22.5 C
Kediri
Sunday, May 28, 2023

Cabuli Korban di Depan Teman-temannya

KOTA, JP Radar Kediri–Aksi yang dilakukan oleh YA, 22, sungguh bejat. Lelaki asal salah satu desa di Kecamatan Banyakan itu berbuat cabul terhadap DF, 12, di depan teman-teman korban yang belakangan juga ikut dicabuli. Dia memaksa para siswa sanggar seni jaranan itu untuk ikut memegangi siswa SMP negeri di Kota Kediri tersebut.

Aksi tak senonoh YA kali pertama dilakukan pada Minggu (18/12) 2022 lalu. “Lokasi pertamanya di sebuah rumah (sanggar, Red) di Kecamatan Mojoroto,” kata Kasatreskrim Polres Kediri Kota AKP Tommy Prambana.

Informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan, pencabulan di rumah milik STK, 47, itu dilakukan di dalam kamar yang gelap. Tak hanya YA sendiri. Dia memaksa enam anak lain untuk ikut membantu aksi bejat itu.

Agar DF menurut, FTN yang juga teman DF diminta untuk memegang tangan kanannya. Kemudian, ADT yang bertugas memegang tangan kiri. Kemudian, BRY diminta memegangi kaki kanan, dan BN yang bertugas memegang kaki kiri.

Sadisnya, GRD diminta untuk merekam aksi cabul YA menggunakan kamera ponsel. Sedangkan HFD bertugas memegang lampu di ponsel untuk penerangan. Di lain kesempatan, enam anak itu juga ikut dicabuli satu per satu.

Perbuatan kejam YA itu baru berhenti setelah DF mengaku dicari oleh orang tuanya. Tak cukup sekali, aksi tak senonoh YA terhadap pelajar SMP itu dilakukan hingga tiga kali. “Yang kedua dan ketiga dilakukan di rumah tersangka,” beber Tommy dalam rilis Sabtu (4/2) lalu.

Baca Juga :  Tertangkap Nyabu, Pejabat Ini "Tertimpa Tangga"

Penelusuran koran ini, aksi pencabulan kedua dilakukan beberapa hari setelah kejadian pertama. Kala itu, DF diajak YA ke rumahnya dengan alasan mengambil jaket. Pelatih jaranan itu berdalih akan mengajak anak asuhnya ke mal.

Setibanya di rumah YA di Banyakan, DF yang belum mandi lantas memutuskan untuk mandi di sana. Saat sedang mandi, tiba-tiba YA masuk kedalam kamar mandi. Mengetahui hal tersebut, DF berusaha untuk keluar. Namun YA langsung menarik DF masuk ke dalam kamar mandi dan melakukan pencabulan di sana.

Tak berhenti di situ, pencabulan berlanjut di sofa. DF berusaha melawan dengan menendang YA. Tetapi, hal tersebut tidak menghentikan YA. Sedangkan pencabulan ketiga dilakukan saat DF sedang cangkruk di warung kopi bersama BRY, sesama anggota paguyuban jaranan.

Saat itu, DF mendapat pesan lewat WhatsApp dari seseorang yang mengaku bernama Echa. Setiap hari Echa selalu minta untuk di kirimi foto telanjang DF, jika tidak dikirim, dia mengancam akan menyebar video pencabulan yang direkam di sanggar jaranan kali pertama.

Jika DF ingin terbebas dari ancaman tersebut, dia harus mau menuruti kemauan YA. Saat itulah, dia dicabuli untuk kali ketiga. Rupanya orang yang mengaku bernama Echa itu tak lain adalah YA sendiri.

Terpisah, Ketua Dewan Pengawas Yayasan Lembaga Perlindungan Anak (YLPA) Kediri Heri Nurdianto yang mendampingi korban membenarkan jika korban tidak hanya satu. Melainkan tujuh anak. Meski demikian, dengan adanya satu laporan dari korban dianggap sudah cukup untuk proses hukum selanjutnya. “Yang membuat laporan ini satu orang, sedangkan yang lain menjadi saksi,” terang Heri.

Baca Juga :  Belasan Pengguna Jalan Langgar Rambu Larangan Putar Balik di Kediri

Heri juga membenarkan jika pencabulan yang dilakukan YA terhadap DF dilakukan di depan teman–temannya. Menurut Heri, anak-anak yang semua merupakan siswa SMP itu tak berani menolak permintaan pelatih mereka. “Korban saat ini sudah mulai mendapatkan pendampingan,” bebernya.

Sebelumnya, peristiwa pencabulan ini jadi perhatian khusus Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Feronica. Dia berdialog langsung dengan orang tua korban dan meminta agar mereka tak takut. Perempuan yang akrab disapa Fey itu juga menegaskan pemkot akan mendampingi kasusnya. Dia mengimbau orang tua untuk menjaga anak-anaknya. Sehingga, kejadian serupa tak terulang.

