KEDIRI KABUPATEN– Hujan lebat menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten dan Kota Kediri tergenang banjir, Minggu sore (7/1). Di antaranya beberapa titik di Kecamatan Gampengrejo, Gurah, hingga Papar. Air meluap tidak hanya masuk ke pemukiman. Namun, juga merendam areal persawahan.
Pantauan Jawa Pos Radar Kediri kemarin pagi di Dusun Bulurejo, Desa/Kecamatan Papar, terlihat hampir seluruh rumah tergenang. Rata-rata air telah masuk kediaman warga. Makanya saat air mulai surut, warga pun mengangkati perabotnya ke tempat yang lebih tinggi.
“Ini sudah mulai surut Mas, kalau dini hari tadi air yang masuk rumah lumayan tinggi,” terang Mahfud Mahmudi, 32, warga Bulurejo, yang rumahnya kebanjiran.
Sebelum air masuk rumah, menurut dia, hujan deras mengguyur mulai pukul 14.30 hingga 19.00. Hujan berintensitas tinggi itu membuat sungai-sungai di sekitar Papar meluap. Sampai sekitar pukul 23.30 air mulai masuk rumah. “Tanda-tandanya sudah terasa sekitar pukul 22.00,” ujarnya.
Sejak pukul 22.00 itulah Mahfud dan keluarganya standby dan mulai mengangkati perabotnya. Pasalnya, malam itu air yang masuk rumah hingga setinggi 30 sentimeter. Sedangkan di luar bisa sampai satu meter. “Rata-rata rumah di sini sudah ditinggikan Mas. Karena memang setiap tahun banjir. Dibanding saat ini, banjirnya lebih parah tahun lalu,” ungkapnya.
Akibat kebanjiran, banyak warga tidak tidur. Mereka khawatir air makin tinggi. Menurut Mahfud, banjir terjadi karena sekitar tempat tinggalnya terdapat empat sungai sudetan Kali Brantas. Lokasi sudetan di barat rumahnya menyatu. Sehingga satu sungai tersebut tidak kuat menahan kiriman air dari Brantas. “Kalau wilayah atas hujan deras, daerah sini sudah pasti kebanjiran,” papar Mahfud.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Randi Agata Sakaira mengatakan, banjir terjadi di Papar, Gampengrejo hingga Gurah. Terlebih di Gampengrejo, ada beberapa tanggul jebol sehingga air meluber ke areal persawahan. “Telah kita terjunkan personel sejak malam saat banjir sedang tinggi-tingginya,” ujarnya.
Sementara itu, di Kota Kediri air hujan merendam Jl Selowarih, Kelurahan Dandangan, Kecamatan Kota. Ketinggian air hampir mencapai selutut orang dewasa. Ini karena Sungai Kresek meluap.
Informasi koran ini menyebut, banjir menggenangi sepanjang Jl Selowarih sisi selatan. Itu setelah hujan mengguyur sekitar lima jam. Mulai pukul 14.00 hingga 19.00. “Deras sekali hujannya, jadi banjir kayak gini,” ungkap Satrio, 46, warga Dandangan.
Lantaran banjir, dia mengatakan, sekitar pukul 17.30 banyak warga yang berkendara akhirnya putar balik. Beberapa pengendara sepeda motor yang nekat pun kendaraannya mogok. “Kalau agak sore ya banyak, tapi ini sudah mulai surut,” imbuh Satrio.
Pantauan koran ini, genangan air mulai surut sekitar pukul 20.00. Ketinggian air tinggal sebetis orang dewasa. Kepala BPBD Kota Kediri Syamsul Bahri menyatakan, terjadi genangan karena saluran air tersumbat. Bukan lantaran Sungai Kresek di Dandangan meluap.
“Itu nggak meluap kok, cuma memang salurannya terhenti saja,” terangnya. Dia pun mengakui, hujan beberapa hari terakhir memang mempunyai intensitas tinggi. Imbasnya, banyak tempat terdampak air menggenang. Namun sampai kemarin, Syamsul tidak menerima laporan kerusakan karena hujan dan banjir tersebut. “Masih aman, terus kami pantau saat hujan,” pungkasnya.