KABUPATEN, JP Radar Kediri- Rak berbentuk kotak itu bukan sembarang rak. Namanya Rak Ultraviolet. Fungsinya menghilangkan mikroorganisme dari barang yang kita kenakan. Cukup taruh saja barang kita seperti sepatu, nyalakan lampu, mikroorganisme yang tidak kita harapkan pun hilang. Rak ini hanyalah satu dari puluhan inovasi yang mengikuti Lomba Cipta Kreativitas Teknologi dan Inovasi Kediri Cerdas.
Bertempat di salah satu hotel di Kabupaten Kediri ini, lomba yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Kediri diikuti oleh 44 inovator. Mereka berasal dari beragam latar belakang. Mulai siswa sekolah, guru, pegawai negeri sipil (PNS), wirausahawan dan masyarakat umum.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menggali kreativitas masyarakat dengan menemukan inovasi-inovasi baru. Ternyata antusiasme masyarakat luar biasa di kali pertama lomba ini,” terang Plt Kepala Balitbangda Eko Setiyono.
Menurut Eko, keberadaan adanya inovasi-inovasi ini akan mendongkrak daya saing Kabupaten Kediri ke tingkat lebih luas. Saat ini total 44 inovator ini, terdapat empat kategori. Yaitu Inovasi Berbasis Website atau Mobile Apps, kemudian kategori Inovasi Publik, selanjutnya, kategori Inovasi Teknologi Terapan, dan Inovasi Bidang Ekonomi.
Dari empat kelompok tersebut akan dipilih pemenang di masing-masing kategori. Menurut Eko, selain menggali kreativitas dalam mewujudkan inovasi bagi kepentingan publik, hasil kegiatan ini bisa terus dikembangkan dan dimanfaatkan lebih luas. “Bahkan, kami akan mengupayakan mereka (peserta) bisa mendapatkan hak paten,” jelasnya.
Memang beragam inovasi ditampilkan dalam kegiatan yang hasil pemenangnya baru diumumkan siang ini. Di antaranya adalah aplikasi mutasi siswa online (SI-MUTASI), Sistem Informasi Data Potensi Investasi Kabupaten Kediri, aplikasi penelusuran tamatan (tracer study), alat penyiang gulma padi tenaga surya (PW ELCELL), electrik mikro hidro, genset elektronik full automatic, dan sejumlah inovasi lainnya.
Sementara itu, Menurut salah satu juri Sony Laksono dari Balitbangda banyak variabel yang menjadi dasar penilaian inovasi yang dilombakan. Di antaranya adalah lingkup inovasi, teknologi yang digunakan, kemudahan dipahami atau diadopsi masyarakat, kemudahan dalam operasional, kesinambungan dan keberlanjutan, hingga kemudahan dalam perawatan.
“Paling besar variabelnya adalah hasil inovasi ini benar-benar dimanfaatkan dan bisa memberi kenyamanan bagi masyarakat,” pungkasnya. (dea)