Seperti diberitakan, pencabulan tidak hanya menimpa tujuh pelajar yang semuanya merupakan siswa paguyuban jaranan. Melainkan juga menimpa Bunga, 12, anggota klub basket. Dalam rilis Sabtu lalu, polisi juga menghadirkan JK, 45, sang pelatih yang sudah ditahan dan menjadi tersangka.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

KOTA, JP Radar Kediri–Aksi yang dilakukan oleh YA, 22, sungguh bejat. Lelaki asal salah satu desa di Kecamatan Banyakan itu berbuat cabul terhadap DF, 12, di depan teman-teman korban yang belakangan juga ikut dicabuli. Dia memaksa para siswa sanggar seni jaranan itu untuk ikut memegangi siswa SMP negeri di Kota Kediri tersebut.

Aksi tak senonoh YA kali pertama dilakukan pada Minggu (18/12) 2022 lalu. “Lokasi pertamanya di sebuah rumah (sanggar, Red) di Kecamatan Mojoroto,” kata Kasatreskrim Polres Kediri Kota AKP Tommy Prambana.

Informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan, pencabulan di rumah milik STK, 47, itu dilakukan di dalam kamar yang gelap. Tak hanya YA sendiri. Dia memaksa enam anak lain untuk ikut membantu aksi bejat itu.

Agar DF menurut, FTN yang juga teman DF diminta untuk memegang tangan kanannya. Kemudian, ADT yang bertugas memegang tangan kiri. Kemudian, BRY diminta memegangi kaki kanan, dan BN yang bertugas memegang kaki kiri.

Sadisnya, GRD diminta untuk merekam aksi cabul YA menggunakan kamera ponsel. Sedangkan HFD bertugas memegang lampu di ponsel untuk penerangan. Di lain kesempatan, enam anak itu juga ikut dicabuli satu per satu.

Perbuatan kejam YA itu baru berhenti setelah DF mengaku dicari oleh orang tuanya. Tak cukup sekali, aksi tak senonoh YA terhadap pelajar SMP itu dilakukan hingga tiga kali. “Yang kedua dan ketiga dilakukan di rumah tersangka,” beber Tommy dalam rilis Sabtu (4/2) lalu.

Baca Juga :  Diragukan, Pelatih Persik Kediri Javier Roca Akan Buktikan di Lapangan

Penelusuran koran ini, aksi pencabulan kedua dilakukan beberapa hari setelah kejadian pertama. Kala itu, DF diajak YA ke rumahnya dengan alasan mengambil jaket. Pelatih jaranan itu berdalih akan mengajak anak asuhnya ke mal.

Setibanya di rumah YA di Banyakan, DF yang belum mandi lantas memutuskan untuk mandi di sana. Saat sedang mandi, tiba-tiba YA masuk kedalam kamar mandi. Mengetahui hal tersebut, DF berusaha untuk keluar. Namun YA langsung menarik DF masuk ke dalam kamar mandi dan melakukan pencabulan di sana.

Tak berhenti di situ, pencabulan berlanjut di sofa. DF berusaha melawan dengan menendang YA. Tetapi, hal tersebut tidak menghentikan YA. Sedangkan pencabulan ketiga dilakukan saat DF sedang cangkruk di warung kopi bersama BRY, sesama anggota paguyuban jaranan.

Saat itu, DF mendapat pesan lewat WhatsApp dari seseorang yang mengaku bernama Echa. Setiap hari Echa selalu minta untuk di kirimi foto telanjang DF, jika tidak dikirim, dia mengancam akan menyebar video pencabulan yang direkam di sanggar jaranan kali pertama.

Jika DF ingin terbebas dari ancaman tersebut, dia harus mau menuruti kemauan YA. Saat itulah, dia dicabuli untuk kali ketiga. Rupanya orang yang mengaku bernama Echa itu tak lain adalah YA sendiri.

Terpisah, Ketua Dewan Pengawas Yayasan Lembaga Perlindungan Anak (YLPA) Kediri Heri Nurdianto yang mendampingi korban membenarkan jika korban tidak hanya satu. Melainkan tujuh anak. Meski demikian, dengan adanya satu laporan dari korban dianggap sudah cukup untuk proses hukum selanjutnya. “Yang membuat laporan ini satu orang, sedangkan yang lain menjadi saksi,” terang Heri.

Baca Juga :  Belasan Pengguna Jalan Langgar Rambu Larangan Putar Balik di Kediri

Heri juga membenarkan jika pencabulan yang dilakukan YA terhadap DF dilakukan di depan teman–temannya. Menurut Heri, anak-anak yang semua merupakan siswa SMP itu tak berani menolak permintaan pelatih mereka. “Korban saat ini sudah mulai mendapatkan pendampingan,” bebernya.

Sebelumnya, peristiwa pencabulan ini jadi perhatian khusus Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Feronica. Dia berdialog langsung dengan orang tua korban dan meminta agar mereka tak takut. Perempuan yang akrab disapa Fey itu juga menegaskan pemkot akan mendampingi kasusnya. Dia mengimbau orang tua untuk menjaga anak-anaknya. Sehingga, kejadian serupa tak terulang.

Seperti diberitakan, pencabulan tidak hanya menimpa tujuh pelajar yang semuanya merupakan siswa paguyuban jaranan. Melainkan juga menimpa Bunga, 12, anggota klub basket. Dalam rilis Sabtu lalu, polisi juga menghadirkan JK, 45, sang pelatih yang sudah ditahan dan menjadi tersangka.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/