29.3 C
Kediri
Sunday, May 28, 2023

Tega! Pasangan Kekasih di Kandat, Kediri Simpan Orok di Jok Motor

KEDIRI, JP Radar Kediri-Perbuatan DAP, 19, dan MR, 19, sungguh kejam. Sepasang kekasih asal salah satu desa di Kandat ini tega menyimpan orok di jok motor yang dikendarainya karena takut ketahuan keluarga. Aksi nekatnya itu terbongkar setelah DAP datang ke Puskesmas Ngadiluwih untuk berobat, usai melahirkan pada Senin (22/5) pagi lalu.

Data yang dihimpun koran ini menyebutkan, DAP yang hamil tujuh bulan melahirkan sekitar pukul 05.00 pagi lalu. “Korban sudah mengeluh sakit perut sejak pukul 02.00,” kata Kasatreskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha melalui Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Ipda Yahya Ubaid.

Lulusan salah satu SMA di Kediri ini lantas menghubungi MR yang tak lain adalah kekasihnya. Dia meminta agar pemuda yang telah menghamilinya itu datang ke rumah. Tetapi, dengan alasan tidak ada sepeda motor, MR yang juga baru lulus dari SMA itu datang sekitar pukul 06.00 Senin pagi.

Saat itu, DAP sudah melahirkan bayi laki-laki seberat 1,3 kilogram. “Mayat bayi disimpan di kresek warna hitam dan diletakkan di balik pintu kamar karena takut ketahuan orang tuanya,” lanjut Yahya sembari menyebut saat MR tiba di rumah DAP, dia tengah dalam kondisi terbaring di tempat tidur. Selimut, bantal, dan kasurnya didapati banyak darah dari persalinan.

Baca Juga :  Kamis Malam Jamaah Haji Nganjuk Terbang, Jumat Siang Datang di Tanah Air

Dalam kondisi panik karena takut ketahuan keluarga DAP, sepasang muda-mudi itu lantas memasukkan mayat bayi tersebut ke dalam jok motor Honda Supra yang dibawa MR. Mengendarai sepeda motor bernopol AG 63146 OAU ke Puskesmas Ngadiluwih untuk berobat. “MR membawa DAP ke Puskesmas Ngadiluwih untuk memeriksakan kesehatannya,” terang Yahya.

Dari sanalah aksi tak terpuji keduanya terungkap. Mendengar keluhan sakit perut dan sakit di area kemaluan yang diderita DAP, bidan puskesmas lantas melakukan pemeriksaan. “Setelah diperiksa ternyata dia mengalami miskram atau keguguran,” kata Kepala UPT Puskesmas Ngadiluwih dr Mustadim.

Pasangan muda tersebut lantas diinterogasi. Meski sempat mengelak, DAP akhirnya mengakui dirinya baru saja melahirkan selepas Subuh. Setelah dicecar tentang keberadaan bayi, pelajar yang kos di Desa/Kecamatan Ngadiluwih itu menyebut orok yang dilahirkannya disimpan di jok motor.

Mendapat pengakuan itu, petugas puskesmas langsung mengecek jok motor yang dikendarai pasangan yang belum menikah ini. Benar saja, orok laki-laki yang dibungkus kresek warna hitam itu benar-benar ada di sana. “Perkiraan orok berusia tujuh bulan,” tutur Mustadim.

Baca Juga :  Cakades Meninggal, Tim Sukses Tetap All Out

Mendapati hal tersebut, puskesmas lantas melaporkan temuan ke polisi. Sekitar pukul 08.30 tim Inafis Polres Kediri tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Di kamar DAP mereka mendapati banyak darah di baju, seprai, bantal, selimut dan kasur yang baru saja digunakan untuk melahirkan. Mereka juga mengecek beberapa lokasi yang terkait dengan kelahiran bayi tersebut. Di saat bersamaan, mayat bayi dibawa ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.

