KOTA, JP Radar Kediri– Sebanyak enam ibu meninggal dalam proses melahirkan bayinya di Kota Kediri. Itu terjadi selama sembilan bulan terakhir. Angka kasusnya meningkat tiga kali lipat dibanding tahun 2020.
“Tahun lalu hanya ada dua kasus kematian ibu yang melahirkan,” ujar Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri Wigati kemarin.
Tren meningkatnya jumlah kematian ibu melahirkan itu, menurutnya, tak luput dari melonjaknya kasus orang yang terpapar virus korona di Kota Kediri pada Juli lalu. Kematian akibat terpapar Covid-19 ini karena kondisi tubuh ibu hamil sangat rentan dan lemah.
Jika tidak bisa menjaga pola kesehatan, Wigati mengatakan, akan mempengaruhi imun tubuh sehingga virus mudah masuk. “Ibu hamil memiliki risiko keterpaparan terhadap Covid-19 yang sama dengan orang biasa. Tetapi risiko kematiannya lebih tinggi,” terangnya.
Kondisi ibu hamil yang lemah juga rentan komplikasi sehingga berakibat fatal pada kehamilannya. Terlebih jika telat penanganan. Sebab, ada dua nyawa yang mengalami ancaman kematian. “Biasanya saat masih hamil ibu itu sudah sakit, atau waktu nifas dan sesaat setelah melahirkan,” papar Wigati.
Padahal, sebelum pandemi pada 2019 kasus kematian ibu melahirkan nol kasus. Karena itu, dinkes terus berupaya menekan angka kematian ibu. Terlebih selama masih pandemi. “Kami sudah membuat gerakan menekan kematian ibu dan bayi sebelum pandemi, tapi kali ini akan kami gencarkan kembali,” tutur Wigati.
Upayanya adalah mengoptimalkan pelayanan pendampingan pada ibu hamil melalui kader di tiap kelurahan. Mereka akan mendampingi ibu hamil untuk cek kesehatan secara berkala. Sehingga mengetahui perkembangan kehamilan maupun kondisi tubuh ibu hamil. (ica/ndr)