Ketika pandemi Covid-19 melanda, inspirasi Tasha Nur Luansa justru mengemuka. Dia membuat desain busana yang mengantarnya meraih apresiasi di ajang Kebaya Funky Design Competition 2023 di Jogjakarta dan lomba MYDC Muffest + Road to In2motionfesi di Jakarta. Uniknya, desainer muda ini memanfaatkan bahan-bahan sisa. Seperti apa?
Semula Tasha Nur Luansa tak tertarik dengan bidang desain. Semua berawal ketika dia belum lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Sambil menunggu tahun pendaftaran selanjutnya, waktu luangnya diisi belajar menjahit. Ibunya yang mengajak. Sejak itu muncul keinginan menggeluti dunia fashion.
“Sudah ada enam lomba yang aku ikuti,” cerita Tasha saat ditemui Jawa Pos Radar Kediri. Dua di antaranya Kebaya Funky Design Competition 2023 pada Februari di Jogjakarta. Lalu, awal Maret lomba MYDC Muffest + Road to In2motionfesi di Jakarta.
Dalam lomba di ibu kota itu, Tasha sudah mengumpulkan desain sejak Agustus 2022. Hasilnya diumumkan pada malam pergantian tahun. Muffest merupakan ajang besar berkumpulnya desainer se-Indonesia. “Saya ikut perlombaan di Jogja, karena tidak tahu bakal lolos perlombaan di Jakarta. Setelah pengumpulan lama tidak ada kabar,” kenangnya.
Dalam ajang itu, menurut Tasha, kebaya dijadikan pakaian yang funky. Tujuan perlombaan agar kebaya seperti kimono. Nantinya tidak hanya untuk acara formal, namun juga bisa dikenakan sehari-hari.
Sebagai mahasiswa tingkat akhir, Tasha harus membagi pekerjaan dengan skripsinya. Dia ia harus bolak-balik Malang, Jogja, dan Jakarta. Namun usaha kerasnya membuahkan hasil. Ia sempat minder dengan peserta dari kota-kota besar. Dari segi bahan mereka lebih mudah mencarinya. Meski begitu, Tasha menjadikan teknik sebagai keunggulannya.
Hasilnya, dia meraih juara ketiga dan juara favorit. Tentu untuk mengikuti dua perlombaan itu memerlukan persiapan panjang. “Awalnya dulu pada 2020 disuruh dosen ikut salah satu perlombaan,” ujar perempuan asal Desa Gondanglegi, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk ini. Namun karena pandemi Covid-19, lomba pertamanya tidak bisa ditampilkan.
Tema perlombaan pertamanya tentang Covid-19. Baju didesain bisa melindungi diri dari virus korona. Sehingga identik dengan pakaian yang tertutup. Penyelenggara lomba adalah Malang Fashion Week 2020.
Walau pandemi tak membatasi inspirasi Tasha membuat desain. Sumber inspirasinya dari lingkungan sekitarnya. Dalam dunia fashion terdapat sustainable fashion issue atau fashion yang berkelanjutan. “Itu dengan menggunakan bahan-bahan sisa. Membantu lingkungan kita, dan wastra lokal yang menjadi inspirasi saya membuat pakaian,” ujar perempuan kelahiran 2000 ini.
Gaya pakaian pertamanya lebih ke kasual. Tasha terinspirasi dari negara yang menjadi kiblatnya fashion street, salah satunya Jepang. Sesuai tema fashion yang berkelanjutan, bahan yang digunakan Tasha mengangkat batik dari Nganjuk, tempat kelahirannya. Batik Jayastamba dikombinasikan bahan di sekitarnya yang diambil dari pakain bekas dan kain yang sudah distok. “Agar batik tidak terkesan kaku, saya buat desain untuk anak muda,” urainya.
Meski baru kali pertama mengikuti lomba, desain mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Busana Universitas Malang ini masuk finalis. Dia kagum dengan kakak tingkatnya yang bisa mengikuti show. Dari situlah Tasha mencoba Malang Fashion Week 2021.
Desainnya di-posting di media sosial Instagram. Mengetahui dari Kabupaten Nganjuk, Dinas Perindustrian Kabupaten Nganjuk menghubunginya. Dari situlah Tasha mendapat bantuan fasilitas dan bahan. “Di tahun yang sama saya mengikuti Dekranasda Fashion Competition,” imbuh putri pasangan Suparno dan Isra Leona itu. Kemudian pada 2022, Tasha mengikuti Surabaya Fashion Parade dan Gelar Cipta Grandshow universitas Negeri Malang. Saat perlombaan di kandang sendiri, ia mendapatkan gelar best of the best. Usai menyelesaikan dua perlombaan di Jogja dan Jakarta, kini Tasha fokus menyelesaikan skripsinya yang tertunda.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.