Saat ditanya apakah bayi meninggal karena dibunuh, Yahya mengelak. Sesuai hasil otopsi, menurut Yahya bayi yang diperkirakan berusia tujuh bulan itu sudah meninggal saat dilahirkan. “Saat ini DAP menjalani perawatan di RS Bhayangkara sedangkan MR masih dimintai keterangan di polres,” jelas Yahya menyebut pihaknya masih mendalami kasus tersebut.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

KEDIRI, JP Radar Kediri-Perbuatan DAP, 19, dan MR, 19, sungguh kejam. Sepasang kekasih asal salah satu desa di Kandat ini tega menyimpan orok di jok motor yang dikendarainya karena takut ketahuan keluarga. Aksi nekatnya itu terbongkar setelah DAP datang ke Puskesmas Ngadiluwih untuk berobat, usai melahirkan pada Senin (22/5) pagi lalu.

Data yang dihimpun koran ini menyebutkan, DAP yang hamil tujuh bulan melahirkan sekitar pukul 05.00 pagi lalu. “Korban sudah mengeluh sakit perut sejak pukul 02.00,” kata Kasatreskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha melalui Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Ipda Yahya Ubaid.

Lulusan salah satu SMA di Kediri ini lantas menghubungi MR yang tak lain adalah kekasihnya. Dia meminta agar pemuda yang telah menghamilinya itu datang ke rumah. Tetapi, dengan alasan tidak ada sepeda motor, MR yang juga baru lulus dari SMA itu datang sekitar pukul 06.00 Senin pagi.

Saat itu, DAP sudah melahirkan bayi laki-laki seberat 1,3 kilogram. “Mayat bayi disimpan di kresek warna hitam dan diletakkan di balik pintu kamar karena takut ketahuan orang tuanya,” lanjut Yahya sembari menyebut saat MR tiba di rumah DAP, dia tengah dalam kondisi terbaring di tempat tidur. Selimut, bantal, dan kasurnya didapati banyak darah dari persalinan.

Baca Juga :  Tiket KA Brantas Langsung Ludes

Dalam kondisi panik karena takut ketahuan keluarga DAP, sepasang muda-mudi itu lantas memasukkan mayat bayi tersebut ke dalam jok motor Honda Supra yang dibawa MR. Mengendarai sepeda motor bernopol AG 63146 OAU ke Puskesmas Ngadiluwih untuk berobat. “MR membawa DAP ke Puskesmas Ngadiluwih untuk memeriksakan kesehatannya,” terang Yahya.

Dari sanalah aksi tak terpuji keduanya terungkap. Mendengar keluhan sakit perut dan sakit di area kemaluan yang diderita DAP, bidan puskesmas lantas melakukan pemeriksaan. “Setelah diperiksa ternyata dia mengalami miskram atau keguguran,” kata Kepala UPT Puskesmas Ngadiluwih dr Mustadim.

Pasangan muda tersebut lantas diinterogasi. Meski sempat mengelak, DAP akhirnya mengakui dirinya baru saja melahirkan selepas Subuh. Setelah dicecar tentang keberadaan bayi, pelajar yang kos di Desa/Kecamatan Ngadiluwih itu menyebut orok yang dilahirkannya disimpan di jok motor.

Mendapat pengakuan itu, petugas puskesmas langsung mengecek jok motor yang dikendarai pasangan yang belum menikah ini. Benar saja, orok laki-laki yang dibungkus kresek warna hitam itu benar-benar ada di sana. “Perkiraan orok berusia tujuh bulan,” tutur Mustadim.

Baca Juga :  Empat Orang Positif Idap HIV

Mendapati hal tersebut, puskesmas lantas melaporkan temuan ke polisi. Sekitar pukul 08.30 tim Inafis Polres Kediri tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Di kamar DAP mereka mendapati banyak darah di baju, seprai, bantal, selimut dan kasur yang baru saja digunakan untuk melahirkan. Mereka juga mengecek beberapa lokasi yang terkait dengan kelahiran bayi tersebut. Di saat bersamaan, mayat bayi dibawa ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.

Saat ditanya apakah bayi meninggal karena dibunuh, Yahya mengelak. Sesuai hasil otopsi, menurut Yahya bayi yang diperkirakan berusia tujuh bulan itu sudah meninggal saat dilahirkan. “Saat ini DAP menjalani perawatan di RS Bhayangkara sedangkan MR masih dimintai keterangan di polres,” jelas Yahya menyebut pihaknya masih mendalami kasus tersebut.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/