KOTA, JP Radar Kediri – Dalam waktu seminggu, harga telur ayam mengalami penurunan harga berkali-kali. Kemarin, harga telur ayam di pasaran mencapai Rp 18-20 ribu per kilogramnya. Para penjual merasa karena stok telur ayam dari kandang masih banyak, harga di pasaran ikut menurun.
Dengan turunnya harga tersebut, penjual telur ayam di Pasar Tradisional Setonobetek Sri Widarti, 42, menjelaskan bahwa selama satu minggu sudah dua hingga tiga kali mengalami penurunan harga. “Kemarin (Kamis (19/9), Red), turun lagi, biasanya turun Rp 500 sampai Rp 1000 sekali turun,” terang perempuan yang akrab dipanggil Wiwit itu.
Penurunan harga telur itu dirasakan sejak menurunnya minat pembeli telur pada Bulan Sura. Dengan menurunnya minat pembelian, membuat peternak telur ayam di kandang juga memiliki banyak stok telur. Sehingga harus mengurangi harga untuk menarik minat pembeli lagi.
Wiwit menjelaskan bahwa perubahan harga telur pengaruh utamanya berada di kandang. Apabila ada perubahan harga yang diberikan, entah naik, ataupun turun, pedagang di pasar juga merubah harga telur tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, Wiwit menjelaslkan bahwa pembelian telur di kedainya masih stabil. Untuk stok telur ayam pun Wiwit tidak bisa sembarangan menyetok, ia juga harus melihat permintaan pasar. Namun, untuk pembeli tetap seperti penjual makanan, atau minuman seperti STMJ, masih terus ada yang membeli secara rutin. Di kedainya, ia menjual harga telur ayam dengan harga Rp 19 ribu per kilogramnya.
Dengan menurunnya harga telur dalam satu minggu ini, Yuli, 48, berucap bahwa hal tersebut sebenarnya tidak begitu berpengaruh bagi pembelian oleh masyarakat. “Kalau telur, kan, salah satu bahan makanan yang sering dicari,” imbuhnya.
Yuli menjelaskan bahwa telur adalah salah satu bahan pokok yang masih banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Baik bagi konsumen seperti di rumah tangga, atapun para penjual makanan seperti dirinya.