24.3 C
Kediri
Wednesday, May 31, 2023

Queen si Nanas yang ‘Bergantung’ Wisatawan

Gunung Kelud tidak hanya memberikan panorama wisata yang asyik untuk para pengunjungnya. Ketika melintas di Kecamatan Ngancar, wisatawan akan disambut dengan tugu nanas. Yang letaknya berada di pertigaan kantor Polisi Sektor Ngancar. Tugu yang dibangun pada 2017 lalu itu menggantikan patung sapi perah yang sempat berjaya di Ngancar. Keberadaan tugu nanas menjadi simbol bahwa kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Blitar itu telah menjadi sentra nanas.

Camat Ngancar Elok Etika mengatakan, nanas telah menjadi komoditas utama masyarakat di wilayahnya. Sekitar 70 persen lahan pertanian di Kecamatan Ngancar digunakan untuk menanam nanas.

“Buah nanas ini punya potensi besar untuk masyarakat di Ngancar,” akunya.

Saat ini, sudah ada tiga varietas yang berkembang di Ngancar. Yakni queens, semut kayen, dan PK 1. Yang paling baru adalah PK 1. Disebut bakal menjadi produk unggulan karena rasanya yang manis dan kini mulai dikembangkan dan siap dipasarkan secara khusus.

Sedangkan dua varietas lainnya kini punya pangsa pasar sendiri. Ketua Gapoktan Desa Sempu Samsianto mengatakan, meski ada tiga varietas yang dikembangkan, isi tiap hektare sama. Rata-rata 80 ribu batang nanas. Nah, nanas yang sekarang banyak dijual dan berjejer di tepi jalan itu rata-rata adalah varietas queens.

Baca Juga :  Pemkab Kediri Tetap Aktifkan Ruang Isolasi Terpusat Korona 

“Nanas queens ini seperti bergantung pada pengunjung. Kalau wisatanya sepi maka hasilnya juga minim,” kata pria 53 tahun itu kepada Jawa Pos Radar Kediri. Dia menyebutkan, nanas queens ini menjadi andalan untuk oleh-oleh ketika wisatawan bertandang ke Gunung Kelud.

Semakin tinggi jumlah wisatawan yang datang maka peluang terjual nanas varietas queens ini juga tinggi. Seperti pada 2022 lalu, setelah kawasan wisata mulai dibuka jumlah pengunjungnya sudah mulai ramai. Data dari dinas pariwisata dan kebudayaan menyebutkan, ada 129.724 pengunjung selama 2022 lalu. Dari angka itu, sebanyak 69 ada wisatawan mancanegara.

Para pengunjung itu bisa membawa buah tangan berupa nanas yang harganya sangat terjangkau. Pedagang menjual nanas itu per ikat. Satu ikatnya berisi tiga buah. Harganya dibanderol Rp 10 ribu.

Yang menjadi kelemahan dari varietas queens itu adalah rasanya. Menurut Samsianto, rasanya bisa manis dan kadang sedikit asam. Dia menyebutkan, rasa nanas tersebut bisa dipengaruhi karena pengaruh pemupukan. Biasanya, petani menggunakan tetes untuk memupuk. Idealnya menggunakan kimia biasa.

Baca Juga :  Susuri Selokan, Cari Jentik Nyamuk untuk Pakan

Sementara itu, untuk varietas semut kayen, diproduksi untuk pasar luar. Sejauuh ini, sasarannya ada di Jakarta, Bandung, dan Bali. Untuk harga jual, bisa borongan per ton atau bisa dijual per biji. Kualitas baik, satu biji bisa dibanderol dengan harga Rp 4 ribu dan paling rendah Rp 1.500.

Kualitas nanas dari Kelud ini diklasifikasi menjadi A dengan berat 850 ons- 1 kilogram, kualitas B 500 ons- 750 ons dan kualitas C 250 ons- 450 ons. Setiap minggu bisa panen 200-250 ton.

“Sejauh ini masih menjanjikan,” ucapnya. Saat ini, olahan nanas di desanya belum maksimal. Dan tantangan pertanian terbaru adalah serangan virus.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.






