30 C
Kediri
Monday, March 27, 2023

Telepon Setiap Hari, Ingatkan agar Latihan

- Advertisement -

Tantangan membuat mereka semakin kuat. Terbukti, mereka berhasil mengokohkan diri di puncak Student War Mobile Legends Competition 2021 di tingkat SMA.

 

IQBAL SYAHRONI, Kota, JP Radar Kediri

 

Mengangkat tangan membentuk angka satu. Lalu bersama-sama menempelkan tangan mereka ke arah mulut sembari membunyikan suara shhhh. Seolah menunjukkan kata-kata ‘kami di podium lagi”. Itulah yang dilakukan oleh para siswa SMA Katolik (SMAK) Santo Augustinus Kediri ketika memenangi final.

- Advertisement -

Memang, nama Crazy Rich SMAK itu sudah terkenal di dunia Mobile Legends. Berbagai kejuaraan sudah mereka lalui. “Bersyukur sekali, dengan teman-teman yang sudah bersama (dalam waktu) lama ini,” ucap Andreas Prasetyo, perwakilan Crazy Rich SMAK.

Lelaki 17 tahun asal Kelurahan Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto itu menjelaskan bahwa ia tak pernah menganggap remeh semua lawan. Latihan intensif terus mereka lakukan terutama ketika menjelang kejuaraan.

Jadwalnya, selama sekitar dua minggu sebelum pertandingan. Dengan determinasi yang tinggi, mereka melakukan latihan tanpa berhenti. Tanpa skip satu hari pun. Andre menjelaskan bahwa semua sepakat latihan tersebut dilakukan agar semakin ngepas dengan ritme serangan dan pemilihan hero sesuai dengan kebutuhan tim.

Baca Juga :  Ekspedisi Kali Serinjing, Telusur Sejarah Terbentuknya Kediri (11)

Lelaki yang saat itu berjaket putih itu menjelaskan bahwa latihan sebenarnya bisa dilupakan. Maksudnya, ada beberapa anggota yang belum bergabung di dalam discord. Salah satu aplikasi untuk telepon grup, yang mereka lakukan untuk komunikasi secara daring saat bermain Mobile Legends. “Dari berlima, Vito ini yang paling rajin mengingatkan kami. Menelepon, agar segera join latihan,” ujarnya sembari tertawa dengan Vito Valentino, salah satu penggawa juga.

Biasanya, lanjut keduanya, Vito menelepon sekitar pukul 18.30. Jika masih ada 1-2 teman lainnya yang belum bergabung dalam tim. Apalagi rumah mereka berjauhan. Salah satu yang bisa mendekatkan mereka, selain sekolah adalah bermain Mobile Legends itu sendiri. “Ada yang di Gurah, Pakelan, ada yang malah di Ngancar,” terang keduanya.

Bermain sehabis Maghrib, hingga sekitar pukul 22.00 pun tetap mereka jalani. Demi memantapkan strategi, dengan musuh-musuh yang mungkin belum pernah mereka temui sebelumnya.

Bahkan kelimanya juga tak ada tuntutan dari orang tua agar berhenti main game. Mengingat stigma terhadap orang yang bermain game itu terus terjadi di Indonesia. “Kalau orang tua malah mendukung kalau latihan. Soalnya, memang kami buktikan dengan hasil perjuangan kami, mendapat juara. Hingga membawa nama baik sekolah juga hingga provinsi,” terangnya

Baca Juga :  Ratusan Napi Dapat Remisi Lebaran

Benar, Crazy Rich SMAK pernah menjadi finalis Piala Gubernur 2021 Mobile Legends. Mereka hanya kalah dari SMAN 2 Lumajang. Hasil tersebut tetaplah mentereng, mengingat ada ratusan sekolah yang ikut dalam lomba di event Jawa Timur. “Tapi malah lebih baik di sini (Battle Day Student War Mobile Legends Competition 2021, Red), karena semakin lama juga semakin berkembang permainannya. Lalu ada musuh-musuh baru yang kami belum pernah ketemu juga,” imbuh Andre.

Memang, rasa nervous pasti ada. Namun Andre dkk juga tak ingin rasa itu menghantui sepanjang pertandingan. Beberapa kali kelimanya kerap memberikan tos-tosan setelah berhasil mengalahkan lawan selama pertandingan Battle Day Student War Mobile Legends Competition 2021di Kediri Mall itu.

Kelimanya juga dikenal ramai ketika sedang tak bermain. Terbukti ketika kelimanya hendak naik ke podium. Mulai anak-anak SMP dan SMA juga menyoraki. Tentu bukan sorakan dalam artian buruk.

