13 Februari, pukul 22.50, sembilan tahun silam. Anak Gunung Kelud hasil letusan 2007 meletus hebat. Membuat kerusakan dahsyat. Bagaimana kondisinya saat ini?
Terus menggeliat dan berbenah. Itulah yang terlihat di kawasan Gunung Kelud. Upaya mempercantik gunung yang telah berkali-kali meletus itu. Tak hanya demi para wisatawan melainkan juga memberi fasilitas pada warga yang tinggal di lereng-lerengnya.
Salah satu proyek yang terus dikebut adalah memperbaiki jalan untuk evakuasi. Tahun ini saja Pemkab Kediri telah menyediakan anggaran senilai miliaran rupiah. Yang digunakan untuk membenahi infrastruktur di kawasan wisata ini.
Nilai yang akan digelontorkan sebesar Rp 2,6 miliar. Anggaran tersebut untuk dua kegiatan. Yakni perbaikan jalan yang ambrol dan jalan evakuasi.
“Yang Rp 2 miliar untuk perbaikan jalan menuju kawah Kelud yang ambrol. Sisanya untuk mempermulus jalan evakuasi,” terang Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Irwan Chandra Wahyu Purnama, membeberkan rincian penggunaan anggaran kegiatan.
Jalan evakuasi itu membujur sepanjang tiga kilometer. Lokasinya berada di Desa Ngrangkah Sepawon, Kecamatan Plosoklaten. Yang berbatasan dengan Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar. Dengan anggaran Rp 600 juta, dinas PUPR hanya bisa memperbaiki jalan yang kerusakannya sudah sangat parah itu.
Sedangkan yang senilai Rp 2 miliar untuk memperbaiki dua titik jalan menuju danau kawah Kelud. Dua titik jalan tersebut dalam kondisi ambrol.

Kenapa nilainya bisa lebih besar? Irwan mengatakan karena lokasinya curam. Karena itu pembangunannya akan berbentuk semi-jembatan. Dengan panjang jalan yang akan diperbaiki sekitar 15-20 meter. Dengan lebar masing-masing sekitar 5-6 meter.
Akses jalan menuju ke kawah itu cukup curam. Untuk menghindari adanya korban, dipasang pembatas dari bambu. Ada pula peringatan bertulis hati-hati rawan longsor. Rencananya, perbaikan jalan tersebut akan diselesaikan tahun ini.
Tak hanya DPUPR yang punya gawe, dinas pariwisata dan kebudayaan (disparbud) juga punya beberapa pekerjaan rumah. Salah satunya adalah menghidupkan kembali beberapa spot wisata yang sempat terbengkalai. Akibat dihantam pandemi Covid-19 sejak dua tahun lalu. Salah satu lokasinya ada di kawasan Lembusura yang sebelumnya menjadi spot kuliner.
Kepala Disparbud Adi Suwignyo mengaku akan berkoordinasi dengan PD Margomulyo yang selama ini mengelola pariwisata di Taman Lembusura tersebut. “Kami berharap DLH bisa juga masuk untuk menyiapkan taman-taman baru di dalam kawasan Kelud,” ujar pria yang sempat duduk sebagai Pj Sekda Kabupaten Kediri tersebut.
Walaupun masih ada yang perlu dibenahi, tidak bisa disangkal wiata Gunung Kelud membawa efek positif bagi daerah-daerah yang ada di sekitarnya. Suwignyo mengklaim, sudah banyak spot baru yang tumbuh di kawasan lereng gunung, terutama di wilayah Kecamatan Ngancar. Dia mencontohkan ada Lembah Kelud yang prioritas utamanya untuk perkemahan. Di sana juga ada vilanya. Selain itu, tersedia pula tempat untuk gathering di Desa Sempu, Ngancar yang dilengkapi dengan track adventure.
“Semua tempat wisata baru itu menjadi penunjang Kelud,” ujarnya.
Wisata Gunung Kelud ini masih menjadi andalan bagi pemkab. Merupakan sumber pendapatan terbesar untuk wisata di Kabupaten Kediri. Pada 2020 lalu, misalnya, pendapatannya mencapaiRp 849,54 juta. Salah satunya berasal dari tiket masuk yang dikenakan sebesar Rp 10 ribu per kepala.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.