24.5 C
Kediri
Monday, March 27, 2023

Jasad Siti Ditemukan Mengapung di Kwaron Papar

- Advertisement -

PAPAR, JP Radar Kediri– Setelah pencarian sekitar tujuh jam, jasad Siti Mahmuda, 60, yang hanyut di aliran anak Sungai Brantas akhirnya ditemukan. Tepatnya di Desa Kwaron, Kecamatan Papar.

Tubuh perempuan asal Desa Turus, Kecamatan Gampengrejo ini ditemukan sekitar pukul  21.30, Selasa malam (28/9). “Jarak dari lokasi kejadian sekitar tiga kilometer,” terang Kapolsek Gampengrejo AKP Sunaryo kemarin.

Dia menjelaskan, proses pencarian dengan cara menyelam dihentikan pada pukul 17.15. Tim gabungan dari kepolisian dibantu BPBD dan relawan menelusuri setelah salat Magrib. Karena tidak berani lewat air, pencarian dilakukan lewat darat.

“Petugas yang melakukan pencarian ini jalan kaki di tanggul sungai. Dari timur ke selatan,” imbuh Sunaryo.

Baca Juga :  Daun Singkong Rasa Paru Sapi

Pencarian dibantu alat penerangan. Setelah kondisi arus sungai kembali normal, petugas melihat bagian kepala jasad mengapung. Melihat hal itu, petugas langsung mengevakuasi. Untuk mengangkat jenazah, mereka menyelam agar jenazah tak hanyut semakin jauh.

- Advertisement -

Setelah ditemukan, polsek menelepon ambulans dan tim Inafis Polres Kediri. Sampai di rumah duka, ibu tiga anak ini diperiksa tim Inafis dan dokter puskesmas. “ Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban,” kata perwira Polri berpangkat tiga balok ini.

Meski begitu, tubuh istri Mursani, 70, ini ditemukan luka di punggung tangan dan jari kakinya. Luka itu diduga ketika hanyut terkena benda-benda di sungai. Seperti sampah rumah tanggadan bambu. Setelah diperiksa, sekitar pukul 11.00 keluarga memakamkan korban.

Baca Juga :  BRI Sediakan Layanan Penukaran Uang di 391 Kantor Cabang Selama Ramadan

Sunaryo menambahkan, Siti mengalami gangguan jiwa sudah lama. Namun sejak anak perempuannya meninggal tiga bulan lalu, kondisinya memburuk. Bahkan Siti menjalani pemeriksaan psikiater RS Bhayangkara. “Setiap harinya korban ini di rumah saja, kalau ketemu orang langsung kabur,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Siti hilang sekitar pukul 09.30, Selasa (28/9). Sebelum dilaporkan, sekitar pukul 07.30 dia keluar rumah naik sepeda. Fauzi dan Supatun yang mencari ibunya menemukan sepeda dan sandal di pinggir anak sungai. Ada bekas kaki di sana. Diduga korban terpeleset lalu hanyut. (ara/ndr)

 

 

- Advertisement -

PAPAR, JP Radar Kediri– Setelah pencarian sekitar tujuh jam, jasad Siti Mahmuda, 60, yang hanyut di aliran anak Sungai Brantas akhirnya ditemukan. Tepatnya di Desa Kwaron, Kecamatan Papar.

Tubuh perempuan asal Desa Turus, Kecamatan Gampengrejo ini ditemukan sekitar pukul  21.30, Selasa malam (28/9). “Jarak dari lokasi kejadian sekitar tiga kilometer,” terang Kapolsek Gampengrejo AKP Sunaryo kemarin.

Dia menjelaskan, proses pencarian dengan cara menyelam dihentikan pada pukul 17.15. Tim gabungan dari kepolisian dibantu BPBD dan relawan menelusuri setelah salat Magrib. Karena tidak berani lewat air, pencarian dilakukan lewat darat.

“Petugas yang melakukan pencarian ini jalan kaki di tanggul sungai. Dari timur ke selatan,” imbuh Sunaryo.

Baca Juga :  BRI Luncurkan IT Remote Office “Astana Veda” di Jogjakarta

Pencarian dibantu alat penerangan. Setelah kondisi arus sungai kembali normal, petugas melihat bagian kepala jasad mengapung. Melihat hal itu, petugas langsung mengevakuasi. Untuk mengangkat jenazah, mereka menyelam agar jenazah tak hanyut semakin jauh.

Setelah ditemukan, polsek menelepon ambulans dan tim Inafis Polres Kediri. Sampai di rumah duka, ibu tiga anak ini diperiksa tim Inafis dan dokter puskesmas. “ Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban,” kata perwira Polri berpangkat tiga balok ini.

Meski begitu, tubuh istri Mursani, 70, ini ditemukan luka di punggung tangan dan jari kakinya. Luka itu diduga ketika hanyut terkena benda-benda di sungai. Seperti sampah rumah tanggadan bambu. Setelah diperiksa, sekitar pukul 11.00 keluarga memakamkan korban.

Baca Juga :  Target Imunisasi Tiga Kali setelah Pemkot Tetapkan KLB Difteri

Sunaryo menambahkan, Siti mengalami gangguan jiwa sudah lama. Namun sejak anak perempuannya meninggal tiga bulan lalu, kondisinya memburuk. Bahkan Siti menjalani pemeriksaan psikiater RS Bhayangkara. “Setiap harinya korban ini di rumah saja, kalau ketemu orang langsung kabur,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Siti hilang sekitar pukul 09.30, Selasa (28/9). Sebelum dilaporkan, sekitar pukul 07.30 dia keluar rumah naik sepeda. Fauzi dan Supatun yang mencari ibunya menemukan sepeda dan sandal di pinggir anak sungai. Ada bekas kaki di sana. Diduga korban terpeleset lalu hanyut. (ara/ndr)

 

 

Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru

/