KEDIRI, JP Radar Kediri-Satreskrim Polres Kediri melanjutkan pengusutan kasus penyimpanan orok di jok motor. Penyidik tengah mendalami apakah ada unsur kesengajaan dalam keguguran yang dialami oleh DAP, 19, tersebut.
Kasatreskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha melalui Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Ipda Yahya Ubaid mengungkapkan, selama ini kehamilan pelajar kelas XII SMA itu tertutupi tubuhnya yang gendut. Karenanya, meski gadis asal salah satu desa di Kandat itu tinggal dengan sang ayah, kehamilannya tidak terendus. “Badannya besar, memang tidak terlihat kalau dia sedang hamil,” kata Yahya.
Karenanya, saat DAP melahirkan sekitar pukul 05.00 pada Senin (22/5) lalu, tidak ada orang yang mengetahuinya. Pelajar yang Juli nanti idealnya lulus itu melahirkan orok berusia tujuh bulan di kamar mandi kontrakannya di Ngadiluwih.
Setelah kelahiran bayi laki-laki seberat 1,3 kilogram itu, DAP mengalami perdarahan. Hal itu pula yang membuat baju, seprai, bantal, hingga kasur di kontrakannya dipenuhi darah.
Apakah ada unsur kesengajaan dalam matinya bayi yang baru berusia tujuh bulan tersebut? perwira dengan pangkat satu balok di pundak itu menjelaskan, hingga kemarin penyidik masih menyelidikinya. Termasuk untuk mengetahui apakah ada upaya menggugurkan kandungan atau tidak.
Meski demikian, dari hasil visum tidak didapati tanda-tanda kekerasan di tubuh bayi. “Namun masih belum bisa dipastikan, ini masih dilakukan visum lebih lanjut,” jelas perwira balok satu tersebut sembari menjelaskan hingga kemarin status DAP masih sebatas saksi.
Terpisah, Kepala Puskesmas Ngadiluwih dr Mustadim memperkirakan bayi laki-laki itu sudah meninggal dalam kandungan. Dugaan itu muncul karena umur bayi belum genap sembilan bulan. Kemudian, kelahiran juga dilakukan secara mandiri di rumah.
“Dari kelahirannya (secara mandiri, Red), sulit kemungkinannya bisa hidup. Walaupun sudah bentuk bayi tapi kemungkinan paling besar sudah mati dulu,” paparnya.
Seperti diberitakan, aksi DAP menyembunyikan kehamilan dan kelahiran bayinya diketahui setelah dia berobat ke Puskesmas Ngadiluwih pada Selasa (23/5) pagi. Sekitar pukul 07.00, DAP yang mengeluh sakit perut dan sakit di kemaluannya itu diantar oleh MR, sang pacar.
Mendengar keluhan sakit DAP, bidan langsung mencurigai dia baru saja miskram alias keguguran. Setelah dicek kondisi perut dan kemaluannya, mereka semakin yakin pasangan pelajar itu hamil di luar nikah.
Petugas lantas mencecar tentang keberadaan bayinya. Rupanya, mayat orok diletakkan di tas kresek yang disimpan di jok motor yang saat itu dibawa ke puskesmas. Mendapat temuan tersebut, puskesmas langsung melapor ke polisi.
Mayat bayi langsung dibawa ke RS Bhayangkara Selasa siang lalu untuk proses otopsi. “Sampai hari ini (kemarin, Red) kami masih menunggu hasil otopsi,” jelas Yahya sembari menyebut hingga kemarin MR masih diamankan di Polres Kediri.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.