya karena pengen kopinya. Bukan yang macam-macam,” ujar Mak Siti.

Baca Juga :  Ketua DPRD Tatit Cetak Pecatur Andal

Namun, beberapa kali tetap saja ada pengunjun yang datang sembari membawa teman, pacar, atau istrinya. Kebanyakan, mereka belum tahu dengan aturan tersebut. Jika sudah seperti itu, baik Mbah Tin maupun Mak Siti akan langsung menegurnya. “Saya suruh pulang atau cari warung lainnya saja,” tandasnya.

Sementara itu, Khoirul Anam, 26, salah seorang pelanggan mengaku pernah beberapa kali melihat ketegasan itu diterapkan di sana. Menurut Irul, tak ada seorang pengunjung perempuan yang diperbolehkan tetap ngopi di Warkop Mbah Tin. Bahkan, pasangan suami-istri (pasutri) pun tidak dilayani.

“Pernah ada yang datang sama istrinya. Sempat ngeyel, tapi tetap disuruh pulang,” kenang pria asal Desa Kutorejo, Kecamatan Kertosono itu.

Menurut Irul, ngopi di Warkop Mbah Tin memang mengutamakan mutu dan kualitas rasa kopinya. Bukan yang lain-lainnya. “Kalau mau bawa cewek ya di kafe saja. Kalau ke sini memang lebih enak sama teman-teman cowok,” pungkasnya.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.






Reporter: Andhika Attar Anindita

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/