Reporter: rekian

Gunung Kelud tidak hanya memberikan panorama wisata yang asyik untuk para pengunjungnya. Ketika melintas di Kecamatan Ngancar, wisatawan akan disambut dengan tugu nanas. Yang letaknya berada di pertigaan kantor Polisi Sektor Ngancar. Tugu yang dibangun pada 2017 lalu itu menggantikan patung sapi perah yang sempat berjaya di Ngancar. Keberadaan tugu nanas menjadi simbol bahwa kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Blitar itu telah menjadi sentra nanas.

Camat Ngancar Elok Etika mengatakan, nanas telah menjadi komoditas utama masyarakat di wilayahnya. Sekitar 70 persen lahan pertanian di Kecamatan Ngancar digunakan untuk menanam nanas.

“Buah nanas ini punya potensi besar untuk masyarakat di Ngancar,” akunya.

Saat ini, sudah ada tiga varietas yang berkembang di Ngancar. Yakni queens, semut kayen, dan PK 1. Yang paling baru adalah PK 1. Disebut bakal menjadi produk unggulan karena rasanya yang manis dan kini mulai dikembangkan dan siap dipasarkan secara khusus.

Sedangkan dua varietas lainnya kini punya pangsa pasar sendiri. Ketua Gapoktan Desa Sempu Samsianto mengatakan, meski ada tiga varietas yang dikembangkan, isi tiap hektare sama. Rata-rata 80 ribu batang nanas. Nah, nanas yang sekarang banyak dijual dan berjejer di tepi jalan itu rata-rata adalah varietas queens.

Baca Juga :  Afifah Chusnul dan Kerajinan Tas Anyaman Plastik

“Nanas queens ini seperti bergantung pada pengunjung. Kalau wisatanya sepi maka hasilnya juga minim,” kata pria 53 tahun itu kepada Jawa Pos Radar Kediri. Dia menyebutkan, nanas queens ini menjadi andalan untuk oleh-oleh ketika wisatawan bertandang ke Gunung Kelud.

Semakin tinggi jumlah wisatawan yang datang maka peluang terjual nanas varietas queens ini juga tinggi. Seperti pada 2022 lalu, setelah kawasan wisata mulai dibuka jumlah pengunjungnya sudah mulai ramai. Data dari dinas pariwisata dan kebudayaan menyebutkan, ada 129.724 pengunjung selama 2022 lalu. Dari angka itu, sebanyak 69 ada wisatawan mancanegara.

Para pengunjung itu bisa membawa buah tangan berupa nanas yang harganya sangat terjangkau. Pedagang menjual nanas itu per ikat. Satu ikatnya berisi tiga buah. Harganya dibanderol Rp 10 ribu.

Yang menjadi kelemahan dari varietas queens itu adalah rasanya. Menurut Samsianto, rasanya bisa manis dan kadang sedikit asam. Dia menyebutkan, rasa nanas tersebut bisa dipengaruhi karena pengaruh pemupukan. Biasanya, petani menggunakan tetes untuk memupuk. Idealnya menggunakan kimia biasa.

Baca Juga :  SMK PGRI 2 Kota Kediri Jalin Kerja Sama dengan IC Tech Co. Ltd Jepang

Sementara itu, untuk varietas semut kayen, diproduksi untuk pasar luar. Sejauuh ini, sasarannya ada di Jakarta, Bandung, dan Bali. Untuk harga jual, bisa borongan per ton atau bisa dijual per biji. Kualitas baik, satu biji bisa dibanderol dengan harga Rp 4 ribu dan paling rendah Rp 1.500.

Kualitas nanas dari Kelud ini diklasifikasi menjadi A dengan berat 850 ons- 1 kilogram, kualitas B 500 ons- 750 ons dan kualitas C 250 ons- 450 ons. Setiap minggu bisa panen 200-250 ton.

“Sejauh ini masih menjanjikan,” ucapnya. Saat ini, olahan nanas di desanya belum maksimal. Dan tantangan pertanian terbaru adalah serangan virus.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.






Reporter: rekian

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/