KOTA, JP Radar Kediri – Harga komoditas bawang merah di Pasar Grosir Ngronggo mengalami peningkatan tajam. Mulai dari Rp 40 ribu hingga Rp 47 ribu per kilogramnya. Kondisi ini disebabkan faktor cuaca. Yaitu hujan yang turun terus-menerus.
Disparitas harga tersebut dipengaruhi oleh kualitas barang. “Kalau ukuran sedang ini harganya Rp 47 ribu per kilogram,” terang Mutia, seorang pedagang di Pasar Grosir Ngronggo.
Menurut perempuan 36 tahun itu, kenaikan hasil pertanian yang juga disebut brambang terjadi mulai Mei. Awalnya perlahan sebelum akhirnya menanjak tajam seperti saat ini. Awalnya, harga brambang masih berkisar Rp 28 ribu.
Penyebabnya, adalah stok petani menurun. Sedangkan permintaan konsumen meningkat. Sehari, Mutia mengaku hanya mendapat suplai satu kuintal saja. Padahal, biasanya mencapai lima kuintal.
“Harga bisa naik lagi menjelang Idul Adha nanti,” ujarnya.
Kenaikan harga bawang merah itu berdampak pada pedagang makanan matang. Mereka mengeluh karena menambah beban ongkos produksi. Sebab, sebelum ini cabai juga naik. “Semua bahan buat bumbu naik, jadi gak berani beli banyak,” keluh Titin, pemilik usaha kantin.
Sementara itu berdasarkan data milik Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, bawang merah ini menjadi salah satu penyumbang inflasi Mei. Dari sepuluh komoditas, ia menempati urutan kelima. Di mana bawang merah ini mengalami kenaikan harga sebesar 8.21 persen. Dengan menyumbang inflasi 0.026.
“Bawang merah ini mengalami kenaikan karena jumlah permintaan yang meningkat,” jelas Kasi Statistik dan Distribusi BPS Kota Kediri Adi Wijaya.
Sayangnya, permintaan meningkat ini tidak diimbangi dengan pasokan barang. Kurangnya pasokan ini karena musim hujan mempengaruhi hasil bawang merah.