KEDIRI KABUPATEN – Rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap Suwarti, 72, alias Mbah Sireb yang digelar pada Rabu (14/2) lalu mengungkap fakta-fakta baru. Diketahui, Sukarno, 60, sang tersangka, ternyata sempat ragu saat hendak membunuh sang ibu tiri.
Hal itu diketahui dari hasil rekonstruksi, tepatnya pada adegan ke enam dank e tujuh. Pada adegan ke enam, yakni pada pukul 23.00 pada saat kejadian tersebut, Sukarno sudah sempat mengeluarkan beberapa peralatan, seperti pisau, masker, dan topi dari tasnya. “Namun pada adegan ke tujuh, Sukarno kembali memejamkan matanya dan baru terbangun pada pukul 01.00,” kata Kapolsek Purwoasri AKP Ismu Kamdaris.
Menurut Ismu, jika memang Sukarno berniat untuk memunuh, seharusnya saat itu langsung mengeksekusi niatnya. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Sukarno justru ragu saat hendak membunuh sang ibu tiri.
Tidak hanya itu, dalam rekonstruksi yang digelar juga diketahui bahwa Sukarno sempat ragu-ragu lagi ketika melihat Mbah Sireb ternyata belum memejamkan mata. Akhirnya pada pukul 02.00, Sukarno memilih untuk mengurungkan niatnya. “Sebelum Sukarno masuk ke kamar Mbah Sireb, dia sempat mengambil balok kayu yang ada di kamar,” sambung Ismu.
Dalam rekonstruksi, lanjut Ismu, adegan demi adegan dilanjutkan ketika Sukarno, yang merupakan warga Desa Wonotengah, Kecamatan Purwoasri tersebut mulai memukul kepala Mbah Sireb sebanyak dua kali dengan balok kayu yang dibawanya. Diteruskan Sukarno menusuk perut korban sebanyak tiga kali. Mbah Sireb spontan menjerit histeris sebelum akhirnya datanglah saksi satu dan dua, yang tak lain cucu Mbah Sireb, yakni Muhammad Jaddi Ramadhan, 23 dan Atik Sri Wahyuni, 47, untuk mengamankan Sukarno.