23.6 C
Kediri
Wednesday, June 7, 2023

Puluhan Hektare Hutan Dilalap Api

NGANJUK, JP Radar Nganjuk – Musim kemarau tidak hanya berdampak pada kekurangan air bersih. Melainkan, kasus kebakaran hutan juga naik signifikan. Selama Agustus ini, setidaknya ada 24 hektare lahan hutan produksi yang dilalap api.

          Sebanyak 11,6 hektare hutan produksi di antaranya, terbakar dalam seminggu terakhir. “Di satu kecamatan, kebakaran hutan bisa terjadi di beberapa petak lokasi yang berbeda,” ujar Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Nugroho.

          Seperti yang terjadi Rabu (21/8) lalu, si jago merah mengamuk di Desa Sambikerep, Rejoso. Hutan di petak 230 b seluas 3,5 hektare pun hangus terbakar. Sebelumnya, hutan di petak 229 a di desa tersebut juga dilalap api mencapai tiga hektare. Tiga hari berikutnya atau Selasa (20/8) lalu, giliran hutan di petak 120 a yang terbakar seluas 2,1 hektare.

Baca Juga :  Mengantuk, Jatuh dari Motor, Tak Sadar

          Tak hanya hutan seluas total 8,6 hektare yang berisi tanaman jati di Rejoso, hutan di Desa Maguan, Berbek juga terbakar. Tanaman kayu putih seluas dua hektare di petak 141 itu hangus. Terakhir, kebakaran terjadi di petak 68 a Desa Ngumpul Bagor. “Di sana satu hektare hutan dengan tanaman campur terbakar,” lanjut Nugroho. 

          Untuk diketahui, kebakaran hutan di Nganjuk sudah marak terjadi sejak awal Agustus lalu. Setidaknya ada 13,3 hektare lahan yang terbakar di total lima kecamatan. Maraknya kebakaran ini membuat BPBD terus berkoordinasi dengan pihak terkait. Yaitu, dengan Perhutani, lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), polisi dan TNI.

Selain menyiapkan tim gabungan untuk melakukan pemadaman api, Nugroho menjelaskan, BPBD juga mengambil langkah pencegahan. Di antaranya, dengan memberi pemahaman kepada warga tentang bahayanya kebakaran hutan.

Baca Juga :  Terlilit Utang, Nekat Jual Motor Pacar

Selain rawan merembet ke rumah warga terdekat, menurut Nugroho kebakaran juga berdampak pada saat musim penghujan. Yaitu, bisa menimbulkan tanah longsor dan banjir bandang berisi material sisa kebakaran.

Sementara itu, melihat mayoritas kasus kebakaran hutan yang terjadi siang hari, Nugroho menduga kebakaran di hutan produksi itu akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. “Mereka sengaja membuka lahan di area hutan dengan membakar,” tuturnya sembari menyebut BPBD mencegah agar hutan lindung tidak ikut terbakar.

NGANJUK, JP Radar Nganjuk – Musim kemarau tidak hanya berdampak pada kekurangan air bersih. Melainkan, kasus kebakaran hutan juga naik signifikan. Selama Agustus ini, setidaknya ada 24 hektare lahan hutan produksi yang dilalap api.

          Sebanyak 11,6 hektare hutan produksi di antaranya, terbakar dalam seminggu terakhir. “Di satu kecamatan, kebakaran hutan bisa terjadi di beberapa petak lokasi yang berbeda,” ujar Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Nugroho.

          Seperti yang terjadi Rabu (21/8) lalu, si jago merah mengamuk di Desa Sambikerep, Rejoso. Hutan di petak 230 b seluas 3,5 hektare pun hangus terbakar. Sebelumnya, hutan di petak 229 a di desa tersebut juga dilalap api mencapai tiga hektare. Tiga hari berikutnya atau Selasa (20/8) lalu, giliran hutan di petak 120 a yang terbakar seluas 2,1 hektare.

Baca Juga :  Komputer Rusak, Dakwaan Perkara ASN Kediri Gelapkan Mobil Ditunda

          Tak hanya hutan seluas total 8,6 hektare yang berisi tanaman jati di Rejoso, hutan di Desa Maguan, Berbek juga terbakar. Tanaman kayu putih seluas dua hektare di petak 141 itu hangus. Terakhir, kebakaran terjadi di petak 68 a Desa Ngumpul Bagor. “Di sana satu hektare hutan dengan tanaman campur terbakar,” lanjut Nugroho. 

          Untuk diketahui, kebakaran hutan di Nganjuk sudah marak terjadi sejak awal Agustus lalu. Setidaknya ada 13,3 hektare lahan yang terbakar di total lima kecamatan. Maraknya kebakaran ini membuat BPBD terus berkoordinasi dengan pihak terkait. Yaitu, dengan Perhutani, lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), polisi dan TNI.

Selain menyiapkan tim gabungan untuk melakukan pemadaman api, Nugroho menjelaskan, BPBD juga mengambil langkah pencegahan. Di antaranya, dengan memberi pemahaman kepada warga tentang bahayanya kebakaran hutan.

Baca Juga :  Geng Motor Keroyok 8 Pemuda asal Puncu di Gurah

Selain rawan merembet ke rumah warga terdekat, menurut Nugroho kebakaran juga berdampak pada saat musim penghujan. Yaitu, bisa menimbulkan tanah longsor dan banjir bandang berisi material sisa kebakaran.

Sementara itu, melihat mayoritas kasus kebakaran hutan yang terjadi siang hari, Nugroho menduga kebakaran di hutan produksi itu akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab. “Mereka sengaja membuka lahan di area hutan dengan membakar,” tuturnya sembari menyebut BPBD mencegah agar hutan lindung tidak ikut terbakar.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/