Tidak seperti rumah seorang pelukis yang selalu dipenuhi oleh karya-karyanya. Rumah Danuji, 58, yang berada di Desa Pacekulon, Kecamatan Pace tidak ada satupun karya lukis miliknya. Alasannya lucu, Danuji mengaku hanya mau melukis ketika dirinya mendapat pesanan.
“Saya tidak mau melukis kalau tidak ada pesanan,” ujarnya ketika ditemui wartawan koran ini di rumahnya.
Hal itu sudah menjadi kebiasaan sejak dirinya kecil. Karena Danuji mengatakan bahwa dirinya lahir dari keluarga yang kurang mampu. Orang tuanya memiliki 10 anak.
Karena keterbatasan biaya itu lah, Danuji jadi kesulitan untuk membeli peralatan melukis. “Kanvas dan cat itu harus beli pakai uang,” terangnya.
Hal tersebut juga yang menjadikan Danuji tidak memiliki karya lukis untuk koleksinya. Karena karya lukis miliknya mayoritas sudah berada di rumah-rumah pemesannya.
Walau jarang melukis, keterampilan Danuji tidak begitu saja bisa pudar. Dia tetap jago melukis. Mulai dari objek manusia, pemandangan, hingga hewan masih sangat dikuasainya. “Biasanya itu objek manusia. Melukis tokoh-tokoh,” tutupnya.