KOTA, JP Radar Kediri–Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto datang ke Polres Kediri Kota kemarin pagi. Saat memberi arahan kepada puluhan perwira di ruang Rupatama, jenderal bintang dua itu menyoroti kasus kerusuhan pesilat di Kediri awal Januari lalu.
Mengendarai helikopter, Toni yang mendarat di lapangan Brigif 16 Wirayudha langsung menuju Polres Kediri Kota sekitar pukul 10.30. Begitu tiba, dia langsung memberi arahan kepada puluhan perwira. Ada beberapa tema kekinian yang dibahas, salah satunya tentang kerusuhan akibat konflik pesilat.
“Ini adalah keributan yang tidak ada habis. Satu sisi mereka masih merupakan pelajar tetapi efek yang ditimbulkan sampai meninggal dunia, luka berat, hingga cacat,” sesal Toni tentang tawuran perguruan silat.
Lebih jauh, perwira yang sebelumnya menjabat Kapolsek Sumetara Selatan itu menyebut tawuran terus anak muda terus berulang setiap tahun. Rata-rata keributan muncul karena mereka bergabung dalam komunitas atau perguruan silat yang berbeda.
Konflik muncul karena para remaja itu emosinya mudah tersulut dan sulit dikendalikan. “Apalagi membawa senjata tajam dan sebagainya. Kalau hal tersebut masuk pidana tetap akan diproses hukum,” tegasnya.
Di depan para perwira Polres Kediri Kota, Toni berterima kasih kepada jajaran kapolres, kepala bagian (kabag), hingga kepala satuan (kasat) yang aktif melakukan upaya untuk menciptakan situasi kamtibmas di wilayahnya. Di depan mereka, Toni menegaskan, tidak boleh lagi terjadi tawuran di setiap konvoi atau acara komunitas. “Setiap ada konvoi biasanya selalu menimbulkan keributan. Tawuran juga menyebabkan korban jiwa,” tandasnya.
Dikatakan Toni, masalah tawuran ini membutuhkan penanganan lintas sektoral. Dia menilai provinsi juga harus ambil bagian. “Butuh penanganan bersama,” imbuhnya.
Untuk diketahui, kedatangannya ke Polres Kediri Kota kemarin merupakan rangkaian kungjungan kerja. Total ada sebelas polres jajaran di Jatim yang didatangi. Tujuannya untuk bersilaturahmi dan tatap muka secara langsung dengan anggota Polres Kediri Kota.
Selain memberi arahan, Toni mengaku ingin berdialog interaktif dengan para perwira. Sehingga, dia bisa mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh personel Polres Kediri Kota yang selama ini belum diakomodasi.
Sementara itu, di depan Toni, Kapolres Kediri Kota AKBP Teddy Chandra sempat memaparkan sejumlah program yang dilakoni. Di antaranya memaparkan capaian program vaksinasi Covid-19 di wilayahnya.
Terkait penanganan konflik perguruan silat, Kapolsek Mojoroto Kompol Mukhlason menyebutkan, pihaknya sudah menggelar deklarasi dengan perguruan silat untuk mencegah keributan antar-perguruan. Tidak hanya itu, polsek juga bersinergi dengan polsek jajaran jika ada kegiatan terkait perguruan silat. Misalnya, jika ada kegiatan, anggota polsek akan diturunkan.
Sebaliknya, perguruan silat diajak berkoordinasi. Yakni, jika ada kegiatan perguruan silat di luar Kota Kediri, perguruan silat di wilayahnya tidak boleh mengirim anggota ke luar. Sehingga, potensi keributan bisa dicegah. “Dan kami juga sudah melakukan penjagaan dan pengamanan ketat agar Kota Kediri bisa kondusif,” pungkas Kompol Mukhlason.
Pantauan koran ini, Toni meninggalkan Polres Kediri Kota sekitar pukul 13.00. Sayang, dia menolak permintaan wawancara Jawa Pos Radar Kediri. Saat wartawan koran ini berusaha mendekat, perwira rombongan dari Polda Jatim langsung menghadang.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.