Niatnya membeli drum urung karena harganya mahal. Yang menuntunnya belajar membuat sendiri secara otodidak. Kini, karya-karyanya digunakan musisi nasional semacam Dewa 19 dan Bimbim Slank.
Terik matahari di langit Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, begitu menyengat. Tak mengherankan, karena saat itu jarum jam sudah menunjuk pukul 13.30. Mendung juga tak menghalangi sang surya siang itu.
Meskipun panas dan gerah, tak menyurutkan aktivitas orang-orang. Termasuk yang ada di salah satu galeri musik di desa yang lekat dengan keberadaan Kampung Inggris Pare itu. Galeri musik itu milik Agus Fatihin, pembuat snare drum dan peralatan akustik lain.
Dengan jenggot yang dikuncir karet, pria itu tengah mempersiapkan snare drum pesanan pelanggan. Mengumpulkan kayu yang digunakan sebagai bahan dasar alat musik pukul tersebut.
“Tempatnya masih berantakan,” ucapnya sembari mempersilakan wartawan koran ini. Pria 40 tahun itu kemudian merapikan tumpukan balok kayu ukuran 20 sampai 30 sentimeter tersebut.
Workshop milik Agus itu berukuran hanya 4×6 meter. Berada di samping kedai masakan Korea. Meskipun kecil tapi sudah melahirkan puluhan alat musik yang tersebar ke antero tanah air.
Di tempat kerjanya itu terdapat mesin pemotong dan alat untuk menghaluskan kayu. Bulan ini dia sedang menggarap beberapa pesanan dari luar daerah. Salah satu pemesannya adalah Yuke Sampurna, si pembetot bas grup band ternama tanah air, Dewa 19.
“Katanya (Yuke) ingin melengkapi peralatan di studio pribadinya,” terang Agus.
Menurut Agus, basis Dewa 19 itu tertarik dengan produknya karena sudah melihat hasilnya secara langsung. Kebetulan, karya Agus kerap dibawa dan dimainkan oleh drummernya, Agung Yudha Asmara.
“Snare yang saya buat untuk Mas Agung sering dibawa saat konser,” lanjut Agus bahagia. Air matanya menetes karena haru ketika melihat langsung snare yang dia ciptakan digunakan Dewa 19 saat konser di Madiun 5 Desember 2022 lalu.
“Tidak menyangka saja, dulu waktu sering main band selalu bawa lagu-lagu Dewa. Sekarang alat yang saya buat dimainkan saat konser,” ucapnya girang.
Bapak satu anak ini tidak pernah menyangka bila hasil karyanya diminati oleh para musisi nasional. Selain dapat pesanan dari musisi Dewa 19, ia juga pernah melayani pesanan Bimbim, pentolan Slank.
Bedanya, Bimbim memesan cajon. Alat musik pukul berbentuk kotak yang biasa digunakan sebagai pengganti drum pada grup akustik.
Selain musisi nasional, ada banyak musisi lain yang juga memesan snare drum dari dirinya. “Permintaan banyak dari Jakarta, di luar pulau juga ada dari Kalimantan juga,” beber Agus yang siang itu mengenakan kaus hitam layaknya musisi.
Sembari menyeruput kopi, Agus menceritakan awal mula dia menekuni pembuatan snare drum. Lulusan SMA swasta di Pare ini sudah menyukai musik sejak sekolah. Pada 2005, ia memutuskan merantau ke luar negeri. Negara yang ditujunya adalah Korea.
Pada 2012 dia pulang kampung. Memutuskan menghidupkan kembali hobi bermusiknya. “Saat itu pengen punya drum yang bagus tapi harganya sangat mahal,” kenangnya.
Karena tidak punya uang, dia berusaha membuat snare drum sendiri. Sambil melempar kenangan di masa silam, Agus selalu ingat perjalanannya yang panjang. Selama satu tahun pada 2013, dia hanya mencari cara agar snare drumnya tidak mudah pecah.
Proses paling lamanya adalah saat merekatkan kayu. Butuh lem khusus. “Saya sempat mencoba pakai lem kayu tapi gagal. Lalu ada banyak lem lainnya. Prosesnya setahun,” kenangnya.
Semua uji cobanya itu dilakukan secara otodidak. Bahkan pada saat itu, Youtube belum seperti sekarang. Sehingga butuh waktu panjang untuk mendapatkan bentuk yang pas. Termasuk lem khusus yang membuat snare drumnya lebih mantap dan kuat.
Barulah pada 2014 karya pertamanya laku. Dibeli temannya yang membuka studio musik. Saat itu dia membanderol harga Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta. Sekarang, harga terendah produknya Rp 3,5 juta dan paling tinggi Rp 15 juta.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.