KABUPATEN, JP Radar Kediri–Entry data dalam pengambilan personal identification number (PIN) masih saja jadi kendala bagi siswa yang mandiri. Beberapa kesalahan dalam pengunggahan berkas membuat mereka tidak lolos verifikasi dan kode yang ditunggu tidak keluar. Di antaranya, saat siswa diminta mengunggah foto kartu keluarga (KK), ada yang salah paham dan mengunggah foto keluarga.
Hal tersebut di antaranya ditemui di SMKN 1 Ngasem. Waka Kesiswaan SMKN 1 Ngasem Samsul Dhuka menuturkan, kesalahan pengunggahan berkas KK diketahui saat ada orang tua siswa yang datang ke sekolah. Menanyakan hasil verifikasi PIN anaknya. “Setelah dicek, ternyata siswa salah mengunggah berkas. Seharusnya mengunggah foto KK, tapi malah yang diunggah foto keluarga,” katanya sambil tersenyum.
Ada pula siswa dari sekolah lain yang bermasalah dalam verifikasi berkas karena foto yang diunggah blur atau tidak jelas. “Saat ditanya kenapa yang difoto tidak yang asli? Ternyata KK asli jadi jaminan pinjaman,” lanjutnya.
Mengetahui telah terjadi kesalahan, menurut Samsul petugas sekolah sudah meminta siswa dan orang tuanya mengunggah ulang berkas. Dengan demikian, berkas mereka bisa dinyatakan valid dan PIN bisa keluar.
Samsul mengakui, dari beberapa masalah yang muncul saat verifikasi PIN, mayoritas karena masalah KK. Dokumen ini menurut Samsul sangat penting dalam pengajuan PIN. Sebab, lewat KK pula petugas akan mencocokkan titik koordinat rumah dengan alamat di KK. “Makanya, petugas butuh data yang lebih detail dan valid,” terangnya.
Di SMKN 1 Ngasem, petugas sudah memverifikasi 900 data siswa dari sejumlah SMP di Kediri. Pemeriksaan dilakukan secara bertahap sesuai dengan pengaturan sistem.
Artinya, sekolah tidak bisa memilih siswa dan sekolah mana yang akan diverifikasi lebih dulu. “Semuanya ditentukan oleh sistem komputer,” tegas Samsul.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdispendik) Jawa Timur Wilayah Kediri Ramli melalui Kasi SMA PK-PLK Chairul Effendi. Menurutnya, sistem akan membagi sekolah mana yang nanti memverifikasi data calon siswa baru. Karenanya, sekolah yang memverifikasi bisa saja acak.
Terkait belum keluarnya PIN, menurut Effendi orang tua siswa tidak hanya mendatangi sekolah. Melainkan ada pula yang datang ke kantor cabdispendik. Rupanya, kesalahan menggunggah data KK juga banyak diadukan ke cabdispendik. “Setelah dicek, foto KK yang diunggah adalah foto keluarga. Jelas tidak bisa diverifikasi,” beber pria asal Papar tersebut.
Meski masih ada banyak kesalahan, Effendi meminta siswa tidak perlu khawatir. Calon pendaftar yang salah mengunggah berkas bisa menunggah ulang foto KK-nya. Mereka bisa mendatangi sekolah atau mendatangi cabdispendik. Petugas akan membantu entry ulang data.
Sementara itu, dari total 4.668 peserta yang mengajukan PIN, kemarin baru keluar 3.999 saja. Artinya, ada lebih dari 600 siswa yang masih antre untuk bisa mendapat kode agar bisa mendaftar dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) pada Senin (20/6) nanti.
Dari ratusan siswa tersebut, menurut Effendi ada 154 siswa yang salah menginput berkas dan tidak bisa mengambil PIN. Selain masalah KK, ada pula siswa yang salah saat mengunggah surat keterangan lulus. Yakni, surat keterangan lulus yang belum dilegalisasi.
“Jadi pengajuan untuk mengambil PIN tidak disetujui karena berkas tidak terverifikasi itu,” jelas Effendi sembari menyebut ada siswa yang mengunggah foto map saat diminta menggungah foto surat kelulusan.
Dengan berbagai kesalahan itu, Effendi meminta orang tua mendampingi anaknya saat mengunggah berkas. Sehingga, kesalahan pengunggahan data bisa diperkecil.
Effendi menegaskan, jadwal pengambilan PIN dibuka hingga 18 Juni. Siswa masih memiliki waktu selama 12 hari untuk mengurusnya. Selama pengunggahan berkas sudah sesuai, dia menjamin siswa bisa mendapat PIN dan bisa mengikuti PPDB.