KEDIRI KABUPATEN– Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri terus monitoring upaya pengendalian virus kuning. Terutama untuk mengetahui efektivitas minyak cengkih dalam menangkal virus yang menyerang tanaman cabai tersebut.
Dari pantauan Jawa Pos Radar Kediri selama dua minggu terakhir ini, dispertabun memang gencar melakukan pengendalian di beberapa lokasi pertanian. Khususnya yang terkena dampak virus kuning.
Di antaranya mulai dari Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung hingga sentra cabai di Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu. “Hari ini (kemarin, Red) pun kita lakukan pengendalian di Desa Siman (Kecamatan Kepung, Red),” terang Kabid Holtikultura Dispertabun Kabupaten Kediri Anang Widodo.
Setelah melakukan pengendalian, ia mengatakan, tidak ingin hasilnya jadi buruk. Dispertabun tidak ingin tidak ada pendampingan pada petani. Makanya pasca pengendalian juga dilakukan pengamatan rutin mingguan.
Anang menerangkan, pengamatan tersebut ditugaskan pada petugas lapangan disperta untuk mengontrol setiap perkembangan virus kuning setelah pengendalian. “Kita rutin mingguan, tapi secara teknis dampak maksimal terlihat pada hari ke 28 pasca aplikasi,” ungkapnya.
Beberapa perkembangan pun terlihat. Misalnya seperti daun yang kuning dan mengeriting kini mulai menghijau. Seperti kemarin, Anang memperlihatkan foto contoh perkembangan cabai sebelum dan sesudah dikendalikan dengan minyak cengkih di Kecamatan Puncu.
Dengan adanya tanda-tanda reaksi positif, ia mengatakan, dispertabun akan segera menyosialisasikan racikan minyak cengkih ini ke beberapa wilayah di Kabupaten Kediri.
Utamanya yang belum menggunakan racikan tersebut untuk menangani virus kuning. “Coba kita sebar cara ini setelah nanti terbukti efektif,” terangnya.
Walaupun begitu, Anang menyebut, sudah banyak petani cabai yang mendengar bahwa cara pengendalian virus kuning dengan menyemprot minyak cengkih. Hasilnya pun mulai efektif. Sehingga banyak dari wilayah selain Kepung dan Puncu, meminta bantuan agar juga disediakan minyak cengkih untuk penanganan virus kuning tersebut.
“Alhamdulillah wilayah lain saling komunikasi juga karena respons di tanaman bagus,” paparnya.
Dua minggu melakukan pengendalian, Anang mengungkapkan, dispertabun terus melakukan monitoring dan evaluasi (monev). Pada minggu ketiga atau keempat pihaknya akan mengundang kembali tenaga ahli dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Malang, Dr Juniawan Ginting. “Narasumber tersebut juga untuk monev hasil aplikasi sekaligus memberi arahan kalau ada tindakan lanjutan setelah penggunaan minyak cengkih ini,” tegasnya.