Jatuh bangun dalam memmbangun bisnis tak menyurutkan semangat pasangan suami istri ini. Jalan mereka mulai mulus ketika berbisnis dawet. Masalah muncul ketika banyak yang ingin menjadi agen tapi tempatnya jauh.
Rumah sedernaha itu berdiri di Dusun Drangin, Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah. Penghuninya, sepasang suami istri bernama Agung Prabowo dan Sukati Vernada. Dari rumah itulah keduanya mengawali bisnis berjualan es dawet yang kini mulai menjalar jaringannya itu. Yang akhirnya memunculkan inovasi baru berupa es dawet kering. Yang mampu dijual hingga ke luar negeri, ke Hongkong.
“Awalnya, dulu istri bingung ketika mau kerja apa. Kepikiran untuk berjualan. Akhirnya pertama kali belajar bikin dawet,” kenang sang suami yang dikenal dengan panggilan Tyo. Kisah seperti yang diceritakan Tyo itu terjadi ketika keduanya masih tinggal di Bekasi, Jawa Barat.
Tentu saja tidak langsung besar. Bisnis yang dibangun pasangan ini mengalami pasang surut. Beberapa kali jatuh bangkrut hingga harus mencoba bisnis yang lain.
“Pernah (jualan) bakso. Juga tidak mulus (perjalanan usahanya). Kerap jatuh bangun hingga terpaksa dijual usaha bakso itu,” lanjut Tyo, menceritakan terjalnya perjalanan hidup yang dia lakoni.
Mentok dengan bisnis alternatif yang berusaha dibangun, pasutri ini kembali ke bisnis awal. Awal 2022, tepatnya 19 Maret, keduanya kembali menekuni bisnis es dawet. Kini, mereka perkaya dengan inovasi varian rasa. Tidak sekadar dawet biasa yang hanya berasa manis gurih.
“(Kami) bikin inovasi rasa. Ada rasa durian dan gula aren,” jelas pria 55 tahun ini.
Ternyata, dawet aneka rasa itu banyak yang meminati. Sampai-sampai, ada temannya yang ini membeli mereknya, menjadi franchise es dawet Tyo dan sang istri.
Tapi, permintaan itu tak serta-merta mereka turuti. Keduanya berpikir bagaimana caranya agar es dawet itu tidak mudah basi. Sebab, rekannya yang ingin jadi franchise itu itu tempatnya di Kampung Inggris, Pare.
“Kan kasihan kalau harus mengambil setiap hari. Karena dawet kan tidak tahan lama,” ujarnya.
Akhirnya, muncul ide brilian itu. Membuat awet dengan mengeringkan dawet. Meskipun untuk mewujudkan ide itu tak bisa semudah membalik tangan. Beberapa kali mencoba, beberapa kali pula mengalami kegagalan. Resep yang mereka bikin belum bisa sempurna.
“(Belajarnya) otodidak. Berkali-kali mencoba tidak langsung berhasil,” sambung Vera.
Hingga akhirnya, mereka mampu meramu resep yang sempurna. Berhasil mengeringkan dawet dan siap dikirim ke tempat yang jauh sekalipun. Tak sekadar ke Pare tapi kini produk pasutri ini tembus hingga Hongkong.
“Ada sepuluh agen (dalam negeri) dan satu distributor. Ekspor juga ke Hongkong. Ini masih negosiasi dengan Taiwan dan Singapura,” aku Vera, sambil mengemasi dawet kering yang sudah jadi bersama dengan karyawannya.

Proses pembuatannya mirip seperti membuat dawet biasa. Bedanya hanya perlu dikeringkan dan ditaburi garam untuk mengawetkan. “Sebelum dioven dijemur bawah sinar matahari dulu agar tidak lengket saat dioven,” jelas Tyo menjelaskan bagaimana cara mengeringkan dawet.
Jika cuaca mendung, tentu menjadi salah satu hambatan. Kalau ini terjadi mereka terpaksa menyiasati dengan menggunakan kipas blower.
Karena bentuknya yang kering. Dawet produksi pasutri itu bisa tahan sampai. Walaupun kering. Setelah direbus, tidak berbeda rasanya dengan dawet biasanya.
Teksturnya yang lembut di mulut. karena berbahan baku tepung sagu aren.
Ada dua varian dawet kering yang mereka produksi. Satu warna hijau dari pandan. Satunya dawet hitam dari ekstrak daun pisang kering yang disangrai. “Semuanya dari bahan alami. Bahkan pewarnanya itupun khasiatnya banyak,” jelas Tyo.
Memang, dawet mereka tak hanya diminati karena rasa dan penyajiannya yang mudah. Ibu satu anak ini menyebut bahan baku tepung sagu aren memiliki banyak khasiat. Salah satunya melindungi sistem pencernaan dan mengobati asam lambung. Tak hanya itu, warna dari ekstrak daun pisang yang disangrai itu juga memiliki banyak khasiat.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.