Seluruh peserta memang sudah menjadi kawan. Makanya guyonan-guyonan seperti membuat gestur menempelkan satu jari seperti menyuruh para penonton diam ini juga membuat para pemain lain terhibur.(fud)

- Advertisement -

Tantangan membuat mereka semakin kuat. Terbukti, mereka berhasil mengokohkan diri di puncak Student War Mobile Legends Competition 2021 di tingkat SMA.

 

IQBAL SYAHRONI, Kota, JP Radar Kediri

 

Mengangkat tangan membentuk angka satu. Lalu bersama-sama menempelkan tangan mereka ke arah mulut sembari membunyikan suara shhhh. Seolah menunjukkan kata-kata ‘kami di podium lagi”. Itulah yang dilakukan oleh para siswa SMA Katolik (SMAK) Santo Augustinus Kediri ketika memenangi final.

Memang, nama Crazy Rich SMAK itu sudah terkenal di dunia Mobile Legends. Berbagai kejuaraan sudah mereka lalui. “Bersyukur sekali, dengan teman-teman yang sudah bersama (dalam waktu) lama ini,” ucap Andreas Prasetyo, perwakilan Crazy Rich SMAK.

Lelaki 17 tahun asal Kelurahan Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto itu menjelaskan bahwa ia tak pernah menganggap remeh semua lawan. Latihan intensif terus mereka lakukan terutama ketika menjelang kejuaraan.

Jadwalnya, selama sekitar dua minggu sebelum pertandingan. Dengan determinasi yang tinggi, mereka melakukan latihan tanpa berhenti. Tanpa skip satu hari pun. Andre menjelaskan bahwa semua sepakat latihan tersebut dilakukan agar semakin ngepas dengan ritme serangan dan pemilihan hero sesuai dengan kebutuhan tim.

Baca Juga :  Investasi Properti Strategis Dekat Bandara

Lelaki yang saat itu berjaket putih itu menjelaskan bahwa latihan sebenarnya bisa dilupakan. Maksudnya, ada beberapa anggota yang belum bergabung di dalam discord. Salah satu aplikasi untuk telepon grup, yang mereka lakukan untuk komunikasi secara daring saat bermain Mobile Legends. “Dari berlima, Vito ini yang paling rajin mengingatkan kami. Menelepon, agar segera join latihan,” ujarnya sembari tertawa dengan Vito Valentino, salah satu penggawa juga.

Biasanya, lanjut keduanya, Vito menelepon sekitar pukul 18.30. Jika masih ada 1-2 teman lainnya yang belum bergabung dalam tim. Apalagi rumah mereka berjauhan. Salah satu yang bisa mendekatkan mereka, selain sekolah adalah bermain Mobile Legends itu sendiri. “Ada yang di Gurah, Pakelan, ada yang malah di Ngancar,” terang keduanya.

Bermain sehabis Maghrib, hingga sekitar pukul 22.00 pun tetap mereka jalani. Demi memantapkan strategi, dengan musuh-musuh yang mungkin belum pernah mereka temui sebelumnya.

Bahkan kelimanya juga tak ada tuntutan dari orang tua agar berhenti main game. Mengingat stigma terhadap orang yang bermain game itu terus terjadi di Indonesia. “Kalau orang tua malah mendukung kalau latihan. Soalnya, memang kami buktikan dengan hasil perjuangan kami, mendapat juara. Hingga membawa nama baik sekolah juga hingga provinsi,” terangnya

Baca Juga :  Berangkat Kerja, Tukang Pasang Gigi Tenggelam di Sungai Konto

Benar, Crazy Rich SMAK pernah menjadi finalis Piala Gubernur 2021 Mobile Legends. Mereka hanya kalah dari SMAN 2 Lumajang. Hasil tersebut tetaplah mentereng, mengingat ada ratusan sekolah yang ikut dalam lomba di event Jawa Timur. “Tapi malah lebih baik di sini (Battle Day Student War Mobile Legends Competition 2021, Red), karena semakin lama juga semakin berkembang permainannya. Lalu ada musuh-musuh baru yang kami belum pernah ketemu juga,” imbuh Andre.

Memang, rasa nervous pasti ada. Namun Andre dkk juga tak ingin rasa itu menghantui sepanjang pertandingan. Beberapa kali kelimanya kerap memberikan tos-tosan setelah berhasil mengalahkan lawan selama pertandingan Battle Day Student War Mobile Legends Competition 2021di Kediri Mall itu.

Kelimanya juga dikenal ramai ketika sedang tak bermain. Terbukti ketika kelimanya hendak naik ke podium. Mulai anak-anak SMP dan SMA juga menyoraki. Tentu bukan sorakan dalam artian buruk.

Seluruh peserta memang sudah menjadi kawan. Makanya guyonan-guyonan seperti membuat gestur menempelkan satu jari seperti menyuruh para penonton diam ini juga membuat para pemain lain terhibur.(fud)

Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru

/