KOTA, JP Radar Kediri – Aksi P, seorang pelatih jaranan, yang tega mencabuli lima anak didiknya, benar-benar keterlaluan. Pelaku yang kabarnya beralamat di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri ini beraksi di depan bocah lain yang juga menjadi korbannya.
Menurut sumber koran ini, aksi bejat P tersebut berlangsung mulai April 2022. Namun baru menjadi desas-desus di masyarakat pada akhir tahun lalu. Itupun, kabarnya, akan ada upaya menangani secara kekeluargaan.
Semua korbannya adalah anggota salah satu grup jaranan di Kecamatan Mojoroto. Mereka semua masih duduk di bangku SMP. Pelaku melakukannya di beberapa tempat. Kebanyakan di sanggar seni tempat mereka berlatih dan sebagian lagi berlangsung di rumah pelaku.
“Ketika beraksi di tempat latihan, P ini melakukannya di hadapan korban yang lain,” terang sumber yang wanti-wanti namanya tak disebutkan ini. Misalnya, ketika P mencabuli korban X, yang lain menyaksikannya.
Perbuatan bejat itu dilakukan P di kamar yang gelap. Hanya diterangi oleh lampu dari gawai. Ironisnya, ada dugaan aksi pencabulan itu juga direkam oleh pelaku.
Karena ada desas-desus kasus bakal berakhir damai, satgas perlindungan perempuan dan anak (PPA) di kelurahan tempat para korban berdomisili melapor ke satgas PPS Kecamatan Mojoroto. Setelah itu satgas PPA kecamatan melakukan investigasi dengan menemui salah seorang korban yang berinisial FT. Sang korban mengaku telah dibaculi dengan cara dionani sebanyak tujuh kali.
Dari pengakuan FT itulah akhirnya kasus ini kian terkuak. Pihak satgas kemudian mendatangi semua korban kelakukan bejat P.
Pengakuan korban itu dilakukan di hadapan para orang tuanya. Akibatnya, para orang tua tersebut sempat shock. Karena sebelum ini anak-anak mereka tidak terbuka dengan kejadian yang menimpa.
Awalnya, para orang tua enggan melakukan laporan polisi. Apalagi, ada ketakutan video mesum yang direkam pelaku akan tersebar. Namun, keluarga korban bernama PT akhirnya melaporkan kasus ini ke polisi. Setelah mendapat advokasi dari satgas PPA dan lembaga perlindungan anak (LPA).
Akhirnya, ayah dan paman korban bernama PT tersebut mendatangi Polres Kediri Kota. Melaporkan kasus itu ke unit perlindungan perempuan dan anak (PPA).
Sementara itu, Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kasus tersebut sudah diterima oleh Kejaksaan Negeri Kota Kediri. Bahkan, SPDP itu tak hanya untuk kasus pencabulan yang dilakukan P saja. Melainkan juga satu kasus lagi yang juga terjadi di Kota Kediri. Yaitu yang diduga dilakukan oleh pelatih basket. Korbanya, ada tiga anak yang juga masih duduk di bangku SMP.
Untuk pelatih basket, pelakunya disebut bernama AN. “Untuk SPDP sudah masuk,” terang Kasi Pidum Kajeksaan Negeri Kota Kediri Yuni Priyono saat dikonfirmasi.
Yuni menjelaskan bahwa dua berkas pencabulan dikirimkan oleh pihak penyidik dari Polres Kediri Kota baru-baru ini. Namun, karena hanya merupakan SPDP, tidak dijelaskan detail kejadian. Hanya pemberitahuan dimulainya penyidikan kasus pencabulan.
“Nanti jika sudah penyerahan berkas akan saya hubungi,” imbuhnya.
Kasi Pidum menyarankan menanyakan detil kasusnya ke penyidik. Sayang, hingga berita ditulis, Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Tomy Prambana belum memberikan respon. Selain tak membalas pesan, perwira tersebut juga tak mengangkat telepon yang dilakukan Jawa Pos Radar Kediri.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.